Mendadak Dinikahi Brondong

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Nur terbangun sehabis menidurkan Zahira yang malam itu tidur bersama nya. Setengah terjaga, Ia teringat kalau Dia belum melaksanakan sholat Isyak, Namun terlebih dahulu Ia mencoba menghubungi suaminya, yang dirasanya belum pulang , tapi ponsel Suaminya ternyata tidak aktif, prasaan nya pun menjadi tidak enak.

Nur keluar dari kamar nya mencari keberadaan suaminya di ruangan lain, siapa tahu suaminya pulang saat Ia tertidur tadi,pikirnya. Karna belum menemukan sosok suaminya, Ia pun kembalk ke kamarnya, kedua mertua nya pun tampaknya sudah tidur, Ia pun memutuskan untuk segera mengambil wudu' dan sholat isyak.

Setelah sholat, firasat nya semakin tidak nyaman, Ia merasa gelisah dan kawatir takut terjadi apa-apa dengan suaminya dan juga prasanka buruk nya pun muncul, pikiran tentang suami yang pergi dengan wanita lain mulai menjalar di pikiran nya karna suaminya memang belum juga pulang.

Namun dalam kegelisahan nya, Ia lebih mengkhawatirkan suaminya takut terkena masalah atau musibah, ketimbang berprasanka buruk yang belum tentu kebenaran nya, Ia mencoba menghubunginya lagi, tapi ponsel nya masih tetap tidak bisa di hubungi,

"Tidak biasanya Dia seperti ini, ada apa dengan nya, Ya Allah, lindungilah suamiku dimanapun Dia berada, jauhkanlah Dia dari kemaksiatan dan marabahaya" suara lirih nya di penghujung harapannya.

Dalam prasaan kawatir dan kegelisahannya yang semakin menjalar, sebenarnya Ia sudah tidak bisa tidur tapi karna malam sudah sangat larut, Akhirnya Ia pun tertidur pada pukul dua dini hari dalam keadaan mengenakan mukena.

Pukul 04.30 Ponsel nya berdering , sontak membuat Nur terbangun dan segera mengangkatnya, karna Dia memang sedang menunggu-nunggu telfon dari suaminya.

"Halo Assalamualaikum, Ayah dimana ?"tanya Nur , karna nama yang tertera adalah kontak suaminya.

"Waalaikumsalam, Maaf Bu, apa benar ini keluarga Alfin Ibrahim ?" Nur kecewa, karna suara di sebrang bukan suara suaminya, Namun seketika hatinya juga tak kuasa menahan debaran jantungnya yang berdentum lebih kencang saat terdengar suara sirine ambulance yang menggema di sebrang telfon.

"Iya, Saya Istrinya, ada apa ya Pak ?"suara Nur bergetar.

"Suami Ibu mengalami kecelakaan tunggal, kondisinya tidak sadarkan diri, sekarang sedang di bawa ke Rumah sakit sejahtera!" ucapnya di sebrang sana.

Deg...!

"Suamiku kecelakaan, tidakkk !!!!Astaghfirullahal adzim, innalillah " Nur tercekat, Ia merasa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Ibuuuu......Mas Baim Bu, Dia kecelakan Bu, sekarang Dia sedang di bawa ke rumah sakit" Nur segera keluar dari kamarnya dan menemui mertuanya.

"Innalillah...Alfinnnn!" Bu Hanum juga syok mendengar berita itu, Ia dan Nur berpelukan dan menangis.

Beberapa jam sebelum kecelakaan.

Setelah memarkirkan mobil Baim yang Ia bawa, Nadia kemudian membopong Baim yang setengah sadar itu dengan sekuat tenaga nya memasuki sebuah kamar hotel yang sengaja di pesan nya.

Tiba di kamar hotel, Nadia langsung mrnjatuhkan tubuh Baim di ranjang , kondisi Baim yang sedang setengah sadar itu melihat Nadia sebagai istrinya, Baim dengan kondisinya seperti orang mabuk mendekati Nadia hendak memeluknya, dan memanggil-manggil Nadia dengan nama istrinya.

'Kenapa reaksi obat perangsang yang ku berikan jadi seperti ini, reaksinya malah seperti orang mabuk, apa Aku salah kasih obatnya ya. Aku mau nya Dia itu berhasrat padaku, tapi kenyataan nya Dia seperti orang yang setengan sadar gini, ini pasti ada yang tidak beres dengan obat nya.

Dalam keadaan tidak sadar seperti ini, Dia menyebut nama Nur, pasti Nur itu istrinya, tapi ya sudah lah, yang penting sekarang Aku bisa berfoto dengan nya dalam keadaan seperti ini, dan akan ku jadikan foto ini nanti untuk menjeratnya dan mengancam nya, agar Baim bisa berada dalam jeratku' batin Nadia.

Nadia memandangi lekat wajah tampan mantan kekasihnya yang Dia tinggalkan demi bisa menikah dengan kakaknya,

'Ternyata Dia masih tampan seperti dulu, sayang juga sih kalau dianggurin, sebenarnya Aku juga merindukan ciuman nya, pelukan nya, keromantisannya saat Dia menjadi pacarku dulu. Dan Aku rindu ciuman pertama kami' guman Nadia sambil membuka kemeja Baim dan melepasnya.

Baim sudah bertelanjang dada, Nadia segera menurunkan bajunya sendiri di bagian atasnya saja tanpa melepasnya, sehingga pundaknya dan dada bagian atas terlihat agar Ia terkesan tidak mengenakan baju dan Dia segera mengambil foto dirinya sedang tidur di dada bidang Baim yang setengah sadar itu , seolah-olah mereka sedang tidur bersama.

Belum banyak Nadia mengambil foto dirinya dan Baim, tiba-tiba pintu kamar hotel di buka, beberapa orang langsung menyelinap masuk.

Nadia marah karna merasa ada yang mengganggunya, namun setelah Ia tahu siap yang datang, Ia terlonjat ketakutan.

"Mas Suryo !"Nadia tidak bisa menyembunyikan rasa takut nya, segera Ia memasangkan kembali baju yang baru Ia singkap untuk keperluan fotonya.

"Dasar perempuan jal\*ng !" Suryo menampar pipi Nadia dengan kasar sampai Nadia tersungkur.

"Maafkan Aku Mas, biarkan Aku jelaskan dulu !"Nadia mencoba menjelaskan sementara Baim sudah berkali-kali di pukul hingga pingsan oleh anak buah Suryo yang berjumlah empat orang itu.

"Penjelasan macam apa hah !"Suryo emosi.

"Aku dan Dia tidak ngapa-ngapain, lihatlah Dia, Dia sedang tidak sadarkan diri, Aku memberinya obat bius, Aku sengaja melakukan itu hanya untuk mengambil fotonya seolah-olah kami sedang berbuat mes\*m" Suara Nadia bergetar, agar suaminya tidak marah.

"Buat apa ?" Suara Suryo masih meninggi.

"Karna Aku ingkn balas dendam. Maafkan Aku Mas, Aku melakukan ini hanya ingin balas dendam, Dia adalah mantan pacarku, Dulu Dia meninggalkanku begitu saja, jadi, Aku benci dan dendam padanya, Aku mohon maafkan Aku, Mas!" Nadia masih berusaha untuk meyakinkan suaminya.

"Oke, Aku beri kamu kesempatan!" Suryo Akhirnya luluh. karna Dia memang sangat bucin pada Nadia, sehingga Apapun yang Nadia minta pasti Ia berikan dan kali ini Ia percaya pada Istri mudanya itu.

"Terimakasih Mas, terimakasih , Mas sudah mengerti Aku!"Nadia memeluk suaminya dan merasa berhasil meyakinkan suaminya yang lebih pantas jadi Ayah nya itu.

"Kalian, cepat habisi Dia !"ucap Suryo pada anak buahnya, kemudian membisikkan sesuatu pada mereka agar tidak di dengar Nadia

"Habisi Dia, tapi jangan tinggalkan jejak, buat seolah-olah kecelakaan"

"Baik Bos !"

Nadia hanya bisa terdiam menelan ludah karna merasa takut, Dia sudah bisa membayangkan apa yang akan suaminya itu lakukan pada Baim.

"Dan kamu, hapus foto yang kamu ambil tadi, Aku tidak mau melihat foto istriku dengan laki-laki lain, sekarang Aku yang akan membalas kan dendam mu pada nya, kau hanya menunggu

kabar kematiannya besok !" Ucap Suryo sambil mengelus rambut Nadia.

Deg!

Sebenarnya Nadia semakin merasa ketakutan mendengar ucapan suaminya, tapi Ia sembunyikan dan pura-pura tersenyum, Dan dengan terpaksa Ia pun segera menghapus foto yang baru saja susah-susah Ia dapatkan.

'Astaga ! Mas Sryo akan membunuhnya, ya ampun, kok bisa jadi begini sih, tapi Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, karna Aku tahu, Mas Suryo punya banyak anak buah!'batin Nadia ketakutan.

"Cepat, bawa Dia keluar !" Perintah Suryo pada anak buahnya.

"Baik Bos !"mereka pun keluar dengan membopong Baim yang sudah tak sadarkan diri.

Sementara Suryo masih dikamar itu dan meminta Nadia untuk melayani nya, karna Nadia memang istrinya.

Sementara itu anak buah Suryo, sudah membawa Baim jauh dari hotel itu dengan mobilnya. Baim yang sudah pingsan, mereka letakkan di kursi kemudi , seakan Dia sedang menyetir, kemudian Mobil Baim di tabrak mobil lain dari belakang, seolah-olah Baim kecelakaan.