Married To Fierce Boss

Memang benar keputusan Loralei untuk tak percaya dengan perubahan Agathias kalau pria itu mendadak baik dan jinak. Untung ia belum sempat meminta maaf karena selalu berpikiran buruk. Nyatanya, memang begitu.

Loralei menggigit lidah Agathias yang memaksa menarik lidahnya. Saat pria itu menyudahi ciuman, ia ingin mendorong tubuh kekar yang mendekapnya. Tapi, tidak bisa karena suaminya berat bagaikan batu besar.

“Kenapa kau selalu melakukan apa pun yang aku tak suka?” Loralei menatap penuh kebencian.

“Mana yang tidak kau suka? Tadi aku sudah bertanya padamu tentang gambar perhiasan. Kau mengatakan bahwa suka.” Membantah Agathias adalah sesuatu yang mustahil. Dia pasti akan menang kalau adu mulut dengan Loralei.

“Ya ....” Tidak-tidak, Loralei tak boleh membenarkan. “Tapi bukan begitu juga konsepnya. Suka belum tentu harus dibeli.” Haduh, pusing juga menghadapi sifat pemaksa Agathias.

“Aku tak peduli, yang penting kau sudah melakukan transaksi dengan uangku.” Agathias menutup MacBook yang sejak tadi ia tinggalkan. Menggeser benda-benda yang ada di atas meja bar. Mengangkat tubuh Loralei supaya terduduk di sana.

Masa bodo Loralei mau menolak terus. Lagi pula, wanita itu tidak ingin rugi, bukan? Agathias sudah belikan satu set perhiasan dengan berlian yang amat berkilau. Kalau menanti istrinya menggunakan uangnya, bisa-bisa hasrat tak pernah bisa disalurkan.

Bibir Agathias terus mencium Loralei. Walau awalnya tidak dibalas, tapi semakin lama wanita itu juga mengimbangi dan kali ini menjadi saling tarik menarik lidah.

Ada seringai di bibir Agathias. Tak hanya sekedar bibir yang bekerja, tapi tangan juga nakal menggerayang ke mana-mana.

Jemari kekar Agathias menyusup masuk ke dalam kaos yang dipakai oleh Loralei. Menuju punggung untuk melepaskan kaitan bra sehingga ia bisa menangkup dua buah amat kenyal yang pas sekali dalam genggaman tangan.

Agathias memberikan pijatan di sana, sembari jari mengusap bagian ujung yang mulai terasa menonjol. Dia bisa merasakan kalau Loralei mulai menggelinjang, pasti sedang geli oleh aksinya.

Bibir Agathias menyudahi ciuman. Tapi ia beralih untuk memberikan sesap di kulit leher Loralei sampai membuat warna merah ditinggalkan.

Segala aksi yang dilakukan Agathias mampu membuai Loralei. Tidak ada lagi sepasang tangan yang berusaha mendorongnya pergi. Jadi, tentulah kesempatan itu digunakan untuk melancarkan gairah di bagian tubuhnya yang sudah memberontak ingin dipuaskan.

Semakin ke bawah, Agathias mengangkat kaos sang istri hingga memperlihatkan dua bagian tubuh Loralei yang kembar. Menatap sebentar ukuran yang cocok untuknya, dan ia menyambar ujung tumpul kecil berwarna merah muda. Menggerakkan lidah dibagian sana dan tangan kanan tetap memijat.

“Aku suka bagian tubuhmu yang kembar. Jadi, ini adalah milikku.” Agathias berbicara dan meninggalkan kecupan pada dada.

Loralei mencebikkan bibir. Sudah dibuat melayang tapi pada akhirnya disudahi juga. Namun, ternyata ia salah, Agathias justru melakukan hal lain. Ada tangan kekar terasa masuk ke bawah sana.

Tubuh Loralei menggelinjang seiring rasa geli menjalar dan mengalirkan aliran listri dari area yang mendapatkan usapan jemari. Itu mengenakkan.

Percayalah kalau saat ini Agathias sembari tersenyum melihat wajah Loralei merem melek. “Benci, tidak suka, selalu menolak, dan katanya tidak bergairah saat kondisi sadar. Nyatanya menikmati juga.” Ia berbisik di telinga sang istri.

Sengaja Agathias membangkitkan keinginan sang istri. Dan ketika melihat Loralei terbuai oleh permainan tangan serta bibirnya, pria itu mengakhiri. “Aku sudah cukup.”

Loralei menatap dengan raut kecewa. Yang benar saja, baru diangkat tinggi ke angkasa, tiba-tiba diakhiri begitu saja? Bayangkan betapa pusing kepalanya.

“Kau sudah memberiku perhiasan.” Loralei menarik baju Agathias agar mendekat lagi. “Ambillah bayaranmu.” Ia melepas sendiri kaos serta satu kain kecil, hingga bagian atas terpampang nyata di depan mata.

Dipersilahkan seperti itu, mana mungkin dilewatkan begitu saja. Tentulah dengan senang hati Agathias melanjutkan aksinya, dan melakukan di meja bar.