Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya
Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOST IN MISSION #18
"Lepaskan aku brengsek!! " teriak Smith merasakan sakit di tangannya karena cengkram William dari balik punggungnya.
William mendorong keras tubuh Smith. Pria itu jatuh tersungkur, lalu berbalik. "Baru seperti itu saja, kau sudah mengeluh." ujar William seraya melangkah mendekati Smith berniat menghajar pria itu lagi.
Namun, langkahnya terhenti ketika ada dua orang yang menahan tubuhnya dari belakang dengan memegangi kedua tangannya. Dua anak buah Smith, Alex dan Arthur.
Smith tertawa dengan keras. Dibantu Jack, pria itu pun berdiri. "Kerja yang bagus," ucapnya, tangannya bergerak membersihkan debu yang menempel pada jasnya.
Pria itu kembali menatap William. "Sekarang kau tidak bisa melakukan apapun Will. " kekeh Smith mengejek, tidak berhasil membuat William terusik.
Smith menyeringai. Lalu, ia melayangkan satu pukulan mengenai perut William. Bhoug...
William mengeram pelan menahan sakit di bagian perutnya. Hingga pukulan kedua, mengenai perutnya lagi, membuat William meringis kesakitan.
William meluruskan pandangannya, dan dalam detik itu juga rahangnya mengeras. Netra hazel menatap pria di depannya seperti mata pisau itu sungguh dingin.
"Tatapan matamu sangat mengerikan, Will! aku sangat takut." ejeknya disertai gelak tawa anak buahnya.
"Brengsek! " pekik William dengan memasang wajah yang sulit terbaca, tiba-tiba pria itu tertawa. "Selain ambisius, kau seorang pengecut rupanya."
"Kau!!" gertak pria itu semakin membuat William semakin tergelak.
"Kenapa anda marah, tuan Smith Rudolf? bukankah itu kenyataannya. Kau menghajar ku, dengan posisiku ditahan seperti ini."
"Kau diamlah, brengsek!" pekik Smith tidak terima.
Kembali Smith memukul perut William berulang-ulang. Hingga pegangan anak buahnya, terlepas, William pun terjatuh, dengan posisi telungkup.
"Bagaimana pukulan ku, apa terasa sakit? " Smith berjongkok, dan menatap William yang terlihat tidak berdaya. Tangannya terulur, meraih rambut coklat William kemudian menjebaknya.
"Habis ini kau akan mati, William."
William terkekeh seraya mengusap darah yang berada di sudut bibirnya. "Apa hanya ini saja, kemampuanmu tuan Smith??"
"Sialan!! kau masih meremehkan ku, hah!!" bentaknya.
Smith membalikkan tubuh William, ia mencengkram kerah jas pria itu sangat erat membuat tubuh pria itu terangkat.
William tersenyum lalu bergerak cepat, ia menyundulkan kepalanya ke wajah Smith hingga pria itu terjungkal ke belakang.
"Tuan! " ketiga pria itu mendekati Smith, atasannya. Hal itu, menjadi tontonan yang sangat menggelikan.
William menopang tubuhnya, tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk bangkit dari kondisinya yang mengenaskan. Ia kembali berdiri dengan tegap, seraya melepaskan jas yang membalut tubuh kokohnya dan membuangnya dengan asal.
"Kalian tidak ingin membalas menyerang ku?" tanya William menantang, ia menggulung bagian lengan kemejanya sampe siku. "Kemarilah! " ucap William seraya membalikkan tangan lalu menggerakkan jemarinya.
Arthur, dan Alex bangkit untuk berdiri. Lalu, keduanya bergerak, mendekati William. Baku hantam pun terjadi, dua lawan satu. William masih bertahan dengan menangkis serangan kedua pria pengecut itu.
Alex masih menyerang William tanpa ampun, bersamaan itu Arthur mengeluarkan pisau dari dalam sakunya, ia langsung menyerang William memberikan goresan di tangan pria itu.
Arghh..... William tertunduk, meringis kesakitan. Dilihatnya darah merembes, mengotori kemeja putihnya. "Sialan, aku bersumpah akan membakas perbuatan kalian!! "
Arthur kembali menyerang, dengan tangkas William menangkap pergelangan tangan pria itu, memelintir, hingga tubuh membalik.
"Argh.. " pekik Arthur kesakitan
William mengambil alih pisau yang ada di tangan Arthur. Lalu, membawa ujung pisau mengenai leher pria itu. "Bagaimana apakah ini sakit? " geram William.
Arthur mengangguk ketakutan. "Tolong, lepaskan saya, tuan. "
"Beruntung, aku masih punya hati nurani."
Zrhh... William menancapkan pisau pada tangan pria itu.
Tiba-tiba serangan datang lagi dari disisi kanan, William menangkis menggunakan tangan kanannya, dengan gerakan memutar, ia mendorong Arthur mengenai Alex yang baru saja menyerangnya. Brugh, keduanya pun terjatuh bersamaan.
Alex berusaha berdiri, mantan narapidana itu kembali menyerang, Segera William menepis dengan menghantam wajah Alex berkali-kali tanpa ampun. Pada akhirnya, pria itu pun terjatuh.
William mengusap peluh di wajahnya seraya mengatur napasnya yang tersengal.
Tiba-tiba....
"Kau tidak akan bisa bergerak kemana-mana tuan William Dixon! " ujar Jack yang berdiri dibelakang William dengan pistol berpusat pada bagian belakang kepala pria itu. William mengenal siapa yang sedang berdiri di belakangnya kini. Jack, pria berkulit hitam itu, adalah kaki tangan Smith.
William menarik kedua sudut bibirnya dengan kedua tangan yang terkepal di sisi tubuhnya. Ia memasang ancang-ancang, kemudian ia berbalik seraya melayangkan kepalanya tangannya mengenai tangan Jack hingga pistol yang berada digenggaman pria itu terlempar.
William hendak mengambil senjata, dengan gerakan cepat. Jack menerjang tubuh William membuat William terjatuh dengan keras. "Jangan bertindak di luar kendali tuan. " ucap Jack seraya membalikkan tubuh William.
Segera Jack menduduki tubuh William.
"Kau pikir, aku takut padamu!" ujar William tanpa ada rasa takut sama sekali.
"Anda sangat berisik sekali, tuan." Jack melayangkan tinjunya mengenai sudut bibir William.
William pun tergelak, melupakan rasa nyeri di area wajahnya. "Lakukanlah lagi, " tantangnya yang langsung ditanggapi Jack. Jack melayangkan lagi tinjunya, menghajar William membabi buta tanpa ada perlawanan.
"Bunuuhlah dia Jack. " perintah Smith. Jack pun bangun dari tubuh William. Dengan bergerak cepat, William menangkap kaki Jenjang pria itu, lalu menarik membuat Jack terjatuh.
William melompat, untuk bangun. Diambilnya pistol itu, kemudian mengarahkan ke arah Jack.
William menarik satu sudut bibirnya.
Jack membulatkan matanya, manik legamnya bergerak nanar, ketakutan. "Ampun saya tuan. " ucap Jack bibirnya bergetar, seraya menyatukan kedua tangannya, tidak membuat William mengiba.
William pun menekan pelatuk, dan...
Dor--
Arghh.... pekik Jack ketika peluru menembus kakinya.
William pun beralih, berjalan, mendekat Smith yang bergerak mundur untuk menghindarinya.
"Kenapa kau mundur, tuan? kau ketakutan? " ejek William.
"Jangan mendekat!" pekik Smith yang tidak dihiraukan William. William masih terus mendekat dengan pistol yang mengarah ke arah Smith.
William melebarkan senyumannya. "Kau menyayangi adikmu, bukan?"
"Apa maksud dari perkataan mu, hah?" tanya Smith, yang juga ketakutan melihat sorot mata William yang menajam.
"Aku bisa mempertemukan kalian lagi! " lanjut William membuat Smith semakin ketakutan, dan tidak berdaya.
Paham maksud kalimat William barusan, Smith menggeleng kepalanya dengan cepat. "Tidak... Tidak... "
Dor- Dor- Dor-
William menjatuhkan pistol di tangannya kemudian, lalu ia melangkah tertatih keluar dari ruangan kosong itu. Wajahnya penuh lebam, bahkan kemeja putih yang di pakainya terdapat noda darah. William memegangi tangannya yang terluka. Dia harus segera mencari bantuan.
.
.
.
.
Gimana part kali ini? 😌 semoga masih nyambung dan masuk ke imajinasi kalian.
Jangan lupa like, dan komentar kalian. Yang belum rate, monggo rate ⭐ 5 kasih ulasan tentang LIM.
Terimakasih ❤
gw nunggu bomnya nih...
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦♀️
Fabio mauu aja lagi..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah