Kayla di tinggalkan ibu nya ketika dia masih kecil ayah nya menikah lagi dengan janda anak satu yang berbeda hanya satu tahun dengannya.
setelah ayah nya menyusul ibu Kayla untuk selama nya ibu sambung Kayla ingin memiliki semua harta dan peninggalan saya ayah dan menikahkan Kayla dengan orang yang telah beristri tiga.
Akan kah Kayla dapat hidup bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citra Khalifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan layla
Setelah perjalanan yang cukup panjang, Layla dan mamah Caca kini mereka berada di apartemen yang katanya milik Richard.
" Richard apa benar ini apartemen milik kamu?" Tanya mamah caca merasa takjub melihat isi nya yang sudah lengkap walaupun itu memang standar nya apartemen.
Richard hanya tersenyum sinis ketika menanggapi ucapan mamah Caca
"Pasti mahal ya beli rumah disini" ucap nya kembali sambil berkeliling di ruangan tersebut.
"Aku tak banyak waktu!!" ucap Richard pada Layla sebagai tanda kalau Layla harus segera pamit pada ibu nya untuk mengikuti semua kemauan Richard tersebut.
Layla yang mendengar ucapan Richard pun mengerti dan menghentikan aksi mamah nya.
"Mah.... Aku akan pergi sebentar dengan Richard ada keperluan yang aku harus selesaikan jadi mamah aku tinggal disini kalau mamah mau makan mamah masak saja sendiri dan jangan menunggu ku untuk pulang ya"
"Aku akan bawa kunci saja jadi mamah bisa tidur saja dulu" lanjut nya agar mamah nya tak meneror nya ketika dia sedang bersama kekasih nya ini.
"Ok kamu pergi saja tapi mamah minta kamu tinggalkan beberapa yang untuk mamah jika nanti mamah mau keluar makan atau membeli sesuatu"
Layla pun berdecak mendengarkan permintaan sang mamah yang tak pernah jauh-jauh dari masalah keuangan.
"Ini.... Cukupkan!!" Layla menyodorkan beberapa lembar pecahan uang merah pada mamah nya yang ketika melihat uang tersebut mata nya berbinar terang.
"Makasih kamu memang anak mamah yang sangat pengertian" mamah Caca sambil tersenyum dan menciumi uang tersebut.
Richard yang melihat itu pun seketika memutarkan mata nya malas.
"Apa sudah beres?!" tanya Richard yang sudah malas mendengar permintaan mamah Caca tersebut.
"Sudah mah aku pergi" Akhir nya Layla dan Richard pun meninggalkan mamah Caca sendirian di apartemen tersebut yang selalu antusias dan penasaran dengan isi apartemen itu sendiri.
"O.... seperti ini ya isi apartemen itu beruntung sekali aku bisa tinggal di sini, kalau Layla bisa nikah dengan Richard pasti semua yang anakku mau akan dia turuti dan aku pasti akan hidup dengan nyaman dan semua kebutuhanku akan terpenuhi tak seperti sekarang kaya orang maling harus lari lari huft...." kini mamah Caca pun merebahkan tubuhnya di sofa yang terdapat di ruang tamu.
"Ini sofa nya aja empuk kaya gini pasti deh mahal banget, aku mau lihat kamar dulu deh" dia pun berlalu dari ruang tamu dan menuju kamar yang terdapat di ruangan tersebut.
"Ternyata ada dua kamar ya? Tapi kamar ini yang gede dan pemandangannya bagus. Aku pilih ini saja biarkan Layla di sebelah"
Mamah Layla pun tanpa sadar sudah lelap dibuai alam mimpi karena tempat tidur di sana sangat lah nyaman.
Di tempat lain Layla yang di bawa oleh Richard pun kini telah tiba.
"Richard tempat apa ini?"
"Aku harus menemui temanku di sini, turun lah nanti setelah itu baru kita ke hotel" Ajak Richard pada Layla.
Layla tanpa membatah pun turun dari dalam mobil tersebut karena Layla tau sifat Richard kalau sudah marah.
Layla memperhatikan sekeliling tempat tersebut banyak sekali wanita yang memakai pakaian sangat terbuka di sana sini tubuh mereka.
Richard berjalan di depan Layla dan membiarkan nya yang sedang mengamati semua orang yang berada di sini.
"Malam bos" ucap salah seorang berbadan kekar yang sedang berjaga di depan pintu.
Richard tak menanggapi nya dan berlalu dari sana sementara Layla tersenyum pada mereka dan tak mendapati tanggapan apapun dari mereka.
"Ish sombong amat sih, cuma penjaga pintu aja sombong!!" ucap Layla sambil berlalu dari hadapan dua orang tersebut.
Didalam Richard mengedarkan pandangannya melihat sekitar ruangan tersebut yang sudah mulai di padati pengunjung dan musik yang menyentak kan telinga.
Layla yang tak sadar kalau Richard berhenti pun menabrak punggung Richard.
"Maaf Richard aku tak sengaja" ucap nya tak terdengar karena musik yang sangat kencang.
Tanpa berkata Richard menarik tangan Layla untuk masuk lebih dalam lagi.
"Dimana tuan Brian berada?" tanya Richard pada salah seorang pegawai di sana.
"Mari saya antar tuan" ucap nya sambil menuntun jalan di depan bagi Richard dan Layla.
Richard pun membuka pintu VVIP yang di pesan oleh Brian.
"Malam bos.."
Brian yang mendengar salam seseorang menghentikan minum nya dan memandang ke arah Richard.
"Ya kau sudah datang?!"
"Sudah bos..."
"Duduk lah. Siapa itu yang kau bawa kemari apa p* as n*fs* mu yang baru?!" sarkas Brian yang sudah tau tabiat dari Richard selalu saja Gonta ganti perempuan.
"Dia teman saya bos" ucap Richard yang membuat mata Layla melotot sempurna karena dia dianggap hanya sebagai teman oleh Richard.
"Maksud kamu apa Richard?! Bukankah kita ini pacaran?!" Tekan Layla pada Richard.
"Kalau kalian mau ribut jangan disini aku mau bersenang-senang dengan wanitaku" ucap Brian yang mampu membuat Layla berhenti dan memilih diam.
"Ada apa bos memanggil ku?"
"Aku ada pekerjaan untuk mu karena aku juga harus mengawal tuan besar jadi kamu harus mengawal nona muda sebagai pengawal bayangan apa kau sanggup? jika kau tak sanggup aku akan memberikan pekerjaan ini pada yang lain!" Brian tegas walaupun terlihat santai.
"Baik bos aku akan laksanakan"
"aku percaya kau bisa dan jangan sekali-kali kau lengah dalam pekerjaan ini jika kau lengah dan membuat nona muda terluka atau dalam bahaya maka nyawamu lah pengganti nya mengerti!!"
"Mengerti bos"
"Ya sudah kalau kau mau bersenang-senang dengan wanita itu silahkan tetapi ingat pekerjaanmu!!"
"Siap bos dan terimakasih atas pengertiannya" Brian melihat ke arah Layla yang sedari tadi cemberut.
"Seperti nya aku pernah melihat wanita itu tapi dimana?" Brian mengingat tetapi tak menemukan jawabannya hingga akhirnya Brian memilih melupakan hal tersebut.
Richard menarik Layla dan membawa nya ke ruang VIP.
"Kita disini dulu, aku ingin minum sedikit" ucap Richard kepada Layla.
"Dan kamu harus menemani aku"
Layla tak dapat membantah kalau dia membantah dia tak tau harus kemana. Alamat apartemen yang tadi saja dia tak tahu.
Beberapa lama kemudian Richard mencekoki Layla dengan minuman yang dia sudah pesan, sedangkan Layla yang notabene nya tak pernah menyentuh minuman itu pun merasakan keanehan ketiak masuk ke tenggorokan nya.
"Richard minuman apa ini? Mengapa rasa nya aneh sekali?"
Tanya Layla kepada Richard.
"Ini adalah minuman yang paling enak dan mahal di sini" Richard tersenyum sinis kepada Layla
"Kenapa tiba-tiba kamu menjadi dua?" Layla sambil memegangi kepala nya yang mulai terasa pusing.