Pernah dikhianati oleh cinta pertama membuat Andra Abimanyu patah hati terlalu dalam hingga ia tak percaya lagi akan seorang wanita. Dia menganggap semua wanita sama saja, ahli menyakiti dan suka sekali main hati dengan sekingkuh dan paling utama perkara uang. Andra muak dengan sikap mereka yang sok polos tapi mendewakan uang. Alhasil Andra memilih menjomblo hingga usia 30 tahun.
Dijodohkan beberapa kali oleh sang mama dan keluarganya tak membuat Andra segera menjatuhkan pilihannya. Tak peduli juga ledekan belok yang dialamatkan padanya.
"Mau sampai kapan kamu menolak perempuan? Gak semuanya seperti Faza, Ndra," sudah keberapa kali sang mama menasehati sang putra agar segera melepas masa lajangnya.
"Kamu juga punya adik perempuan, sudah menikah toh dia juga bisa setia pada suaminya," lanjut sang mama frustasi.
Andra hanya diam, lalu menghela nafas pelan. "Mama sabar ya, nanti kalau sudah jodoh Andra datang, pasti Andra juga akan menikah," jawab Andra santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERAGU
"Gimana?" tanya mama penuh harap. Usai makan malam, beliau masih saja meminta menikah besok. Saat makan malam pun pembicaraan full didominasi oleh mama, membujuk mereka agar setuju Macha dan Andra menikah besok. Bahkan papa sampai tersedak hingga wajah memerah.
"Macha sudah hamil?" sebuah pertanyaan dari papa, hasil menyimpulkan hebohnya mama. Baik Andra dan Macha tersedak bersama, sedangkan adik Andra sudah tertawa terpingkal. Sungguh, makan malam terkonyol yang mereka alami.
"Papa ini gimana sih, mikirnya jelek banget. Anak kita gak mungkin kayak gitu," omel mama menggebu. Sedangkan papa hanya diam saja, lah salah juga ya menebak hamil duluan.
"Ya terus kenapa harus dipercepat sih, Ma?" sepertinya kesabaran papa malam ini hanya setipis tisu.
"Macha hidup sendiri, Pak. Sebatang kara, bayangkan anak papa seperti itu. Gimana kalau sakit pas tengah malam, siapa yang akan membawanya di rumah sakit. Pasti Macha juga malas makan."
Macha bingung, kok jadi malas makan? Enggak kayak gitu juga. "Emang kamu malas makan?" tanya Andra.
Macha menggeleng. Tapi tidak untuk mama. "Ya pasti dia malas makan, Ndra. Gimana sih. Dia gak ada yang menemani. Biasanya kalau makan sendiri itu malas, sering mengabaikan. Bukan begitu, Cha?"
"Kadang, Ma!"
"Nah dengar kan. Bayangkan, Pa. Kalau dia sudah menjadi istri Andra, pasti ada yang menemaninya makan. Kalau sakit juga ada yang membawanya ke rumah sakit. Papa setuju kan, mereka menikah besok?"
Papa menghela nafas berat, "Kita tanya mereka saja, Ma. Mereka yang menjalani. Apalagi Macha juga masih sekolah, apa gak bahaya khawatir di drop out."
Penjelasan papa berhasil membungkam mama, seketika mama ingat bahwa calon mantunya masih SMA. Beliau pun tak lagi memaksa. Sampai Macha pulang, tak ada pembicaraan menikah besok lagi.
*****
"Kemarin menjemput siapa, Pak. Di SMA Negeri?" tanya Mutiara, sengaja berjalan beriringan dengan Andra menuju ruangan kepala sekolah.
Andra hanya menoleh lalu tersenyum tipis, awalnya tak menjawab, tapi jawaban menohok Andra membuat Mutiara terdiam seketika. "Calon istri," lirih Andra lalu masuk ke ruangannya. Berita pagi yang menyebalkan, emosi Mutiara tak bisa terkendali. Mendengar secara langsung dari Andra, sudah pasti hal itu memang benar. Apalagi seorang Andra tidak akan main-main masalah hati.
"Gak, ini gak bisa terjadi!" gumam Mutiara, otak liciknya segera menyusun rencana, tanpa menunggu lama Mutiara mengirim pesan pada Wanda meminta nomor gadis yang disebut calon istri Andra.
Gue kasih, tapi jangan bikin gara-gara. Murid gue anak baik, Muti'.
Mutiara sudah tak peduli, ia hanya menjawab oke pada Wanda, dan tak lama nomor Macha pun didapat. Mutiara tak sabar untuk mengirim pesan pada wanita saingannya itu. Tak pernah ia sangka, saingan mendapat cinta Andra adalah gadis remaja. Sebagai seorang yang pernah menikah, tentu tak terima kalau saingannya hanya sebatas anak SMA.
Calon istri Pak Andra Abimanyu ya?
Mutiara nekat, sangat nekat mengirim pesan itu pada Macha. Tapi ia tak peduli, ia akan melakukan segala cara agar Andra menjadi miliknya.
Bisa kita bertemu? tambah Mutiara karena pesannya juga belum dibalas. Wah, semakin kesal saja. Tak sabar menunggu, Mutiara kembali menuliskan pesan.
Saya harap kamu berhati-hati dengan Andra. Aku korbannya, kini ditinggal begitu saja. Dan mengajak kamu menikah, sebagai seorang perempuan aku yakin kamu gak tega mengambil pria yang masih belum selesai dengan masa lalunya.
Mutiara sengaja mendudukan dirinya sebagai Faza, ia tahu cerita Faza-Andra, maka ia akan memanfaatkan cerita itu. Namun masih belum dibalas, hingga pukul 12 teng, mungkin Macha juga sudah Ishoma, pesan beruntun Mutiara dibaca.
Maaf ini siapa?
Mendengar pesan masuk apalagi dari Macha, Mutiara pun langsunh fokus membalasnya.
Aku Mutiara, mantan calon istri Andra. Aku dibuang begitu saja, karena dia sudah bertemu sama kamu.
Macha terpaku membaca pesan itu, bahkan tangannya sedikit gemetar. Mikayla menyadarinya, "Kenapa, Cha?" tanya Kay heran. Macha mengarahkan roomchat, dan Mikayla langsung merebutnya, dan segera lihat foto profilnya.
"Cantik, Cha!"
"Ck, kamu mau manasin hati aku. Mantannya Mas Andra, nih." Macha mulai terbawa emosi dan langsung merebut kembali ponselnya.
"Lo percaya?"
"Sedikit."
"Dengar ya, Cha. Gue jamin, dan gue tahu Kak Andra hanya punya satu mantan, dan itu namanya Faza. Gue tahu cerita Kak Andra dari Bang Yudhis, gue pastikan valid."
Macha terdiam, hatinya masih percaya dengan pesan itu. Rasanya panas dan makan hati. "Gini mau nikah besok, lo aja langsung terhasut dengan orang luar!" ucap Mikayla menasehati. "Mending lo batalin acara taarufan lo deh, karena masalah kayak gini udah bikin lo cemburu dan gue yakin lo gak mau membahas duluan dengan Kak Andra. Gue hapal banget bagaimana lo, Cha. Daripada lo tersiksa mending berhenti sekarang."
"Kok kamu bilang begitu?" protes Macha.
"Ya elah, bukan apa-apa sih, gue cuma warning aja. Sebelum lo terlalu cinta, namun lo ragu karena ada wanita dari masa lalunya, dan lo gak mau lebih dulu cari tahu yang sebenarnya. Main percaya aja, harusnya kalau lo memutuskan mau nikah sama Kak Andra, lo wajib tanya siapa dia. Dengar penjelasannya, dan lo ungkapin uneg-uneg dalam hati lo tentang perempuan itu."
Macha terdiam, kenapa dirinya seperti gadis labil. Biasanya dia akan cuek dengan omongan orang lain, apalagi kalau tidak benar. Tapi kini, untuk urusan hati Macha mudah meragu. "What will i do, Kay?" tanyanya frustasi.
"Tanya sama Kak Andra, aku percaya banget Kak Andra bukan laki-laki yang mudah mengumbar janji nikah. Feelingku sih, perempuan itu salah satu yang ditolak Kak Andra."
"Begitu ya?"
Mikayla mengangguk, "Bukankah kepercayaan sebagai dasar menjalin hubungan selain rasa sayang dan cinta?"
"Kamu benar, Kay!" Macha pun sangat berterimakasih mendapat nasehat dari sang sahabat.
cowo pemelihara = sugar Daddy
jangan kebalik Thor 🙏