My Guardian Devil(Bima & Ellena)
Jam menunjukkan pukul 8 pagi saat Ellena sudah berdiri tepat di depan toko " Beauty & Me" tempatnya bekerja. Sudah 2 tahun ia bekerja di tempat ini sejak ia lulus sekolah menengah atas. Karena keterbatasan biaya , akhirnya Ellena yang akrab di sapa El, akhirnya harus mengubur impiannya menjadi seorang fashion designer.
Diliriknya kembali jam tangan di pergelangan kirinya sambil menyesap kopi hangat di tangan kanannya. Tampak dari kejauhan, seorang lelaki paruh baya mendekat, tersenyum ke arah El, lalu membukakan pintu toko untuk El.
"Masih sendiri ,El ?". Tanya Pak Astra, orang kepercayaan bos yang bertugas membuka dan menutup toko-toko bos setiap harinya.
"Iya pak ! Seperti biasa." El tersenyum sambil bergegas masuk kedalam toko. Setelahnya, ia kembali menutup setengah pintu toko sebelum meletakkan tasnya di loker yang ada di gudang.
Tampak Pak Astra kembali memacu motornya menuju ke tempat lain untuk membuka gerai Beauty & Me yang memang memiliki cabang di berbagai tempat di daerah ini. El tersenyum saat melihat bayangan Pak Astra mulai menghilang di tikungan jalan, lalu segera mengikat rambutnya dan bergegas mengambil sapu untuk segera membersihkan ruangan toko sebelum jam 9 pagi.
5 menit berselang, Nadia dan Diva baru saja datang. Melihat El yang sudah tiba lebih awal, keduanya hanya tersenyum dan saling pandang lalu segera menaruh tas mereka di loker masing-masing.
"Kenapa nggak nunggu kita sih, El ? Biar enak kalo kerja bareng."Tegur Nadia yang sudah bergabung dengan El menyapu lantai.
"Aku juga baru mulai kok, jadi nggak masalah. Lagipula, kalian sih kok lama banget nongolnya." Balas El sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kamu yang kepagian. Kan sekali-sekali telat dikit nggak masalah, El. Pak Astra juga bakal nunggu kita kok." Diva menyahut dengan kain pel di tangannya. Dia mulai mengepel bagian lantai yang sudah di sapu bersih oleh El dan Nadia.
"Iya sih. Tapi kasihan Pak Astra kalo harus nunggu kita. Kan dia juga masih harus buka toko di tempat lain. Kalo telat gimana ? Masa' Pak Astra yang harus kena omel gara-gara kita ?."
"Iya deh, iya. Maaf El. Kita sih gak ada pikiran sampe ke situ." Ujar Nadia dengan menyesal.
"Minta maaf ke pak Astra sana !! Ngapain sama aku ."Jawab El sambil menepuk bahu Nadia lalu bergegas menaruh kembali sapu ke tempatnya setelah semua ruangan telah bersih.
Jam 9 pagi, toko sudah buka dengan keadaan bersih dan rapi. Pak Gunawan, Manager El sudah tiba sekitar 15 menit yang lalu. Berhubung toko mereka kecil tak seperti gerai Beauty & Me di tempat lain yang jauh lebih besar dan luas, toko mereka hanya punya 4 karyawan yaitu El,Nadia,Diva dan Putri yang dibawahi oleh Pak Gunawan selaku manager yang kadang-kadang harus ikut melayani customer jika sedang ramai. Tetapi hari ini Putri sedang absen, dia harus ke kampung menengok ibunya yang sakit. Jadi untuk sementara Pak Gunawan mengambil alih tugas Putri sebagai Kasir.
30 menit berlalu, belum ada pelanggan yang datang. Alhasil, 3 gadis muda itu sibuk bergosip tentang bias mereka yakni BTS. Entah mengapa ketiganya bisa sangat betah membicarakan idol K-POP tanpa kenal lelah. Tak lama, pintu terbuka menampakkan seorang pria tampan, berkulit agak kecoklatan, dan memiliki ukuran tinggi yang menjulang. Di samping nya, seorang gadis cantik, berkulit putih dan dada agak berisi dari ukuran wanita biasanya tengah menggamit tangan pria itu dengan erat.
Diva segera berdiri. Menampilkan senyum ramah namun tak dapat menutupi rasa grogi bercampur senangnya saat tahu bahwa dua orang yang baru saja masuk di toko mereka adalah Bima Dirgantara, sang pengusaha muda yang sukses dan dikenal hingga luar negeri serta sering muncul di majalah bisnis dan portal berita online. Sedangkan wanita di sampingnya adalah Karina Munaf, model profesional yang juga tengah naik daun dan wara-wiri di stasiun televisi karena prestasinya.
"Selamat datang di Beauty and Me. Ada yang bisa saya bantu ?". Diva tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya yang berjejer rapi.
"Tanyakan kepada pacar saya saja dia butuh apa." Ucap Bima dengan dingin.
"Ba,,, Baik pak. Maaf mba karina butuh apa ? Nanti biar saya bantu pilihkan."
"Nggak usah dekat-dekat saya !! Saya bisa cari sendiri. Lagian kamu bau."Ucap Karina dengan jijik sambil menutup hidungnya.
Diva mendadak tertegun. Dia tidak percaya bahwa Karina Munaf yang selalu ramah dan sopan kepada setiap orang di tv aslinya seperti ini. Sementara El mulai menggerutukkan rahangnya, berusaha menahan emosinya. El tidak terima, Diva di rendahkan seperti itu. Dan lihat si Bima Dirgantara, dia bahkan tidak menegur kekasihnya yang sudah berkata kasar kepada orang lain. Apa semua orang kaya sesombong mereka ? itulah yang El pikirkan.
Lama melihat-lihat, mencoba ini dan itu akhirnya Karina menjatuhkan pilihannya pada lipstik merk Cha*nel berwarna nude dan blush on berwarna coral dengan merk yang sama.
"Biar saya bungkus, mba."Diva segera mengambil barang yang ditangan Karina.
"ih,,,, jangan pegang-pegang. Udah saya bilang kamu bau. Nanti kalau kulit saya gatal-gatal kamu mau tanggung jawab ?". Ucap Karina sarkas.
"Maaf mba." Diva segera meminta maaf dengan wajah menunduk. Tangannya yang tadi terulur hendak mengambil belanjaan Karina kembali di sembunyikan di balik punggung.
El sudah tidak tahan. Gadis itu paling tidak suka jika ada orang yang merendahkan orang lain. Apalagi, orang yang direndahkan itu adalah Diva, teman baiknya.
"Menyentuh teman saya nggak akan bikin kulit mulus mba gatal-gatal kok ! Saya bisa jamin." El tersenyum sambil bersedekap dada.
"Apa-apaan kamu ? Nggak sopan !". Karina mendelik galak ke arah El.
"Satu lagi, teman saya juga gak bau ! Mungkin hidung mba Karina aja kali, yang busuk. Bisa jadi upilnya nggak dikorek sebulan ,tuh !." Balas El dengan senyum miringnya.
Percayalah, siapapun tidak akan ada yang menang jika menantang El berdebat. Sejak TK, dia selalu menjadi pemenang dalam perdebatan apapun. Bahkan, dia membawa sekolahnya menjadi juara dalam lomba debat tingkat provinsi karena kelihaiannya.
"El, bicara apa kamu ? Cepat minta maaf." Pak Gunawan yang mendengar ucapan El segera menyuruh El minta maaf.
"Lah, yang salah kan dia Pak ! Orang itu yang mulai duluan !." El menolak perintah pak Gunawan.
"Kamu.... Dasar penjaga toko kurang ajar ! gak pernah sekolah ya ? kamu tahu saya siapa ? berani sekali kamu ..." Karina merasa sangat geram pada El.
"Kalo saya kurang ajar dan gak pernah sekolah, berarti kita sama dong. Situ juga paling nggak pernah sekolah." Jawab El dengan nada acuh.
Bima Dirgantara, yang sedari tadi duduk di kursi yang disediakan untuk tamu toko hanya diam dan menyaksikan perdebatan Karina dan El. Menurutnya, ini pertunjukan seru yang tidak boleh dilewatkan. Lelaki berusia 29 tahun itu, tersenyum kecil saat melihat El yang selalu saja bisa menyudutkan Karina.
"Heh, penjaga toko, saya ini lulusan S2 tau ! Kamu kira saya selevel sama kamu ? Paling mentok juga kamu cuma sampe SMA." Ucap Karina merendahkan El.
Namun bukan El namanya jika gadis itu tidak bisa membalas.
"S2 ? yakin ?". Tanya El menantang.
"Tentu saja. Saya ini berpendidikan dan berkelas. Kamu tahukan, saya ini model terkenal." Jawab Karina sombong.
"Mana ada lulusan S2 omongannya kayak sampah daur ulang ? Yang saya tahu, orang berpendidikan itu, bicaranya baik, sopan, lembut ! Lah, mba gak ada sama sekali sopan-sopan nya. Dan satu lagi mba, saya gak kenal mba siapa. Jarang muncul di tv kali." Ujar El membalas.
"Kamu sendiri, omonganmu kayak sampah. Pake acara hina-hina saya lagi. Siapa bilang saya gak terkenal?."
"Sudah, El ! Hentikan sekarang." Pak Gunawan berusaha melerai dan menarik El untuk masuk ke dalam. Namun El justru menepis tangan pak Gunawan. Nadia dan Diva berdiri dipojokan, saling berpegangan tangan dan hanya menonton ketakutan.
"Saya memang cuma lulusan SMA mba, jadi wajar omongan saya sampah semua. Nggak kayak mba, ngakunya S2 tapi nyatanya ? Kaleng-kaleng doang."
Karina benar-benar sudah tidak tahan. Dan dengan cepat dia melayangkan tangannya hendak menampar El. Namun, belum sempat tamparan nya mendarat, tangannya tercegat di udara. Dia segera menoleh, ingin melihat orang mana yang sudah menghentikan niatnya.
"Bim, lepasin tangan aku, biar ku kasih pelajaran ke penjaga toko kurang ajar ini."Seru Karina saat melihat siapa yang menahan tangannya.
"Sudah, Kar ! Ngapain sih ladenin bocah ingusan kayak gini ? Nggak malu apa ? Kalau ada paparazi yang ambil foto gimana ? Kamu mau bikin aku malu ?." Ucap Bima dengan suara rendah tanpa melepas tangan Karina.
Karina menatap El dengan penuh amarah. Namun seketika, dirinya melunak. Dia menerima saran dari Bima. Bagaimana bisa dia lupa bahwa dia kemari bersama Bima ? Setelah susah payah dia menarik perhatian Milyuner muda itu hingga akhirnya mau berkencan dengannya, justru dia memperlihatkan sisi buruknya kepada Bima. Demi memperbaiki imejnya kembali di mata Bima, dia berakting kembali lembut dan menjadi gadis yang anggun.
"Okay Honey, tapi kamu harus kasih pelajaran ke penjaga toko itu." Ucap Karina sambil melirik benci ke arah El.
"Aku tunggu di mobil ya !." Lanjutnya kembali sebelum bergegas keluar dari toko.
Setelah Karina keluar, Bima menatap dingin ke arah semua karyawan dan Pak Gunawan juga, tentunya.
"Maafkan kelakuan pegawai saya, Pak Bima. Saya harap bapak tidak terlalu mengambil hati yang barusan El lakukan." Pak Gunawan segera memohon maaf dengan sopan kepada Bima.
"Bagaimana bisa toko seperti ini, punya pegawai bar-bar yang tidak tahu cara menghargai pelanggan ? Bukankah tamu adalah raja ?". Ucapan Bima terdengar dingin dan menusuk.
Pak Gunawan yang sudah gugup daritadi hanya bisa menelan ludahnya kasar. Sedangkan Nadia dan Diva masih berdiri tegang dipojokan.
"Maafkan saya Pak Bima ! Saya akan mendidik pegawai saya lebih keras lagi setelah ini. Saya pastikan hal ini tidak akan terulang lagi." Pak Gunawan berkata dengan suara gemetar.
"Daripada di didik lebih keras, bukan kah lebih bagus jika di ganti saja ?."
"Tapi pak.... Ellena anak yang rajin, saya tidak bisa memecat dia sembarangan. Ini baru kesalahan pertama nya selama 2 tahun bekerja." Ucap pak Gunawan terkesiap.
"Kesalahan pertama, berarti akan ada yang kedua bukan ? Saya tidak mau ambil resiko,,," Tegas Bima.
"Jika anda tidak mau mengganti pegawai anda, berarti manager tempat ini yang harus diganti bukan ? Biarkan saya bicara dengan Mr. Liem. Saya rasa dia tidak akan menolak permintaan saya." Lanjutnya dengan nada mengancam.
"Ja.. Jangan Pak Bima ! Saya masih punya keluarga. Kasihan istri dan anak saya kalau saya dipecat, Pak !".
"Anda tidak bisa seenaknya mengancam orang lain ,Pak Bima Dirgantara. Mentang-mentang anda orang kaya dan berkuasa, anda bisa seenaknya, begitu ?". El kembali bersuara tak terima.
"Bocah kecil macam kamu, berani sama saya ?." Ucap Bima dengan tatapan tajam ke arah El.
"Saya tidak salah, jadi buat apa saya takut ?." El balik menatap Bima dengan jauh lebih tajam.
Bima tertawa.
"Kamu akan lihat bagaimana manager kamu yang sok pahlawan ini, jadi pengangguran dalam waktu 5 menit." Ucap Bima sambil menunjuk Pak Gunawan seraya mengutak atik handphone nya mencari nama Mr.Liem pemilik Beauty and Me.
Pak Gunawan mulai menangis. Selalu berucap memohon namun tidak di tanggapi oleh Bima.
"Jangan pecat pak Gunawan. Biar saya yang berhenti." Teriak El dengan tangan terkepal. Airmatanya sudah mulai menganak sungai dipelupuk matanya.
Bima menoleh ke arah El. Mematikan teleponnya dan menaruh kembali benda itu kedalam saku jasnya.
"Good ! Keputusan yang bagus ! Sekarang keluar dari sini." Ucap Bima dengan berkacak pinggang.
"Sekarang ?." Tanya El.
"Ya." Bima mengangguk.
El tersenyum miris sambil menghapus air matanya. Tak di sangka pekerjaan yang sukainya sejak 2 tahun lalu harus berakhir karena ulah orang kaya berkuasa ini. El segera mengambil tasnya di loker dalam gudang, lalu melangkah keluar dengan terburu-buru.
"Pak Gunawan, Nadia, Diva... Aku pamit ya !."El mengeratkan pegangannya pada tasnya saat mengucapkan perpisahan.
Nadia dan Diva segera menghambur memeluk El sambil terisak. Sedangkan Pak Gunawan hanya menatap El sedih.
"El, semuanya salah aku !! Harusnya kamu gak usah belain aku ! ". Ucap Diva terisak.
"Sudah, aku nggak apa-apa kok!! Jangan cengeng , ya !"
"Maaf El, aku gak bantu kamu !!." Seru Nadia yang juga masih memeluk erat El.
"Justru bagus kamu gak ikutan,Nad ! Aku gak mau kamu juga jadi korban penyalahgunaan kekuasaan manusia macam mereka." Ucap El sambil melepas pelukan Nadia dan Diva.
"Apa kamu bilang ?." Tanya Bima kesal. Bagaimana bisa gadis yang sudah dia buat kehilangan pekerjaannya ternyata masih bisa melawan.
"Bukan urusan anda, Pak Bima yang terhormat !!". Tukas El tepat didepan wajah Bima.
"Saya pamit, pak Gun !". Lanjut El sambil menyalami Pak Gunawan lalu memandang Bima sejenak sebelum melangkah keluar dari toko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Linda Ayu
hai ka AQ mampir lagi, krna kangen SMA El & Bima,, dlu awal debut novel in selalu maraton baca ny,, trnyata udh 4thun yg lalu ,,, sehat selalu buat KK author 🤗🤗🤗
2024-10-27
0
Bunda'e Azzahra
kangen El dan Bima auto mampir lagi 🤗
2024-07-29
0
Ririn Satkwantono
aq kangeeeen.... wlu sdh entah berapa thn lalu.... aq login lagi utk bc el bima
2024-04-24
0