Sama-sama mendapat julukan HOT, membuat Zain Alando, publik figur papan atas yang digilai para wanita yang kini berusia tidak muda lagi, dan menyandang status duda beranak satu. Begitu pun juga, Hazel Carter, pemilik perusahaan ternama yang menyandang status sebagai janda, yang juga beranak satu.
Mengharuskan kedunya sering bertemu, karena anak-anak mereka selalu membuat masalah di sekolah.
Apakah dari sering keduanya bertemu, akan membuat hati keduanya tumbuh benih-benih cinta, setelah bertahun tahun mati suri karena ditinggal orang terkasih mereka untuk selamanya?
Yuk ikuti kisah mereka yang akan membuat kalian senyum-senyum sendiri, dengan kegilaan para tokohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Ini?
"Eleh," sambung Hazel setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang suami. "Aku kira akan percaya, big no!"
"Apa kamu butuh bukti?" tanya Zain.
"Oke buktikan saja," jawab Hazel yang kini menurunkan sebelah dress rumahan yang dikenakannya, hingga pundak mulusnya terlihat jelas olah Zain. Dan sekarang Hazel tertawa, pasalnya Zain yang baru saja melihat pundak mulusnya, kini memalingkan wajahnya. "Kanapa? Katanya mau membuktikan jika kamu normal," ledek Hazel setelah menghentikan tawanya.
Membuat Zain tidak menanggapi ucapan dari istrinya tersebut. Karena sekarang dia beranjak dari tidurnya, lalu mendekati Hazel dan mengungkung tubuhnya.
Namun, tidak mendapat penolakan dari Hazel, yang ingin membuktikan jika Zain benar, pria yang tidak normal. Yang ada, Hazel kembali menurunkan dress rumah yang dikenakannya, hingga setengah kedua gunung kembarnya yang sudah tidak terbungkus sedari tadi sebelum makan malam, karena memang Hazel jarang menggunakan pembungkus gunung kembarnya ketika dirumah, kini terpampang nyata oleh kedua mata Zain yang berada di atasnya.
Zain pria normal, melihat apa yang sedang di tatapnya dia begitu mengagumi gunung kembar tersebut, meskipun hanya terlihat setengahnya saja.
"Heh, kenapa diam saja, katanya mau membuktikan, tapi melihat begini saja sudah bingung, dasar tidak normal," ledek Hazel lagi, sambil tersenyum sinis.
Namun, senyum itu hilang, ketika salah satu tangan Zain menurunkan dress yang di kenakannya, hingga gunung kembar miliknya terlihat seutuhnya. Lalu Zain menghisap salah satu choco chips yang berada diatas gunung kembarnya.
"Emm," desaahan keluar begitu saja dari bibir Hazel. Saat tubuhnya merasakan, rasa yang dulu pernah dia rasakan saat sang suami menghisap choco chips miliknya. "Sayang," refleks Hazel mengatakan panggilan kesayangan pada sang suami, yang sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya, saat Zain terus menghisap choco chips miliknya sambil meremas pelan gunung kembarnya, hingga rasa nikmat yang sedang dirasakannya menjalar keseluruh tubuhnya.
Namun, sejurus kemudian, Zain menghentikan aksinya, saat kewarasannya kembali. Dan Hazel yang tadi memejamkan matanya, karena nikmat yang sedang dirasakannya, kini membuka kedua bola matanya, lalu menatap Zain yang berada di atas tumbuhnya sedang termenung.
"Hanya segitu?" tanya Hazel, entah untuk meledek atau dia ingin merasakan lagi apa yang baru saja dirasakannya.
Namun, tidak di balas oleh Zain yang langsung turun dari tempat tidur, dan menuju sebuah sofa yang ada di dalam kamar tersebut tanpa mengatakan apa pun.
Dan saat sudah tiba di sofa tujuannya, Zain menjatuhkan tubuhnya dengan kasar, lalu memijat kepalanya, saat tiba-tiba mengingat sang istri yang sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya. "Maafkan aku, sayang," batin Zain yang langsung memejamkan matanya, tidak peduli dengan celotehan Hazel yang terus mengejeknya.
"Dasar, memang tidak normal kau," teriak Hazel lagi sambil membetulkan dress rumahan yang dia kenakan. Lalu tersenyum, entah mengapa dirinya begitu bahagia merasakan apa yang baru saja dia rasakan. "Sayang, aku merindukan kamu," ucap Hazel yang langsung menyambar foto sang suami yang berada di atas meja nakas, dan memeluknya dengan sangat erat.
Pagi hari, Zain membuka kedua bola matanya, saat jam yang berada di dalam kamar tersebut sudah menunjukkan pukul enam pagi. Dan rasa pegel dia rasakan di seluruh tubuhnya, mungkin efek dia tidur di sofa.
Lalu ia melihat kearah tempat tidur dimana Hazel masih terlelap diatas kasur.
"Istri macam apa, jam segini masih tidur," ujar Zain, membandingkan Hazel dengan istri pertamanya yang menurutnya sangat sempurna, dimana setiap pagi, Zain selalu dibangunkan sang istri dengan kelembutan.
Kemudian Zain beranjak dari sofa, dan menuju kamar mandi sambil menggelengkan kepalanya menatap pada Hazel.
Zain yang sudah berada di dalam kamar mandi langsung menautkan kedua alisnya, ketika melihat benda menyerupai alat reproduksi pria berada diatas wastafel, dan Zain pun langsung mengambil dan mengamati benda tersebut. "Apa ini?"
Bersambung..................
jngn2 berjodoh nih mereka