Kehilangan cinta di masa lalu membuat Jupiter kehilangan hasratnya kepada wanita, akan tetapi tuntunan keluarga untuk ia segera menikah membuatnya mencari calon istri dadakan. Hingga pilihannya jatuh kepada seorang gadis remaja yang tak sengaja ia temui. Bagaimana kehidupan Jupiter selanjutnya, ikuti terus ceritanya di Gairah Tuan Muda Impoten.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Sepertinya meminta Alex untuk mengajarinya adalah hal yang sangat sulit, jangankan mau membantu mendengarkan ucapan Venus saja ia merasa enggan. Bahkan jika Venus bertanya, Alex benar-benar tidak mau menjawab sebegitu tidak sukanya Alex pada Venus.
Ya Alex memang sangat tidak menyukai Venus, pria tampan dan mapan itu tak lebih dari pria manja dan egois di mata Alex. Alex sangat tidak suka pada sikap Venus yang selalu berbuat sesuka hati, egois dan selalu ingin menang sendiri. Berdirinya Salma di belakang Venus, membuat sikap Venus semakin arogan. Untuk itulah Alex sangat tidak menyukai Venus. Apalagi Venus ingin berlatih untuk mengalahkan adiknya, tentu Alex tidak akan pernah mau melakukan itu. Yang benar saja, tidak mungkin ia akan membantu musuh adiknya itu.
Setelah seharian bekerja kini Jupiter ingin segera sampai ke rumah dan bertemu dengan istri cantiknya, ia sudah tidak sabar ingin melihat wajah lucu dan menggemaskan dari Moza. Karena wajah cantik itu dalam sekejap akan menghilangkan rasa lelahnya . Rasanya Jupiter sudah tidak sabar ingin segera main jungkat-jungkit lagi dengan Moza. Kebangkitan dari gagang sapu membuatnya sangat bersemangat untuk segera mencobanya lagi. Pasti akan sangat menyenangkan jika burung kesayangannya bermain ehem-ehem dengan istri yang sangat dicintainya.
Sesuai dengan perintah Alex, saat sebentar lagi Jupiter sampai. Alma harus segera keluar dari kamar Moza. Alex tidak ingin adiknya yang baru matang itu harus melihat adegan mesra dari manusia planet dan juga istrinya. Alma pun menuruti perintah dari Alex dan segera keluar dari kamar Moza. Ia pun langsung menuju kamar yang sudah ia siapkan untuknya oleh para pelayan.
Tadinya Alex menyarankan jika Alma bekerja dengan cara pulang pergi saja, akan tetapi Jupiter meminta Alma untuk tinggal di rumahnya saja. Agar ia bisa dengan mudah melindungi istrinya.
Dengan langkah yang tidak sabar, Jupiter langsung menuju ke kamarnya dan ingin segera memeluk Moza. Saat Jupiter masuk kedalam kamar, ia melihat Moza tengah berias di depan meja riasnya. Sepertinya Moza baru saja selesai mandi. Jupiter semakin bersemangat saja saat melihat Moza. Moza yang menyadari suaminya baru saja masuk kedalam kamarnya langsung memasang wajah malu-malu kambing. Semakin gemas saja planet ini.
"Kak Jupi kau sudah pulang?" ucap Moza dengan senyum merekah di wajah cantiknya. Tanpa menjawab pertanyaan dari Moza, Jupiter pun langsung menghampiri Moza dan kemudian langsung memeluknya. Ia menempelkan bibirnya di ceruk leher Moza dan kemudian menghirup aroma Moza yang sangat memabukkan baginya. Aroma yang kini bahkan sudah membuatnya menjadi candu dan ingin selalu berada dekat dengannya.
"Ya ampun Kak Jupi geli," ucap Moza. Namun, bukannya ia melepaskan Moza Jupiter malah semakin erat memeluk Moza. Ia juga memberikan kecup4n dan juga gigitan-gigitan kecil di leher jenjang Moza. Serta memberikan beberapa tanda cintanya di sana.
Moza pun kini hanya diam dan menikmati setiap sentuhan - sentuhan Jupiter padanya. Begitu pun dengan Jupiter yang sangat menikmati setiap inchi tubuh Moza yang membuatnya ingin terus dan terus menyentuh Moza.
Jupiter pun menggendong tubuh mungil itu dan membawanya ke atas ranjang dan langsung mencium bibir Moza yang sedari tadi sangat menggodanya. Mereka pun melanjutkan kegiatan mereka yang terlihat sangat saling mendamba. Tanpa mereka tahu, jika di depan kamar mereka ada seseorang yang tengah menempelkan telinganya rapat - rapat pada pintu kamar itu. Sepertinya pria itu lupa, jika kamar Jupiter memakai peredam suara. Jadi tidak mungkin ia akan mendengar suara dari dalam.
Planet menyebalkan ini kini berubah menjadi planet kepo yang suka sekali menguping, dan perbuatannya itu diketahui oleh Alma yang baru saja keluar dari kamarnya. Niat hati ingin mengambil minum, akan tetapi ia malah dikejutkan oleh pemandangan konyol di depannya Kini ia tengah melihat manusia planet itu sedang menguping dan terus mencari posisi karena ia tidak mendengar suara apapun dari dalam sana.
Alma yang gemas melihat kelakuan Venus langsung menghampirinya dan kemudian memu-kul b0k-ong Venus dengan kencang hingga ia terjingkat saking terkejutnya.
"Aawww ...!" pekik Venus.
"Sedang apa kau disitu, dasar tukang intip!"
"Apa!" untuk kedua kalinya harga diri Venus tercabik - cabik oleh Alma. Malu sudah pasti, marah tentu akan tetapi rasa malu lebih dominan ia rasakan saat ini.
"Astaga..."