Kesucian Yang Direnggut ( Nara Untuk Aydan)

Aku juga tidak tahu perasaan itu, tapi yang pasti sejak dulu aku tidak suka ada pria yang mendekati Nara apa lagi si Algi itu" Aydan selalu kesal bila membahas tentang Algi.

" Tapi kalau kamu mencintai Nara sejak dulu, kenapa kamu malah berpacaran dengan Karin bahkan kalian sampai akan menikah?" Angga tidak habis fikir dengan keponakan nya itu.

" Aku juga tidak tahu om, aku takut Nara membenciku bila mengetahui perasaan ku dan kalau Karin, aku hanya kagum karena dia sangat baik bila di hadapan ku dan aku kasihan pada nya karena dia mengatakan kalau keluarga nya menghadapi masalah besar. Tadi nya aku hanya ingin menolong nya, tapi ternyata aku sudah tertipu mentah - mentah oleh nya." Aydan mengingat kembali saat pertama kali dia menjalin hubungan dengan Karin. " Dan aku fikir aku sudah jatuh cinta pada nya, karena aku merasa nyaman saat bersama nya tapi seperti nya aku salah" Aydan terkekeh saat mengatakan nya. " Om tahu, sampai detik aku akan menikah dengan Karin hatiku masih tidak rela Nara dekat dengan seorang pria. Oleh karena itu saat aku mendengar ucapan Alea yang mengatakan kalau Rifki akan menjodohkan Nara dengan Algi, aku langsung pergi menyusul mereka. Dan ternyata itu jalan Tuhan untuk ku menemukan kebusukan Karin" tambah Aydan lagi dengan sambil menerawang kembali kejadian malam itu.

" Lalu, kalau kau tidak benar - benar mencintai Karin, kenapa kau melakukan hal bodoh malam itu?" Angga masih tidak habis fikir dengan jalan fikiran pria di hadapan nya.

" Entahlah, yang aku fikirkan saat itu hanyalah bagaimana cara ku membalas Karin. Aku tidak terima karena aku telah di bodohi selama dua tahun dan yang aku inginkan adalah melihat Karin menderita, hanya itu saja. Om tahu pasti yang paling aku khawatirkan adalah keluarga kita, aku bingung menjelaskan semua nya pada mereka dan aku takut mereka akan malu karena pernikahan ku yang gagal. Jadi aku sangat frustasi saat itu" Aydan menjelaskan dengan apa ada nya.

" Ya, aku mengerti" Angga mengangguk - anggukan kepala nya. " Walaupun aku masih marah karena perbuatan mu yang menyentuh minuman haram sehingga kamu merusak kehidupan Nara" tambah Angga dengan tatapan tak suka nya pada Aydan.

" Maafkan aku, aku menyesali nya dan aku berjanji tidak akan mengulangi nya lagi" Aydan sangat menyesali perbuatan nya itu. " Walaupun aku juga bersyukur dengan kejadian itu, aku jadi ada alasan untuk mengikat nya" Aydan tersenyum penuh arti.

" Cih, mengikat apa nya? Bagaimana dia mau terikat dengan mu, dia saja selalu gemetaran saat melihat mu. Bukankah itu yang membuat mu melakukan hal konyol seperti ini" Angga berkata dengan nada mengejek nya sambil menunjuk kaca mata tebal yang ada di tangan Nanda

" Om benar, aku melakukan ini demi Nara dan aku berjanji akan membuat Nara bahagia bersamaku" ucap Aydan mantap.

" Aku pegang janji mu, dan sekarang selamat berjuang untuk mendapatkan Nara mu itu" Angga menepuk pundak Aydan lumayan keras dan Aydan pun tersenyum seraya menganggukan kepala nya. Dia tahu perjuangan nya bahkan belum setengah nya sehingga dia tidak boleh menyerah dengan keadaan. Aydan akan berusaha dengan sebaik - baik nya agar Nara bisa kembali menerima nya seperti dulu dan Nara setuju untuk menikah dengan nya. Walau belum ada cinta di dalam hati Nara saat ini, tapi Aydan yakin suatu saat nanti Nara akan membalas cinta nya.

🍓🍓🍓🍓🍓🍓

Beberapa hari telah berlalu, Aydan setiap hari datang ke perusahaan Angga untuk bekerja di sana, lebih tepat nya mengawasi Nara dari para pria yang mendekati nya.

Angga akhir nya meletakan meja kerja di depan ruangan Nara untuk Aydan karena Nara tidak mau kalau harus satu ruangan dengan Aydan. Aydan pun menerima nya saja, setidak nya dia masih bisa mengawasi dengan siapa saja Nara bertemu dari pada tidak sama sekali. Sebenar nya Nara merasa jengkel dengan Ayan yang mengikuti nya dan dia juga kesal karena selama beberapa hari ini Nara tidak melihat Aydan sama sekali. Nara fikir mungkin Aydan sudah tidak perduli lagi pada diri nya, namun itu tidak membuat Nara terpuruk karena dia juga tahu diri siapa diri nya yang tidak mempunyai arti apa pun bagi Aydan. Walaupun tanpa sepengetahuan nya Aydan selalu ada di samping nya dan menjaga nya.

Sementara itu Dimas juga tampak sibuk dengan pekerjaan Aydan yang kini jadi tanggung jawab nya di Balendra Corp, namun untung nya dia juga di bantu oleh Dela dan itu membuat pekerjaan Dimas menjadi lebih ringan.

Selama beberapa hari itu juga Dimas tidak mau kehilangan kesempatan nya untuk mengerjai gadis galak yang mengatai nya menyebalkan di hari pertama mereka bertemu. seperti hari ini, Dela tampak sibuk menyusun berkas yang ada di ruangan Dimas sesuai warna map nya dan beberapa kali Dimas menyuruh merubah susunan nya sesuai keinginan nya dengan seenak nya tanpa perduli dengan jerih payah dari Dela.

" Bisakah bapak berhenti!" Ucap Dela dengan nada tinggi pada Dimas yang sedang mengacak - acak kembali berkas yang sudah di susun oleh nya.

" Aku tidak bisa berhenti sebelum kamu melakukan nya dengan benar" jawab Dimas dengan santai nya.

" Kalau seperti itu, lebih baik bapak kerjakan saja sendiri" Dela mendengus kesal seraya menyimpan beberapa map yang tersisa dengan kasar di atas meja kerja Dimas.

" Tidak bisa seperti itu, kalau aku harus mengerjakan nya sendiri untuk apa ada diri mu di sini?" Jawab Dimas dengan enteng nya.

" Aku ini sekertaris pak bukan OG yang bisa kamu suruh semau nya" Dela memutar bola mata nya malas.

" Sekertaris itu pekerjaan nya membantu pekerjaan atasana nya asal kau tahu, lalu apa beda nya dengan ini?" Dimas masih tidak mau kalah.

" Terserah bapak, aku mau pulang karena jam kerjaku sudah selesai" Dela menujuk jam dinding yang ada di ruangan itu dan Dimas juga ikut melihat nya.

" Ya sudah, kalau mau pulang ya pulang saja" jawab Dimas acuh.

" Aku permisi!" Dela pun langsung keluar dari ruangan Dimas sambil mendengus kesal.

Kesal, tentu saja Dela sangat kesal. Sudah beberapa hari ini dia menahan diri nya saat di kerjai oleh atasan baru nya, namun kali ini rasa nya sudah cukup.

" Ish, dia marah? Apa aku sudah keterlaluan ya?" Gumam Dimas seraya menggaruk kepala nya yang tidak gatal. " Tapi aku suka wajah nya yang sedang kesal, terlihat lucu dan menggemaskan" gumam Dimas lagi seraya tersenyum penuh arti.

" Tunggu - tunggu, apa yang barusan aku katakan? Ish, apa yang kau fikirkan Dimas? Berhenti berfikiran yang aneh - aneh!" Dimas menggelengkan kepala nya untuk mengusir fikiran nya tadi dengan senyum yang tak pudar dari wajah tampan nya.

Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan ke favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏