Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertarung Melawan Musuh
"Argghh....!"
Brakkkk...
Tubuh dari salah satu pria yang mencari keberadaan Saga dan juga Marko langsung jatuh ke atas semak belukar setelah mendapatkan serangan yang dilayangkan oleh Saga.
Saga yang merasa geram tidak segan untuk melukai pria tersebut menggunakan pisau yang dia simpan dibalik punggungnya. lalu Saga menancapkan pisau itu tepat ke sepatu yang dikenakan oleh pria tersebut.
Crukkk....
"Aarrgghh! Sakit!" teriak pria itu menggema di keheningan malam.
Sedangkan salah satu pria yang melihat rekannya sudah jatuh ke atas semak belukar, menatap terkejut dan juga syok.
Lalu dia segera mengeluarkan senjata tajam miliknya sambil menatap lekat kearah semak belukar guna mencari siapa orang yang sudah menyerang rekannya itu.
"Siapa kalian! Dasar pengecut! Cepat keluar kalau berani!" teriak pria itu sambil mengedarkan pandangannya ke dalam semak semak belukar.
Sedangkan kakinya dia gerakkan kesana kemari guna mencari kedua orang yang dia kejar tadi. Hingga tak lama kemudian, muncullah Saga dan Marko yang bangkit dari persembunyian mereka.
Lalu Saga tersenyum menyeringai seraya menatap tajam ke wajah pria yang sudah berani mengejeknya dengan kata pengecut.
"Apa kau mencari kami?" tanya Saga membuat pria itu membulatkan kedua matanya.
Wajah Saga dan Marko masih setia ditutupi dengan kain hitam, sehingga musuh tersebut tidak akan bisa mengenali siapa kedua orang tersebut.
Lalu tanpa menunggu lama Saga pun berjalan mendekati pemuda itu, sambil siap melakukan penyerangan kalau memang hal itu diperlukan.
"Kurang ajar! Berani sekali kalian menyakiti temanku!" teriak pria itu dengan sangat marah.
Lalu dia langsung mengarahkan serangannya ke tubuh Saga, melihat serangan tersebut Saga tidak tinggal diam, dia juga melakukan serangan menggunakan senjata yang ada di tangannya.
Ting.... Ting....
Suara senjata yang saling bersentuhan menggema di telinga mereka. Marko berniat mau menolong Saga, namun betapa terkejutnya dia saat melihat dua orang pria yang baru saja tiba langsung masuk ke dalam semak belukar dan menyerang ke arah dirinya.
"Itu dia orangnya! Cepat kita serang dia!" teriak pria itu kepada temannya.
Melihat kedatangan dari kedua orang tersebut, dengan terpaksa Marko menerima serangan yang dilayangkan untuknya.
Hingga pertempuran sengit kembali terjadi, namun lawannya kali ini lumayan berat karena mereka merupakan para petarung sejati yang sangat keji dan juga handal.
Saga sendiri juga hampir kewalahan saat mendapatkan dua serangan sekaligus dari para Penjahat itu. Dan kali ini dia benar benar diuji untuk mengetahui kehebatan yang dia miliki saat ini.
"Argghh...! Sial, kenapa mereka sangat kuat." rutuk Saga di dalam hatinya.
Begitu pula dengan Marko, hampir saja dia kalah dan jatuh ke atas semak belukar. Namun Saga berusaha melindungi sahabatnya itu.
"Apa kau tidak apa apa Marko?" tanya Saga sambil menyender di punggung Marko, sedangkan kedua matanya menatap tajam ke arah musuh yang tengah tersenyum menyeringai kepada mereka.
"Saga. Kali ini lawan kita lumayan kuat. Kita harus bisa mengalahkan mereka."
"Iya, kau benar. Sepertinya kita harus menggunakan teknik yang diajarkan oleh Almarhum bos Jarwo untuk mengalahkan mereka dengan cara licik."
"Kalau begitu ayo kita lakukan bersama Saga." jawab Marko sambil menatap tajam ketiga musuh yang sedang tersenyum mengejek mereka berdua.
"Hahahaa..! Apa kalian takut hah! Sekarang kalian sudah tidak bisa kemana mana lagi. Dasar penjahat gadungan!" ucap pria itu sambil bersiap untuk menyerang.
Lalu pertempuran sengit kembali terjadi, adu senjata dari kedua belah pihak terdengar di semak belukar yang gelap itu. Dengan insting yang kuat Saga dan Marko berusaha menyerang ke arah tubuh musuh, namun karena Saga dikeroyok oleh dua orang sekaligus, akhirnya dia pun terkena sayatan pisau yang dilayangkan oleh pria itu tepat di lengan tangan kirinya.
Srekkkkk...
"Argghh..!"
Saga mendesis perih saat darah segar mulai keluar dari luka yang melekat di kulit lengannya. Merasakan hal itu membuat Saga menjadi semakin marah dan langsung membalas serangan dengan membabi buta.
"Kurang ajar! Berani sekali kalian melukai lengan tanganku!" teriak Saga tak terima.
Lalu Saga menggerakkan kedua tangannya untuk memberi balasan setimpal kepada kedua pria itu. Kali ini Saga tidak akan memaafkan mereka dan akan menghabisi mereka berdua.
"Rasakan ini!"
Srekkk...
Senjata milik Saga gantian menghunus ke tubuh kedua pria tersebut, Saga melakukannya dengan teknik yang diajarkan oleh almarhum bos Jarwo. Di saat musuhnya sedang menyerangnya, Saga langsung membungkuk dan menghunuskankan senjata tersebut, hingga keduanya langsung jatuh ke atas rerumputan dengan keadaan berdarah di bagian perutnya.
Begitu pula dengan Marko, walaupun dia mengalami luka di wajahnya, tapi Marko juga berhasil mengalahkan lawan yang menyerangnya. Lalu dengan cepat Saga mengajak Marko untuk pergi meninggalkan tempat tersebut, mereka berdua berlari kencang menuju ke mobil yang diparkirkan di ujung jalan aspal.
"Ayo kita pergi." ajak Saga yang diangguki oleh Marko.
Sesampainya di dalam mobil, Marko segera melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang, hingga hampir setengah jam lamanya akhirnya mobil yang dikendarai oleh Marko sudah tiba di dalam markas.
Pak Sarnip, Joe dan anak buah lain yang melihat kehadiran bos mereka langsung berlari menyambut kedatangan dari pria itu.
"Bos! Apa yang terjadi bos? Bos baik baik saja kan?" tanya Joe memasang wajah panik.
"Iya, aku baik baik saja Joe." jawab Saga sambil keluar dari dalam mobil.
Kedua mata mereka yang melihat luka di lengan tangan Saga menjadi sangat terkejut. Lalu Joe segera menyentuh luka itu dan berniat mau mengobatinya.
"Bos! Lengan tanganmu berdarah bos!"
"Ya Tuhan Saga. Apa kau terkena serangan senjata tajam?" tanya pak Sarnip memasang wajah terkejut.
"Tidak apa pak. Ini hanya luka kecil. Kalian semua beristirahatlah, hari sudah hampir pagi, jangan sampai kalian sakit karena menungguku pulang." titah Saga kepada para anak buahnya.
"Benar, lebih baik kalian beristirahat. Kami berdua tidak apa apa." timp Marko membenarkan perkataan Saga.
"Baiklah kalau begitu. Tapi kalau ada apa apa langsung hubungi kami bos."
"Pasti." jawab Saga tersenyum tipis.
Hingga setibanya di depan pintu masuk, tiba-tiba saja Saga dikejutkan dengan kehadiran Arimbi yang ternyata tengah menunggunya sejak beberapa jam yang lalu.
"Kamu!" ucap Saga menatap heran.
