NovelToon NovelToon
My Guardian Devil(Bima & Ellena)

My Guardian Devil(Bima & Ellena)

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Identitas Tersembunyi / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:68.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

Suamiku punya dua identitas? Mana yang benar?

Demi adik yang sedang tertidur panjang dalam komanya, Ellena akhirnya memutuskan menerima ajakan menikah dari seorang pria yang paling dia benci. Namun, apakah lelaki itu memang sejahat itu? Seiring berjalannya waktu, Ellena mulai meragukan itu. Akan tetapi, kehadiran sosok Darren yang tak pernah Ellena ketahui keberadaannya selama ini, seketika membuat keraguan Ellena kembali menguap. Mana sosok asli yang sebenarnya dari suaminya? Bima atau Darren?


Selamat datang di dunia percintaan yang bertabur intrik perebutan harta dan tahta!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Suasana toko bunga Adelis sore ini terlihat berbeda. Banyak orang yang berkumpul namun tampak tidak ada niat untuk memasuki toko. Mereka hanya berdiri mengepung sesuatu di luar sana. Mungkin ada artis yang lagi jumpa fans atau apa. Karin yang penasaran segera melangkah keluar. Tatapan galaknya sudah mulai muncul. Dirinya sudah bersiap memarahi siapapun artis yang menjadikan depan tokonya tempat jumpa fans tanpa membayar sewa.

Karin membelah lautan manusia di depannya yang sebagian besarnya adalah wanita-wanita genit. Karin berdecih kesal seraya memandang geli ke arah mereka. Kemudian, setelah berhasil membelah kerumunan, dirinya terpaku di tempat. Ia menatap seorang pria tinggi berkulit tidak terlalu putih, memiliki hidung mancung dan wajah tampan maksimal. Pria itu terbalut celana bahan berwarna biru. Jasnya yang berwarna senada sudah di lepas dan hanya di tenteng nya di tangan sebelah kiri.Dua Kancing teratas kemeja putihnya sudah di lepas dengan dasi yang masih menggantung namun dengan posisi yang sudah acak-acakan.

Karin melangkah takjub mendekati pria tampan itu dan berhenti tepat di depannya. Keduanya saling melempar tatapan yang seolah tak ingin saling melepas. Namun, yang selanjutnya terjadi membuat semua orang tak pernah menduganya. Sebuah pukulan keras mendarat di atas kepala pria itu. Ya, Karin memukulnya. Berhubung pria di depannya memiliki tinggi menjulang, Karin harus berjinjit meski sudah memakai heels 10 cm.

PLAK !!! Setelah pukulannya mendarat, wajah Karin yang awalnya terpesona langsung kembali ke aslinya. Galak. Kedua tangannya sudah di letakkan di pinggangnya.

"Dasar, bocah kurang ajar. Udah parkir sembarangan, ngapain lagi tebar pesona di sini ha ?? Kamu lihat, berapa banyak orang yang kumpul di sini gara-gara kamu ?". Sungut Karin kesal.

Lelaki itu memegang kepalanya yang di pukul Karin. Ia mengaduh kesal. "Sakit mba ! Kenapa sih, galak banget ?".

"Heh, Bima Dirgantara ! Kamu pikir kamu artis ? Tahu nggak ? Gara-gara kamu, toko bunga saya gak ada yang mau masuk karena fans-fans kamu ini." Ucap Karin galak sambil menunjuk sekeliling mereka yang di penuhi banyak orang untuk sekedar mengambil foto Bima.

Lelaki yang ternyata adalah Bima itu ikut mendelik galak. "Memangnya salah aku kalau aku ganteng dan terkenal ?".

Kembali Karin mencubit Bima. "Ish,,, anak ini ! Kamu itu bisa nggak sih nggak ngelawan sama mba ?".

"Ya, mba Karin sendiri kan yang mulai ? Lagian aku di sini cuma mau jemput Ellena. Bukannya mau jadi pusat perhatian begini." Bima mengerucutkan bibirnya persis anak kecil yang sedang merajuk.

"Kalau mau jemput, Ellena masuk kek ke dalam toko. Jangan nunggu disini. Tuh, lihat ! gara-gara kamu, toko saya bisa rugi " Karin masih saja mengomel. Masih dalam keadaan

kesal, ia mengusir semua orang yang berkumpul hingga semuanya berlarian karena takut.

"Tuh, liat El ! Mba Karin serem kan kalau marah ?". Mba Dina berbisik kepada Ellena yang sedang melihat pertunjukan kemurkaan Karin lewat kaca toko bersama pegawai lainnya.

Eko mengangguk. "Iya, El ! Kamu nggak tahu aja gimana tersiksanya kami selama Nyonya Hanin nggak ada. Sakit telinga kita, El !".

Ellena menoleh, menatap Eko lalu tertawa. "Syukur kalau telinga mas Eko doang yang sakit. Bukan hatinya."

Eko balas menatap Ellena. "Ish,,, orang lagi serius malah di bercandain."

Mereka masih asyik menonton drama di depan mereka hingga akhirnya mereka terciduk tatapan galak milik Karin. Melihat Karin yang mulai menampakkan tanduknya, segera mereka bubar dan berpura-pura mengerjakan tugas masing-masing. Ada yang berpura-pura mengelap kaca toko, ada yang berpura-pura menyapu lantai dan ada pula yang berpura-pura sedang merapikan bunga. Saat Karin masuk, mereka menoleh sejenak lalu kembali melanjutkan kepura-puraan mereka.

"El !". Panggil Karin.

Ellena menoleh. "Saya mba ?".

"Tuh, di tunggui Bima. Sana pulang !". Ucap Karin sambil bersedekap dada. Masih ada rasa kesal dalam kalimatnya meski Ellena tahu bahwa Karin bukan marah padanya.

"Tapi mba, waktu pulang saya kan masih 15 menit lagi." Tukas El seraya melirik jam tangan di pergelangan kirinya.

Karin melambaikan tangannya ke depan. "Sudah, gak apa-apa. Kali ini mba kasih toleransi. Daripada toko saya jadi tempat jumpa fans lagi."

"Tapi saya nggak enak sama anak-anak yang lain."

Karin menghembuskan nafas panjang sebelum bersuara keras. Adik iparnya ini keras kepala juga.

"Kalian ada yang keberatan kalau Ellena pulang duluan ?".

Dengan kompak, pegawai lain menggeleng. Kemudian Karin mengangkat bahunya. "Lihat kan ?".

Kemudian dia melangkah masuk ke dalam dan keluar dengan tas Ellena yang berada di tangannya.

"Sana pulang !". Ucapnya sambil menyerahkan tas Ellena.

Ellena menerima tasnya. "Makasih mba ! Kalau gitu, El duluan ya !".

"Oh, iya El ! Ntar malam mba boleh mampir ya ? Kata tante Puspa masakan kamu enak banget. Mba pengen nyobain dong."

Ellena mengacungkan jempolnya. "Sip ! El tunggu di rumah kalau gitu !".

Ellena lalu berpamitan kepada teman-temannya dan melangkah keluar menghampiri Bima.

"Lama banget sih ?". Celetuk Bima sesaat setelah Ellena masuk dan menutup pintu mobil.

"Bapak tahu nggak ini jam berapa ? Baru jam 5 kurang, pak ! Saya harusnya belum boleh pulang."

Bima hanya diam lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Tadi mba Karin bilang apa ke kamu ?".

"Katanya mau mampir buat makan malam."

"Oh ".

Hanya jawaban singkat itu yang Ellena dapatkan dari penjelasannya. Mulutnya mencebik kesal lalu memutuskan memandang keluar ke arah jendela seperti biasa. Berada semobil dengan Bima selalu membuat Ellena merasa bahwa waktu berlalu sangat lambat.

"Wah, enak banget makanannya. Ternyata, tante sama om jago banget pilih mantu." Puji Karin setelah makan malam selesai. Mereka semua kini sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menonton televisi.

Tuan Satya berdehem lalu memperbaiki kemeja santainya. Rasa bangga jelas terpatri di wajahnya setelah mendengar pujian Karin. Begitu pun dengan Nyonya Puspa. Hanya satu wajah yang terlihat tidak senang hari ini. Siapa lagi kalau bukan Bima, suami menyebalkan Ellena yang sialnya di anugerahi wajah tampan. Benar kata pepatah lama. Tak ada manusia yang sempurna. Lihat saja si manusia kutub di samping Ellena ini. Jika hanya diam, orang orang akan mengatakan bahwa dia adalah titisan dewa yunani. Tetapi jika sudah berbicara, rasanya seperti Lucifer si iblis yang di buang dari surga.

"Nggak usah di puji terus. Tuh lihat, kepalanya udah mulai tambah gede." Ejek Bima.

"Wah, Bima cemburu sama istri sendiri." Suara tawa Karin meledak. Tuan Satya dan Nyonya Puspa ikut tertawa. Bima hanya mendengus kesal. Yang anak kandung di rumah ini sebenarnya siapa ? Bima atau Ellena ?

"Apaan sih ? Dasar orang tua tukang cemburu."Bisik Ellena pelan agar orang lain selain Bima tidak mendengarkan.

Bima berdecih kesal. "Orang tua pencemburu ? Berani banget kamu ngatain saya."

"Saya nggak ngatain kok ! Tapi itu fakta."

Mereka kini sudah saling melempar tatapan segalak mungkin satu sama lain. Seolah saling mengerti maksud satu sama lain meski tidak bersuara. Bukankah mereka sangat cocok ?

1
Aqilla Nuril
yang membunuh temanya aslinya Hunter dan Sam yg mengaku membunuh dan menyuruh Hunter untuk kabur
Aqilla Nuril
yang menghamili namanya DANTE kak,, aku juga udah sering baca,tetep aja nangis😄😄
Ana Meinardi
Luar biasa
🌹bunda 2A & 2S🌹
Hadeeh ulet buluh mulai munculll....
🌹bunda 2A & 2S🌹
🤣🤣🤣🤣🤣
🌹bunda 2A & 2S🌹
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🌹bunda 2A & 2S🌹
woww.....akhirnya darren muncul juga
🌹bunda 2A & 2S🌹
dah bolak balik baca tpi masih tetap suka ama karya mu Thor....
𝖓𝕯o🕷
gemesinnn
💕💕syety mousya Arofah 💕💕
q udah BCA ketiga kalinya loh thorrrr
Rini Astuti 10
sudah yg keberapakali ya saya baca ini tapi gk ada bosen nya ,6kali baca kayak nya ..tapi selalu kangen
fitriani
sultan ma bebas kado ultahnya anti mainstream🤭🤭🤭
fitriani
wkwkwwkwkwk bsk2 jgn senyum y sam serem kasihan yg lht lgsg kabur tunggang langgang🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
astaga bima bnr2 y racun bgt🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣ada2 aja kelakuan daniel si bocah tua🤭🤭🤭🤭🤭🤭bnr kata daniel kl ada penghargaan org paling menyebalkan pasti pemenangnya darren krn omongannya bnran terjadi bwt daniel😂😂😂😂😂
fitriani
wkwwkwkkwwkk bnr2 y si darren org udah naik darah dy ma santai bgt😂😂😂😂
fitriani
wkwkwkwkwk darren ma bnr2 y egonya dr dulu gak turunn2😂😂😂😂😂
fitriani
owh jadi krn itu dulu sam dikejar2 sama agen yg lain
fitriani
bisa gak sih darren sekali aja kamu denger penjelasan daniel dgn baik krn memang dy gak salah
fitriani
y ampun sam dlm keadaan kyk gini masih bisa ngelawak dy😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!