S1 end.
Bryan Alvaro Aditama seorang CEO dari perusahaan besar, sering disebut cassanova si playboy, rela dijodohkan dengan seorang gadis biasa bernama Almahyra demi mendapatkan warisan dari sang kakek. Bryan yang tidak mau terikat dengan pernikahan selamanya bersama Alma, membuat kontrak pernikahan untuk 3 tahun.
Ketika cinta dan karma hadir bersamaan di dalam diri Bryan pada istri kontraknya itu.
Belum sampai 3 tahun pernikahan berlangsung, Alma tiba-tiba meminta cerai. Dan meninggalkan Bryan.
6 tahun kemudian mereka dipertemukan kembali oleh 2 orang anak yang imut dan cerdik.
Apakah yang membuat Alma sebelum nya bercerai dari Bryan? dan siapakah dua orang anak yang bersama Alma? mampukah Bryan merebut kembali hati Alma?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa ayah bayi itu?
Wanita itu menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Wajahnya pucat, setelah melihat hasil test pack yang bergaris dua itu. Lalu, ia mencoba mengecek lagi dengan testpack yang lain, karena Alma tidak membeli satu testpack saja.
Ia mencoba sampai 5 kali, hasilnya tetap sama. Garis dua berwarna merah tersirat jelas dan tebal di testpack miliknya itu.
" Ti-tidak mungkin. Ini pasti salah, testpack nya pasti rusak. Kami hanya melakukan nya sekali, tidak mungkin aku langsung.. tidak mungkin "
Resah dan takut di rasakan Alma, apakah kenyataan garis dua itu harus ia terima? rasanya ia tidak percaya bahwa dirinya sedang hamil. Ia menolak untuk percaya semua kenyataan itu.
" Baik, aku harus periksa ke dokter. Aku harus memastikan nya " Alma memakai jaket lalu mengambil tas nya, bergegas untuk pergi.
Namun, tiba-tiba kakinya lemas dan ia terjatuh ke lantai. Alma menangis tersedu-sedu sambil memegang dadanya. Hatinya seperti tertusuk duri yang tajam. Harus bagaimana jika ia benar-benar hamil?
" Aku harus bagaimana.. jika aku benar-benar mengandung.. aku harus bagaimana.. hiks hiks.. Aku tidak mau ke dokter, aku tidak mau.." gumam Alma ketakutan
🎶🎶
Ponsel nya berdering, " Kak Leon?"
Alma tidak mengangkat nya, ia terlihat ragu dan masih syok dengan apa yang baru di alaminya.
" Ini pasti mimpi, ini pasti mimpi. Saat aku tidur lalu aku bangun lagi, ini semua pasti hanya mimpi "
Gadis itu kembali masuk ke dalam kamarnya. Dan berbaring di ranjangnya sambil menangis, rasa cemas masih mengusik hatinya. Alma ketakutan, dan sudah berandai-andai. Andai kata ia memang mengandung anak dari Bryan, apa yang harus ia lakukan selanjutnya? ia belum terpikirkan sama sekali apa yang akan ia hadapi, bagaimana dengan masa depannya? haruskah ia memberitahu Bryan tentang anak ini?
Namun sesuatu yang jahat mulai berbisik di hatinya, " Bagaimana jika dia aborsi saja anak itu?"
Leon terus saja menelponnya dan mencemaskan nya, ia pun menghela napas panjang dan masuk ke dalam pesawat menuju ke tempat tinggal Alma.
" Kenapa kamu gak angkat telpon nya Al? aku cemas, semoga kamu baik-baik saja. " gumam Leon dengan wajah yang cemas
🍂🍂🍂
Di kantor Aditama Grup, Bryan bekerja seperti biasa. Wajahnya terlihat kacau dan tidak bersemangat. Kantung mata nya hitam tebal, bajunya bahkan acak-acakan. Sama hancurnya dengan hatinya.
Di hatinya tidak pernah ada ketenangan, selalu saja ada masalah yang menekan nya. Pagi itu ruangan Presdir sudah kedatangan Selina, yang membuat sakit kepala Bryan bertambah.
" Bryan, kapan kamu mau tunangan sama aku? aku malu di lihat orang-orang. Karirku juga sebagai model sudah hancur, nama ku sudah tercoreng. Apa kamu tega padaku?" tanya Selina dengan wajah yang sedih
Pria itu tak bergeming seperti memikirkan sesuatu yang lain. Selina terlihat kesal, ia menggerutu di dalam hatinya dan mengutuk Alma.
Sialan, aku sudah mempertaruhkan hidupku untuk bisa menjebak Bryan. Aku pikir dia akan kembali padaku dengan mudah setelah ini, ternyata Bryan sudah benar-benar tergila-gila padanya. Sialan kamu Almahyra! sudah tidak ada disini pun, kamu selalu menghantui ku dan Bryan ! aku doakan semoga hidup mu menderita karena telah merebut hati dari orang yang kucintai.
" Kamu sudah selesai bicara? kalau sudah selesai, silahkan pergi " kata Bryan dingin
" Apa? apa maksud kamu? aku belum dapat jawaban dari kamu ! kita akan bertunangan kapan?" tanya Selina keras kepala
Tunggu, kalau dia mendengar berita pertunangan ku dia pasti akan kembali menemui ku kan? ya, aku hanya perlu setuju dulu untuk saat ini. Alma pasti kembali.
" Ya, baiklah kita akan bertunangan 1 bulan lagi " jawab Bryan malas
" Serius? kamu mau tunangan sama aku?" tanya Selina dengan mata yang berbinar-binar
" Ya, kalau kamu tidak segera pergi. Aku akan kembali menarik kata-kata ku "
" Baiklah, aku akan memberitahu mama dan papa ku " Selina tersenyum senang
Akhirnya, perjuangan ku tidak sia-sia.
Selina keluar dari ruangan itu dengan hati yang gembira, mengira kalau Bryan sudah menerima dirinya. Andre masuk ke ruangan Bryan, ia tak mengerti kenapa Bryan setuju bertunangan dengan Selina. Padahal sebelumnya, Bryan bersikeras menolaknya. Tentu saja Andre menyimpan rasa penasaran itu di dalam hatinya.
" Andre "
" Ya pak?"
" Aku ingin kamu menyebarkan ke semua media internasional, kalau aku akan bertunangan dengan Selina. "
" Apa?!" Andre tersentak mendengar nya
" Kenapa bengong? lakukan saja perintahku " ucap Bryan
" Baik pak "
Ya ampun, aku tidak mengerti pikiran pak presdir. Mungkin ini sebabnya gaji ku lebih besar dari sekretaris manapun di negara ini.
🍂🍂🍂
Sore itu Mia pulang kerja lebih awal, ia mencemaskan keadaan Alma di rumah. Dalam perjalanan pulang ia berpapasan dengan Leon yang juga akan pergi ke rumah Mia dan Alma.
" Pak Leon ?" Mia melihat ke arah Leon
" Ayo naik, saya juga mau ke rumah kamu "
Mia menaiki mobil Leon, mobil itu berjalan menuju ke rumah. Di sepanjang perjalanan, Leon terus mencemaskan keadaan Alma.
" Kenapa bapak tidak bilang saja pada Alma yang sebenarnya?" tanya Mia
" Bilang apa?"
" Kalau bapak suka sama Alma "
" Apa maksud kamu?"
" Ya ampun pak, saya bisa merasakan dan melihat perasaan bapak sama Alma. Atau saya salah mengira kalau bapak cuma menganggap Alma adik?" Mia tersenyum
" Seandainya dia peka sama seperti kamu " jawab Leon
" Kalau begitu bapak katakan saja, dia terus beranggapan kalau bapak seperti kakak nya sendiri. Tolong ubah pikiran nya itu, buat dia peka. "
" saya tidak bisa mengatakan nya sekarang, ini bukan waktu yang tepat. Dia masih menyimpan pria itu di hatinya "
" Bukankah itu kesempatan bapak ya? bapak harus menyingkirkan dia dari hatinya, saya percaya bapak bisa !" kata Mia mendukung
" Kamu sahabat yang baik, Alma beruntung punya sahabat seperti kamu. Baiklah, saran mu akan ku coba " Leon tersenyum
" Saya ingin Alma bahagia pak, selama ini dia selalu menderita setelah masuk ke dalam keluarga Aditama. Apalagi mertuanya, dan si pak Bryan brengsek itu. Saya tidak bisa memaafkan apa yang dia lakukan pada Alma. Selain berselingkuh dengan model itu dia bahkan melec.. "
Mia terlihat sedih dan marah, lalu ia menutup mulutnya. Hampir saja ia keceplosan mengatakan tentang Bryan yang memperkosa Alma.
" Melec.. apa?" tanya Leon
" Ah pak, kita sudah sampai. Ayo kita turun " Mia segera mengalihkan pembicaraan
Hampir aja keceplosan.
Leon memberhentikan mobilnya di depan rumah Alma dan Mia. Ia menatap Mia dengan tajam, ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan Mia.
Mereka masuk ke dalam rumah itu, dan melihat Alma sedang memasak di dapur.
" Mia, kamu udah pulang? eh, ada kak Leon juga?" tanya Alma sambil memasang senyuman ramah
" Kamu baik-baik aja Al?" tanya Mia cemas
Leon menghampiri Alma yang terlihat pucat, ia menyuruh wanita itu duduk saja dengan tenang dan ia yang akan memasak. Mia dan Alma pun duduk di kursi dan melihat Leon memasak.
Pikiran Alma yang saat itu kacau, saat melihat Leon memasak. Ia teringat Bryan yang pernah memasak untuk nya.
Ternyata aku masih belum bisa melupakannya. Aku bahkan masih memikirkan nya sedangkan dia mungkin sudah bahagia bersama dengan nona Selina.
" Al, kamu nangis? kenapa Al?" tanya Mia cemas melihat air mata membasahi pipi Alma.
Leon langsung menghentikan memasaknya, mematikan kompor nya yang tadi menyala, dan menghampiri Alma dengan cemas.
" Kenapa? apa ada yang sakit?" tanya Leon sambil duduk berlutut di depan Alma yang sedang duduk di kursi
" Aku tidak apa-apa, aku cuma kelilipan. Aku gak nangis "
Aku ingin cerita sama kalian, tapi sepertinya aku belum bisa cerita sekarang tentang kehamilan ku ini.
Leon dan Mia seperti sepakat, tidak bertanya lagi kepada Alma yang akan membuatnya sedih lagi. Mereka pun menghibur Alma, makan bersama dan menonton bersama. Mia tertidur pulas di kamarnya karena lelah.
Saat itulah Leon memberitahukan pada Alma bahwa Bryan menanyakan keberadaan nya. Hati Alma tersentak, berdebar, takut, dan dadanya sedikit berdenyut saat mendengar kata Bryan.
" Kakak tidak bilang keberadaan ku disini kan?" tanya Alma
" Tidak, tenang saja. Aku akan selalu menepati janjiku. " senyum tipis tertarik di bibir Leon, sembari mengelus kepala wanita itu dengan lembut. " Kamu yakin tidak perlu ke dokter?" tanya Leon
" Iya, tidak usah. Aku sudah baikan kok, besok juga aku sudah bisa kembali bekerja. " Alma memaksakan senyuman di bibirnya yang pucat itu. Membuat hati Leon terhenyak, dan cemas.
" jangan maksain diri kamu, kalau kamu masih sakit. "
🍂🍂🍂
Keesokan harinya, Alma dan Mia berangkat kerja bersama. Di kantor mereka juga bertemu dengan Leon.
Saat jam makan siang, Alma, Mia dan Leon makan siang bersama. Ketika Mia memesan daging, dan daging itu tersaji di depan nya. Alma kembali mual-mual.
" Uwek..uwek..
" Loh, Al? kamu kenapa?" tanya Mia cemas
" Aku sudah bilang kan jangan maksain diri kamu !" ujar Leon agak sedikit marah
" Tadi Alma udah gak papa kok pak, Al kita ke dokter aja yuk " ajak Mia cemas
Apa ini karena aku mencium bau daging? makanya memicu mual-mual? kepalaku pusing banget.
" Aku tidak mau ke dokter !" ujar Alma tegas, wajahnya tampak ketakutan.
Leon dan Mia melihat keanehan pada diri Alma, yang bersikeras tidak mau pergi ke dokter.
" Maaf, aku mau ke toilet dulu." Alma berdiri dari kursinya.
Bagaimana ini? bagaimana kalau mereka tau kalau aku seperti ini bukan karena sakit, tapi karena sedang hamil? apa yang harus aku lakukan? apa aku harus menggugurkan kandungan ini? Ya Allah.. aku bingung.
" Al, aku temenin.." kata Mia
" Gak usah, Mia !"
Kenapa Alma marah-marah? ada apa dengannya?. Mia dan Leon melihatnya dengan bingung
Wanita itu melangkah pergi ke toilet, belum sampai ia ke dalam toilet.
BUGH
Tubuhnya sudah roboh, di tengah tengah kantin kantor nya itu. Leon, Mia dan beberapa orang disana menghampiri Alma yang tidak sadarkan diri. Mereka berdua panik melihat Alma yang pingsan, Leon segera menggendong Alma dan membawanya pergi ke rumah sakit. Mia tidak ikut karena ia harus kembali bekerja, atas perintah Leon.
Di rumah sakit, Leon menunggu di luar ruangan rawat Alma dengan cemas. Beberapa menit kemudian, setelah pemeriksaan dokter terhadap Alma. Seorang dokter dengan wajah asing keluar dari ruang rawat Alma.
" Dokter, bagaimana keadaan nya? dia baik-baik saja kan?" tanya Leon memakai bahasa Inggris
" Dia baik baik saja, bayi dalam kandungan nya juga baik-baik saja. Tapi, tolong jangan kondisi emosional nya ya. " jelas Dokter asing itu
" A-Apa? anda bilang baby? dokter maksud nya apa?" tanya Leon yang kaget sekaligus tidak mengerti dengan penjelasan dokter itu.
" Anda suaminya kan? masa anda tidak tahu istri anda sedang hamil " jawab dokter sambil tersenyum
" Dia hamil? APA?!" Leon tercengang mendengar penjelasan dokter.
Banyak pertanyaan di benak nya saat itu yang tak mampu terucap dari bibirnya. Dokter asing itu melanjutkan penjelasannya tentang kondisi Alma, tentang ibu hamil yang harus mendapatkan nutrisi baik, makanan yang sehat, dan juga kondisi emosional dan mental nya harus dalam keadaan santai. Dokter itu bahkan meresepkan obat dan vitamin untuk ibu hamil pada Leon.
" Dok, boleh saya tau berapa usia kandungan nya?" tanya Leon dengan tangan yang gemetaran
" Usianya menginjak 4 Minggu " jawab dokter itu
Leon termenung dan duduk di kursi ruang tunggu, jika itu menginjak 4 minggu maka Alma dan Bryan saat itu sudah bercerai. Lalu dengan siapa Alma melakukan nya? apa Alma di lecehkan oleh seorang pria setelah perceraian nya itu?
Siapa yang melakukan itu padamu Al? siapa?
Beberapa menit kemudian..
KLAK
Leon membuka pintu ruang rawat Alma. Gadis itu sudah sadar, dan sedang duduk di ranjang nya. Dari wajah Leon, ia sudah bisa menebak kalau Leon sudah tau semuanya dari dokter. Atmosfir diantara mereka pun menjadi berbeda.
Leon menghampiri Alma sambil membawa keresek obat dan vitamin di tangannya. Pria itu duduk di kursi yang ada di samping ranjang.
" Siapa.. Al.. " Wajah pria itu menjadi suram saat menatap Alma ,tidak seperti biasanya yang selalu menatap hangat padanya.
" Siapa apa kak?" tanya Alma pura-pura tidak tahu
" Kamu jangan pura-pura tidak tahu apa maksud pertanyaan ku Al.. katakan saja, siapa ayah nya?" tanya Leon dengan hati yang perih.
" Ti-tidak kak "
" Bayi itu milik siapa? siapa yang sudah menodai mu Alma?!" tanya Leon setengah membentak, air mata turun perlahan dari matanya. Ia tak menyangka kalau wanita yang dicintainya itu sedang hamil anak orang lain.
" ..." hiks
Alma juga ikut menangis, ia tak bisa menjawab pertanyaan Leon. Ia tak mampu menjawab bahwa anak yang dikandungnya itu adalah anak dari mantan suaminya. Hasil perkosaan.
" Kenapa kamu diam saja? bilang padaku, siapa ayah bayinya? aku akan menyeret pria itu dan bertanggungjawab untuk mu !" seru Leon kesal dan sedih.
" Dia.. dia.. hiks "
KLAK
Pintu ruangan itu terbuka, Mia datang dan membawa tas Alma. Kedua mata Mia merah dan sembab, seperti habis menangis. Melihat reaksi Leon dan Alma, Mia sudah bisa menerka bahwa kehamilan Alma sudah diketahui oleh Leon juga.
Sebelum nya..
Saat melihat tas Alma yang jatuh di kantin, ia melihat ada testpack dengan hasil positif keluar dari tas Alma. Hati Mia sedih, sakit, mengetahui kalau temannya itu akan menanggung dosa besar mengandung bayi yang tidak bersalah tanpa ikatan pernikahan.
Mia menangis pilu, dan memeluk Alma seraya menenangkan nya. Alma malah tambah menangis dan tidak mampu bicara apa-apa lagi selain menangis.
" kenapa Al..kenapa kamu menanggung ini sendirian, kenapa kamu tidak bilang padaku.. hiks "
Mia?
Alma merasa terharu dengan perasaan Mia padanya, yang sangat peduli dan mengkhawatirkan nya seperti saudara. Meskipun mereka tidak ada ikatan darah. Leon menyeka air matanya, ia terlihat marah kali ini. Pria itu langsung berdiri dan memegang tangan Alma. Mendesak gadis itu agar mengatakan siapa ayah bayinya.
Wanita itu tetap terdiam dan menangis, mulutnya tak berani bicara sepatah katapun. Leon sakit hati.
" Kamu sudah tidak bisa diam terus seperti ini Al ! dia harus bertanggungjawab atas bayi kamu, dia harus bertanggungjawab !" seru Mia
" Mia, kamu tau siapa ayah bayi nya? katakan pada saya Mia !" teriak Leon mendesak
Kepala Alma menggeleng. Namun, Mia seperti nya sudah bertekad untuk mengatakan segalanya pada Leon.
" Maaf Al. Pak, Alma sudah diperkosa oleh pak Bryan. Dan bayi itu adalah anak pak Bryan " jawab Mia dengan penuh kemarahan
" Apa? jadi bajingan itu yang sudah memperkosa mu?! bahkan setelah kalian bercerai? Alma, apa itu benar?" tanya Leon dengan mata yang tajam, memegang lengan Alma dengan keras
" Kak Leon.."
" Kamu tidak usah bilang apa-apa lagi, aku ngerti. Aku sudah tau dari matamu. Kalau itu benar " Leon menunduk dan memeluk Alma.
" Dia harus bertanggungjawab Al, aku akan membuatnya bertanggungjawab ! " kata Leon sambil tersenyum pahit
Mia terharu, melihat sikap Leon pada Alma. Padahal Leon sangat mencintai Alma, tapi kenapa dia membiarkan pria lain untuk bersamanya. Hatinya juga pasti terluka.
" Tidak kak, jangan. Aku tidak mau dia bertanggungjawab.. hiks "
...--***--...
aku mampir kak