NovelToon NovelToon
Bangkitnya Permaisuri Yang Terlupakan

Bangkitnya Permaisuri Yang Terlupakan

Status: tamat
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Reinkarnasi / Harem / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:61.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah terpeleset di kamar mandi, Han Sia, gadis modern abad 25, terbangun di tubuh Permaisuri Han Sunyi tokoh tragis dari novel yang dulu ia ejek sebagai “permaisuri paling bodoh”.

Kini terjebak di dunia kerajaan kuno, Han Sia harus berpura-pura sebagai permaisuri yang baru sadar dari koma, sambil mencari cara untuk bertahan hidup di istana penuh intrik dan penghianatan. Namun alih-alih pasrah pada nasib, ia justru bertekad mengubah sejarah. Dengan kecerdasan modern dan lidah tajamnya, Han Sia siap membalikkan kisah lama dari permaisuri lemah menjadi wanita paling berkuasa dan akan membuat mereka semua menyesal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Angin malam begitu dingin ketika rombongan besar itu bergerak turun dari dataran bendungan. Cahaya sakura yang masih tersisa di kulit Han Sunyi sempat membuat beberapa prajurit naga putih mencuri pandang, tapi tidak ada yang cukup berani bertanya. Energi itu… terlalu luar biasa untuk diucapkan sembarangan.

Sunyi memegang lengan bajunya, memastikan tato sakura kembali meresap sempurna. Ia berjalan dengan napas teratur, meski jelas tubuhnya belum sepenuhnya pulih.

Li Feng terus berjalan setengah langkah di sampingnya, seolah ingin memastikan setiap gerakan Sunyi tidak goyah.

“Kalau kau merasa pusing, kita berhenti,” ucap Li Feng tegas.

“Aku hanya lelah. Tidak lebih,” jawab Sunyi datar.

“Kau hampir pingsan tadi.”

“Aku tidak pingsan.”

“Kau hampir.”

“Tidak.”

Li Feng menghela napas panjang. “Sunyi…”

Sunyi menajamkan tatapan. “Li Feng.”

Senyap.

Zhi Dao yang berjalan beberapa langkah di belakang nyaris menjerit frustrasi. Dua orang keras kepala ini kalau disatukan rasanya seperti menggabungkan dua batu kepala naga…

Mei Lian mendekati Sunyi sambil memeluk kantung biji teratainya. “Nona Han, aku… aku benar-benar kagum… tidak menyangka kau… punya kekuatan sedahsyat itu.”

Sunyi tersenyum tipis. “Jangan terlalu mengagung-agungkan. Aku hanya memakai apa yang harus kupakai.”

“Tapi… busur itu… kelopak sakura itu… itu luar biasa.”

“Luar biasa tapi melelahkan,” sahut Bai Ren sambil mengipas dirinya, terlihat paling dramatis. “Kalau aku punya tenaga seperti itu, aku pasti langsung tidur tiga hari setelah memakainya!”

Yu Qian memutar bola matanya. “Kau bahkan tidur tiga hari tanpa melakukan apa pun.”

“HEI!”

Sunyi menghela napas. “Kalian semua terlalu berisik.”

Tapi suaranya lembut—jelas bukan marah.

Li Feng tersenyum samar.

Para pengawal pribadi Li Feng—empat prajurit naga putih berpangkat tertinggi—saling melirik. Mereka tidak pernah melihat sisi Kaisar seperti ini. Tersenyum. Santai. Dan… manusiawi sekali.

Zhi Dao berjalan di samping Mei Lian, berusaha menahan rasa gugupnya. “Kau tidak terluka kan?”

Mei Lian mendelik. “Kau pikir aku selemah itu?”

“…Tidak juga. Tapi kau suka nekat.”

“Itu karena aku peduli!”

Zhi Dao terpeleset di tanah.

Yu Qian sampai menutupi mulutnya karena ingin tertawa.

Bai Ren berbisik, “Ini… ini yang namanya hubungan berbahaya… ya?”

Zhi Dao memerah sampai telinga.

Butuh beberapa hari untuk perjalanan dari bendungan menuju daerah tempat tinggal Sunyi yang semua orang tahu hanya sebagai “Restoran Cahaya Langit”. Tak ada yang menyangka bahwa tempat kecil yang tampak sederhana itu sebenarnya merupakan rumah bagi kelompok kecil Sunyi yang penuh dengan rahasia.

Lampu-lampu minyak di depan restoran sudah menyala, meski tengah malam. Ada tiga bayangan berdiri di depan pintu, mondar-mandir seperti ayam kehilangan induk.

Nuan, Yuyu, Yuyi, dan Jin Yue

Keempatnya kompak memeluk kepala mereka masing-masing saat melihat rombongan besar mendekat.

Nuan berteriak pertama. “Nonaaaaaa!! Kau hidup!! Aku pikir kemarin bumi akan meledaaak!!”

Yuyi langsung berlari, wajahnya hampir berair. “Kami dengar ledakan, gempa kecil, angin besar, suara sakura entah apa itu! Kami kira restorannya akan terbang!”

"Nona jangan tinggalkan kami lagi, kami mau ikut" seru yuyu

Jin Yue paling pendiam, tapi ia mendekat cepat dan memeriksa kondisi Sunyi seperti dokter yang frustrasi.

“Nona, detak jantungmu cepat. Kau kelelahan. Kau pakai teknik larangan, ya? Kau pikir tubuhmu terbuat dari batu?!”

Sunyi menjewer kuping Jin Yue. “Jangan memarahi tuanmu.”

Jin Yue mengerang. “Tapi ini peringatan resmi!”

Yuyu dan Nuan melihat Li Feng lalu menjerit.

“ASTAGA KAISAR?!?!?!”

Yuyi ikut panik. “K-KENAPA KAISAR ADA DI DEPAN RESTORAN KITA?!”

Jin Yue tampak ingin pingsan. “Nona… apa kita akan dieksekusi? Ini soal pajak? Kita telat bayar pajak lagi ya?”

Li Feng: “…”

Sunyi: “…Jangan mengikutsertakan aku dalam kebodohan kalian.”

Mei Lian, yang melihat keempatnya, memegang mulut. “Mereka… lucu sekali…”

Bai Ren mengangkat tangan. “Ya ampun, mereka itu lebih berisik dari aku.”

Yu Qian mendecak. “Tidak sulit melampauimu.”

Pengawal naga putih saling berbisik:

“Tempat apa ini?”

“Mereka… seperti keluarga aneh.”

“Jadi ini rumah Nona Han…?”

Kemudian dari dalam restoran terdengar suara lain.

Feng Yu muncul sambil membawa wajan panas.

Ia menyipitkan mata. “Nona Sunyi sudah pulang? Bagus. Makanan sudah siap.”

Lalu ia menatap Li Feng dan seluruh pasukan naga putih.

“…Kenapa rumah saya penuh pangeran berkilau?”

Li Feng hampir tersedak ludahnya sendiri. “Aku bukan pangeran. Aku—”

“Jangan bilang,” potong Feng santai. “Aku bisa tebak. Dari baju saja sudah kelihatan.”

“Kau tidak tahu apa pun!” Yuyu menjerit. “Itu Kaisar!”

Feng mematung seperti patung batu.

Kemudian ia menunduk sopan. “Oh.”

Hanya “oh”.

Zhi Dao menepuk dadanya. “Ya ampun. Ini lebih tidak terduga dari pengkhianat bendungan.”

Sunyi mendorong pintu restoran. “Masuklah semuanya.”

Li Feng berhenti sejenak di depan pintu. “Apa tidak akan menyulitkanmu kalau kami—”

“Terserah,” sahut Sunyi. “Kau datang sendiri. Jangan tanya.”

Li Feng tersenyum kecil. “Baik.”

Semua masuk.

Dan kemudian…

Tidak ada napas yang tidak tersedak saat itu juga.

----

Li Feng menatap ke dalam ruangan dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Kaisar Agung… ternganga.

“Apa ini…?”

Di ruang tengah restoran yang sederhana dari luar, isi dalamnya justru… luar biasa.

Di sana ada:

• meja makan dengan roda kecil yang bisa digeser

• lampu yang tidak memakai minyak tapi kristal cahaya

• alat pemanas air berbentuk kotak bersinar

• papan menu yang hurufnya bisa berubah sendiri

• tirai transparan tipis seperti kaca yang bisa menampilkan gambar sungai

• kursi empuk dengan bahan kain aneh

• benda-benda mekanik kecil di pojok ruangan yang memutar musik lembut

Para prajurit naga putih langsung memegang pedang, panik.

“Apakah ini jebakan?!”

“Tidak, bodoh!” Yuyu menepuk salah satu prajurit. “Ini teknologi rahasia Nona kami!”

Yuyi ikut menepuk bangga. “Lihat! Ini pemanas teh otomatis! Ini membuat air panas dalam sepuluh detik!”

Nuan menunjuk panel kristal cahaya. “Ini lampu tanpa minyak. Tekan di sini. Begini.”

Klik!

Ruangan terang seketika.

Li Feng mundur setengah langkah. “Sinar kristal? Cahaya tanpa api?”

Sunyi duduk di salah satu kursi empuk. “Kau jarang keluar istana. Wajar tidak tahu.”

Li Feng, "Apakah aku baru dihina?"

Mei Lian melihat sekeliling sambil membuka mulut.

Mei Lian memegang dinding kristal. “Ini… ini tidak seperti dinding restoran… ini seperti… rumah dari masa depan…”

Yu Qian menelan ludah keras. “Nona Han… sebenarnya kau makhluk apa?”

“Jangan sembarangan bicara, sudah bilang sejak dulu… nona kami itu bukan orang biasa!” ujar Bai Ren dan Zhi Dao kesal

Yu Qian bergumam. “Ini menakutkan tapi juga keren.”

Feng Yu muncul dengan baki makanan. “Tolong duduk. Makanannya sudah jadi.”

Para prajurit naga putih bingung.

Li Feng duduk dengan hati-hati, seolah takut kursinya akan berubah menjadi naga.

Sunyi menyilangkan tangan. “Jangan canggung. Ini rumahku.”

---

Feng Yu meletakkan mangkuk besar berisi sup ayam pedas yang aromanya membuat seluruh ruangan langsung ramai.

Li Feng mencoba satu sendok… dan wajahnya berubah.

“…Ini… enak sekali…”

Sunyi memiringkan kepala. “Tidak harus terkejut begitu.”

“Tidak. Ini… benar-benar luar biasa.” Li Feng hampir lupa bahwa dia Kaisar. “Aku belum pernah makan yang seperti ini.”

Feng Yu bangga. “Resep rahasia keluarga Nona.”

Yiyi menambahkan, “Kami juga punya daging panggang madu!”

Yuyu menunjuk alat pemanggang otomatis yang mengeluarkan suara klik klik klik sambil memutar daging sendiri.

Yu Qian terdiam

Mei Lian kagum.

Bai Ren ingin menangis. “Kenapa kau beri tau mereka, nanti mereka merampok tempat kita "

Para prajurit naga putih tidak berani menyentuh makanannya.

Li Feng menatap mereka tajam. “Makan. Itu perintah.”

Barulah para prajurit makan.

Jin Yue duduk di sebelah Sunyi, memeriksa denyut nadinya. “Nona, jangan gunakan teknik sakura lebih dari tiga kali dalam waktu dekat. Tubuhmu tidak bisa menahannya.”

“Aku tahu.”

“Tidak. Kau tidak tahu. Kau selalu melanggar batas tubuhmu!”

Sunyi mengetuk kepala Jin Yue. “Diam.”

Jin Yue menghela napas sebagai tanda kalah.

Mei Lian mendekat. “Nona Han… apa… teknikmu itu… sakti dari langit?”

“Tidak.” Sunyi menatap meja. “Itu bukan sihir… tapi juga bukan ilmu manusia.”

Li Feng ikut menatapnya. “Warisan sakura… siapa yang memberimu?”

Sunyi menggeleng. “Nanti. Tidak sekarang.”

Li Feng ingin memaksa, tapi melihat wajahnya yang lelah… ia menahan diri.

----

Feng Yu membersihkan meja bersama Jin Yue, Bai Ren dan Zhi Dao, Sedangkan Yuyu dan Yuyi menggulung tirai otomatis, sementara nuan menyeduh teh herbal.

Li Feng memperhatikan setiap hal kecil dengan mata seorang Kaisar yang sedang mencoba memahami dunia baru.

“Sunyi… benda yang menyalakan cahaya tanpa api itu… apa namanya?”

“Lampu kristal.”

“Dan benda yang memanaskan air tanpa api?”

“Pemanas.”

“Dan meja yang bergerak pakai roda kecil?”

“Itu… meja beroda.”

Li Feng mengangguk seperti sedang mempelajari kitab militer penting.

Mei Lian duduk bersama, ia masih tidak percaya dengan tempat ini.

Mei Lian memegang kursi berlapis kain. “Aku ingin tinggal di sini…”

“Kau sudah punya rumah,” Zhi Dao bergumam.

“Tapi rumahku tidak bisa menyala kalau dipencet!”

Sunyi menghela napas sambil menatap keduanya. “Kau bisa datang kalau ingin belajar memasak. Apa lagi jika sudah menikah dengan Zhi Dao”

Mei Lian langsung bersemu malu

Zhi Dao yang sedang membereskan tempat kaget saat nonanya pemimpin mereka bicara soal pernikahan, ia jadi panik

Yiyi mendekati Li Feng. “Yang Mulia… ini pertama kalinya kau ke restoran kecil?”

Li Feng mengangguk. “Benar.”

“Kalau begitu… kau harus coba puding susu buatan nona!”

Li Feng menatap Sunyi. “Boleh?”

Sunyi mengangguk tanpa ekspresi. “Ambilkan untuknya.”

Senyum kecil muncul di wajah Li Feng.

Para pengawal pribadi Li Feng melihat itu dan langsung berbisik-bisik panik.

“Apakah Kaisar… sedang jatuh cinta?”

“Tidak mungkin!”

“Tapi lihat tatapannya pada Nona Han!”

“Mereka cocok sih…”

---

Setelah makan selesai dan semua orang sibuk melihat benda-benda modern, Sunyi keluar untuk menghirup udara segar.

Langit malam cerah. Sakura dari tekniknya tadi sudah hilang tanpa jejak.

Langkah kaki terdengar pelan.

Li Feng menyusul, berdiri di sampingnya.

“Kau tidak istirahat?”

“Aku akan istirahat nanti.”

“Aku tahu kau keras kepala,” gumam Li Feng.

Sunyi menatap bulan. “Aku tahu seseorang berada di balik Bo Yuan.”

“Ya.” Li Feng menunduk. “Dan aku akan menemukannya.”

Sunyi menatapnya sejenak. “Kau harus berhati-hati. Ini bukan rencana kecil.”

“Kau juga. Jangan mengorbankan dirimu sembarangan.”

Sunyi mengangkat alis. “Kenapa kau peduli?”

Li Feng terdiam.

Ia ingin menjawab sesuatu.

Tetapi pintu restoran terbuka keras.

“Nonaaaaa!!”

nuan berlari sambil membawa selimut.

“Kau harus tidur! Kau habis pakai teknik sakura! Jangan lawan aku!”

Sunyi menghela napas panjang. “Aku bahkan tidak punya kesempatan untuk terlihat dramatis.”

Li Feng tertawa pelan.

Sunyi akhirnya didorong masuk oleh Nuan dan Jin Yue untuk istirahat.

Li Feng berdiri di tengah ruangan, mengamati orang-orang yang begitu mencintai Sunyi.

Orang-orang yang mau berlari, berteriak, bahkan bertarung demi wanita itu.

Li Feng berkata pelan,

lebih kepada dirinya sendiri daripada siapa pun,

“Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu lagi, Sunyi…"

Dan di kamar lantai dua, Han Sunyi menutup mata… tubuhnya memang lelah, tapi pikirannya tetap tajam.

Bersambung…

1
Murni Unni
luar biasa tour karnyanya terbaik😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Pims Sinung Mulia
bagus ini ceritahya
Retnoning Winastuti
cerita filsafat hidup penuh makna..tersirat dalam rangkaian kata yg memvawa hati menjadi damai. menghantarkan pada jiwa yg teguh
Lee 0893
🤣🤣🤣🤣 kaisar dan jendral perang takut sama ibu hamil ,,
emang boleh semenakutkan itu ,,, 🤭🤣🤣🤣
Lee 0893
nah loo nyesek kn ,, awas bengek kang raja ,,
Lee 0893
bengeek knpa harus kata itu yg keluar ,,
TUUAAAAA🤭🤣🤣🤣🤣
Lee 0893
si tu tu tetap tidak suka istana ,,
🤭🤣🤣
Lee 0893
aduuh tu tu gemezzzz ,, ikut pulang aq yuuk ,,
drumah ku ad bayi ta ta ,, 🤭🤣
Lee 0893
waah mulai konflik nii ,,
Lee 0893
author keren ,,
cerita ny bnr2 bagus bgt ,,
sukaaaa ,,
sehat2 terus yx kak author ,,
Kustri
kata'a permaisuri bodoh, koq bs bantu suami'a 🤔🤔🤔
Risna Udi
suka banget karya othor
Musliha yunos
typo bertebaran thor😅
Lee 0893
jangan2 yg mandul raja ny bukan permaisuri ,,
seperti cerita yg udh2 ,,
waah seruu Ni ,,
semangat trus kak ,,
sehat2 selalu ,,
Rina Ahyar
cerita yg bagus thor..alurnya pn tdk bertele2..ttp semangat berkarya..
Iyus Iyus
bagusssss
Suzanne Shine Cha
😂😂😂😂😂😍😍
Suzanne Shine Cha
seruuu dan lucuuu 💝💝💪💪💪
kaylla salsabella
terimakasih atas karya mu thor... sehat selalu🤲🤲🤲
kaylla salsabella
sebenarnya kasihan sih kerjaan Hui sama rakyat yang tidak bersalah ikut jadi korban... atas kesalahan orang-orang egois🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!