Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 jawaban untuk Evan.
10 hari kemudian. Waktu yang ditentukan oleh Subandi telah tiba.
Dengan berpakaian yang sangat rapi sekali, Evan bersiap-siap ingin berkunjung kerumah Alina.. Bertepatan dengan sekali malam ini, malam minggu, waktu yang sangat tepat untuk berkunjung.
"Wah...Ganteng dan wangi sekali anak Mama, mau ke mana?"tanya Mayang, Evan bersiul-siul bahagia. Walaupun jauh di lubuk hati yang paling dalam, hati Evan harap-harap cemas dan deg-degan, menanti sebuah jawaban dari bapak gadis yang telah mencuri hatinya..
"Evan minta doanya ya, Ma. Semoga jawaban dari istikharah bapaknya Alina sesuai dengan harapan Evan."Ucap Evan. Sambil mengelus punggung tangan Mamahnya, lalu ia mencium dengan lembut tangan pintu surganya itu.
Mayang sangat terharu melihat putranya minta Restu, dan Mayang juga sangat bahagia Evan telah kembali ceria seperti dulu lagi. Dia tidak akan membiarkan Evan kecewa, apapun akan Mayang lakukan demi kebahagiaan putra semata wayangnya.
"Mamah sangat yakin, Alina adalah jodoh kamu Nak. Dan istikharah bapaknya Alina jawabannya adalah kalian berdua berjodoh.. Mama sudah pilih-pilih gaun pengantin dan wedding organizer yang cocok untuk kalian berdua."ucap Mayang,ia sangat antusias sekali .kalaupun istikharah bapaknya Alina tidak sesuai dengan harapan anaknya. Dan Mayang akan membuat harapan anaknya tercapai untuk menikah dengan wanita yang dicintai.
"Berangkatlah hati-hati di jalan.hilangkan perasaan cemas dan praduga yang tidak-tidak. Yakin saja Alina itu jodoh kamu." ucap Mayang.
Evan memeluk erat Mamanya, Evan juga sangat yakin jika istikharah bapaknya Alina sesuai dengan doa yang di langitkan dalam sepuluh hari ini.
Tiba-tiba senyum Evan memudar, Dia teringat akan Omanya. Yang sangat pemilih dengan calon istri Evan. Karena Evan adalah Cucu laki-laki satu-satunya.
"Ada apa lagi? Kenapa kamu tiba-tiba murung seperti itu?"sebagai seorang ibu, Mayang bisa membaca raut wajah anaknya.
"Mama dan papa sudah memberikan restu untuk aku dan Alina, tapi bagaimana dengan Oma Ma.. Mama tahukan seperti apa perangainya. Aku tidak mau Oma menyakiti Alina, tapi aku juga tidak mau mengikuti kemauan Oma untuk menikah dengan gadis pilihannya."keluh Evan, Mayang pun demikian dia sangat ngeri sekali dengan perangai mertuanya itu.jika dia tidak menyukai sesuatu maka dia akan menghalalkan segala cara untuk menentangnya..
Mayang sangat yakin pasti Mamah mertua akan menentang Alina karena tidak sesuai dengan standar cucu menantu pilihan..
"Oma urusan Papa. Kejar saja jodohmu..Oma Biar Papa yang handle."Agung mengulurkan tangannya, Muhammad Evan langsung mencium tangan Papanya dengan takzim.
"Terima kasih banyak Papa, minta doanya Semoga sesuai dengan harapan." ucap Evan.
"Amin."ucap Mayang dan agung bersamaan.
Agung firdaus, tidak akan membiarkan Mamahnya, mengatur jodoh putranya lagi. cukup sekali mamanya mengatur jodoh Evan, yang akhirnya pun gagal. Karena wanita yang dipilih oleh Mamanya untuk Putra satu- satunya bukan wanita baik-baik...
"Kamu lagi di mana? Aku mau jalan ke rumahmu.."Alina membaca pesan dari Evan dengan tersenyum-senyum sendiri.
"Aku di rumah, di tunggu...!"Evan mengernyitkan keningnya membaca balasan pesan Alina yang terlalu singkat..
"Kamu tidak bertanya gitu, tujuan aku ke rumahmu apa? Nggak ada basa-basi sama sekali sama calon suami.Atau kasih kek kisi-kisi dari bapakmu. Aku butuh jawabannya Alina..karena kamu sangat merepotkan sekali dipikiran ku .Aku ingin kamu menjadi istriku biar aku leluasa menjagamu.Dan tidak merepotkan pikiranku yang selalu mengkhawatirkan mu."Evan menggerutu, karena Alina tidak peka menurutnya. Dan tidak ada basa-basi sama sekali menanyakan tujuan Evan datang berkunjung.
Aluna senyum-senyum sendiri membaca pesan pria itu, yang setiap hari mengisi hari-harinya siang dan malam.
"Dia pikir, aku doang yang merepotkan pikirannya??Pri itu tidak tahu saja dia lebih merepotkan mengganggu pikiranku.. bikin cemas bikin was-was , cemburu semua rasa jadi satu. Apa tidak lebih merepotkan semua itu??"gumam Alina dalam hati.
"Sudah datang saja ke rumah, sudah ditunggu sama bapak.. Tapi aku tidak tahu jawabannya jadi tidak bisa memberikan kisi-kisi. Berdoa saja semoga sesuai dengan harapan, sehingga semuanya terwujud dan kita tidak saling mengganggu pikiran masing-masing."balas Alina, Evan tersenyum lebar membaca pesan gadis cantik itu.
"Satu langkah lagi Alina, kita akan mengarungi bahtera rumah tangga bersama. Dan kamu tidak akan mengganggu pikiranku lagi.. karena selalu ada di sampingku setiap saat."Evan menarik tuas motornya melaju di jalan raya besar menuju rumah Alena, yang ada di ujung kota ini.
"Semoga saja bapaknya Alina memberikan restu untuk Evan ya Pa. Dan Papa janji lho untuk menjelaskan semuanya kepada Mama supaya tidak melarang Evan menikahi wanita pilihannya.."ucap Mayang, agung pun mengangguk setuju.
"Oke, serahkan semuanya pada Papa. Semua akan baik-baik saja."jawab Agung santai.
"Yakin ya? Papa bilang baik-baik saja nggak tahunya hancur- hancuran. Papa yang harus bertanggung jawab semuanya. Karena Mama tidak akan tinggal diam jika anak kesayangan Mama dihalang-halangi untuk mencapai kebahagiannya."ancam Mayang..
Ira yang saat ini sedang duduk manis di teras rumah Alina.. Tercengang melihat kehadiran pria tampan dan rupawan tersebut..
Evan turun dari motor trail,saat membuka helm ia mengibaskan rambutnya yang sedikit gondrong, menambah ketampanan pria dengan poster tubuh atletis tersebut.
Ira tentu tahu Pria yang sedang melangkahkan kakinya menuju teras rumah itu adalah pacar baru Alina. Ira pernah bertemu dua kali dengan Pria tampan itu saat mengunjungi Lena..
"Beuh ganteng sekali !! Dan sudah pasti tajir gue banget ini..!untung gue keguguran jadi gue bisa bebas menggoda pria tampan itu. Laki-laki itu tidak cocok dengan Alina yang hanya kuli pabrik . Cowok itu cocoknya sama gue perempuan berkelas dan berpendidikan.."Gumam Ira dalam hati.
Melihat ada wanita yang berpakaian kurang bahan duduk di teras rumah itu.
Evan mengurungkan niatnya untuk melangkah kan Kakinya menuju rumah besar itu.
Evan merogoh ponselnya dari kantong celana, lalu,ia menelepon Alina.
"Sayang ,mas sudah di depan rumah mu sekarang.kamu keluar ya, ada mahluk aneh didepan rumah mu."ucap Evan,
"Mahluk aneh??"dengan berbagai pertanyaan yang ada di pikirannya.Alina seraya berlari kedepan untuk melihat mahluk aneh yang di maksud Evan.
Sesampainya didepan teras rumahnya,Lina tercengang melihat Ira duduk manis dengan menggunakan baju tidur satin menerawang..
Alena melambaikan tangan memanggil Evan.
Evan segera menghampiri Lina.
"Hayoo.. masuk...!!"Alina menarik tangan Evan mereka masuk kedalam rumah tanpa menyapa Ira yang sedang senyum-senyum Menatap Evan sambil menyibakkan rambutnya ke belakang.
Sehingga belahan dadanya terekspos., Evan memalingkan wajahnya. Ia tidak mau mengotori matanya menatap benda tersebut.
"Sombong banget lu ..! Ada bidadari duduk di sini tidak menyapa, jangan sok jual mahal entar suka Lu sama gue baru tahu rasa."ucap Ira percaya diri..
"Silakan duduk Mas, aku panggil bapak dulu.."Alina berlalu ke belakang memanggil bapaknya.
Tidak berapa lama,Pak Bandi muncul dari arah belakang. Dia langsung duduk dan bersalaman dengan Evan.
"Kamu sudah lama datang?"tanya Subandi. Evan bangun dari tempat duduk, lalu bersalaman dengan Pak Bandi.
"Baru dua menit yang lalu pak . Apa kabar bapak?"tanya Evan, keringat dingin membasahi keningnya.. perasaan was-was mendominasi hatinya saat ini.
"Alhamdulillah kabar bapak baik."jawab Subandi.
"Hmmm..Kamu sudah yakin akan mempersunting Alina? bapak tidak minta banyak nak Evan tolong jaga Alina dengan baik, jangan sakiti hati dan fisiknya, jangan diduakan.. Jika nak Evan bosan kembalikan ke Bapak secara baik-baik. Sebagaimana, saat nak Evan meminta kepada bapak secara baik-baik.Alina anak piatu. Alina ditinggal ibunya meninggal dunia saat usia Lina 10 tahun.Lalu, ia di asuh oleh Adik ibunya yang Saya nikahi satu tahun setelah ibunya Lina meninggal Dunia."Evan tertunduk lesu mendengar cerita Subandi.