NovelToon NovelToon
Senja, Zac Dan Rumah

Senja, Zac Dan Rumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Menjadi NPC / Bullying dan Balas Dendam / Cewek Gendut
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

GUBRAAKK !! Suara itu menyerupai nangka berukuran 'babon' jatuh dari pohon yang tinggi. Xavier (Zac) segera berlari meloncati semak-semak untuk segera mengambil nangka yang jatuh. Sesampainya di bawah pohon nangka, Xavier tidak melihat satu pun nangka yang jatuh. Tiba-tiba...
"Siapapun di sana tolong aku, pangeran berkuda putih, pangeran kodok pun tidak apa-apa, tolong akuu ... "
Di sanalah awal pertemuan dan persahabatan mereka.
***
Xavier Barrack Dwipangga, siswa SMA yang memiliki wajah rusak karena luka bakar.
Aluna Senja Prawiranegara, siswi kelas 1 SMP bertubuh gemoy, namun memiliki wajah rupawan.
Dua orang yang selalu jadi bahan bullyan di sekolah.

Akankah persahabatan mereka abadi saat salahsatu dari mereka menjadi orang terkenal di dunia...

Yuks ikuti kisah Zac dan Senja 🩷🩷

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Kehancuran

Di sore yang tembaga itu, langit di atas kepala Zac terasa mau runtuh. Kata putus dari Senja saja sudah mengguncang dunianya, kini satu buah pesan elektronik yang masuk ke ponselnya membuat tubuhnya terasa tidak lagi bertulang. Keputusan pelatih dan koordinator tim, tidak akan melibatkan Zac dalam lima periode pertandingan, ancaman skorsing sudah di depan mata.

Brak!

Zac menghempaskan ponselnya ke lantai hingga casing handphone-nya retak dan beberapa bagian terburai. Ia menghentakkan kakinya yang masih dalam proses penyembuhan dengan kuat ke udara.

"Kaki sial*n!!" makinya pada diri sendiri, lalu tubuhnya melorot ke lantai.

Matanya sudah memerah sejak pulang dari rumah Senja, kini mata polos itu diselimuti airmata yang menggenang. Rahangnya mengeras hingga urat di pelipisnya terlihat menonjol dan menampakkan gurat kecewa yang teramat sangat.

"Aarrgkk!" jerit Zac sambil meremas rambutnya.

Ini adalah pukulan terberat bagi Zac sepanjang kariernya.

Ia berjalan tertatih menggapai meja kerjanya, ia melemparkan semua medali, piala dan apapun yang bisa ia gapai untuk pelampiasan amarahnya. Suara gaduh dan teriakan Zac terdengar hingga lantai bawah di penthouse milik Milo. Semua bergegas ke lantai atas untuk mencari tahu apa yang terjadi.

"Ya ampuun Zac, kamu kenapa nak?!" pekik Kanaya saat membuka pintu.

"Zac apa-apaan ini!" tegur Milo.

Zac berdiri di depan meja kerjanya, tubuhnya masih terguncang menahan amarah, tangannya ia jadikan tumpuan di atas meja.

Melihat pemandangan itu Milo langsung memeluk Zac, dia tahu keponakannya dalam kondisi tidak baik, ada sesuatu yang membuatnya marah besar. Zac tidak pernah semarah itu, dia terbiasa menyimpan luka dan kecewanya sendirian dengan berlari di lapangan bola.

"Tenang Zac... Bicarakan pada Uncle, apa yang terjadi."

"Karierku hancur Uncle, hancur!" Zac terisak di bahu Milo

Kanaya menghampiri Zac lalu memeluk putranya, mereka berpelukan bertiga, tangan lembut Kanaya mengusap perlahan punggung putranya dan merasakan degup jantung yang tidak beraturan, begitu juga tubuhnya gemetar karena terlalu shock.

"Sabar, nak... ada kami yang selalu siap menjaga dan membantumu," bisik Kanaya lembut.

"Cinta dan karierku hancur dalam sekejap karena kaki sial*n ini... Huhuhu," rintihnya.

"Sstt... Tidak boleh menyesali diri, semua akan baik-baik saja." Milo membenamkan kepala Zac dalam pelukannya.

Setelah satu jam Zac berhasil ditenangkan dan akhirnya bisa tertidur dengan tenang dalam pelukan Kanaya. Beberapa maid membersihkan kekacauan yang Zac ciptakan hingga kamar itu kembali rapih dan bersih seperti sediakala.

Di lantai satu, Reno dan Bimo baru saja tiba. Wajah mereka penuh ketegangan mendengar dunia putranya hancur atau mungkin 'dihancurkan' seseorang? Meski masih dalam kondisi belum sepenuhnya sehat, Reno dan Bimo segera bergerak mencari sumber masalah. Dia tahu putranya berusaha menjadi pemain terbaik, kedisiplinan Zac tidak diragukan lagi, begitu juga taktik bermainnya yang terbilang unik dan memiliki ciri khas.

"Milo, bagaimana kondisi putraku saat ini?" tanya Reno seraya duduk di depan meja kerja Milo.

"Sudah bisa ditenangkan, Kanaya memberinya obat tidur agak dia bisa istirahat dan tidak berlarut dalam kesedihan. Apa yang kalian temukan?"

"Pemain Malaysia itu dibayar seseorang untuk menjatuhkan Zac, sedang kami selidiki dan memasang mata-mata di tim tersebut." Bimo angkat bicara.

"Mungkinkah keterlibatan orangtua Senja?" tanya Reno mengernyitkan keningnya begitu dalam.

"Bastian? Dia sahabatku... Ya, meskipun sekarang hubungan kami sudah lama renggang, tapi aku yakin bukan dia. Dia tidak pernah berbuat licik," jawab Milo menyangkal suara hatinya yang berbisik lirih.

"Tapi seorang saksi mengatakan pemain itu ditemui Sebastian sebelum turnamen berlangsung," sanggah Bimo

Keraguan perlahan merobek keyakinannya terhadap Sebastian, sahabatnya.

"Ada bukti atau saksi yang bersedia bersumpah? Kalau memang dia pelakunya, kali ini aku tidak bisa melunak lagi padanya!" geram Milo seraya meninju meja kerjanya.

"Kita harus bergerak cepat untuk mencari bukti CCTV atau apapun, juga amankan saksi kunci." Reno menarik ponselnya dari saku celana, ia segera menghubungi pengacaranya juga intelijen yang bisa di ajak kerjasama.

Satu minggu berlalu...

Brak!!

Sebastian menampar meja rapat dengan keras. Sorot matanya tajam seakan ingin menguliti sang asisten dan beberapa direksi yang memberikan laporan bahwa harga saham perusahaannya turun drastis.

"Bagaimana ini bisa terjadi!" hardiknya dengan suara meninggi, ada getar di nada suaranya. "Jelaskan!!" teriakannya keras hingga liur dan keringat di pelipisnya menyemprot di atas meja rapat.

"Para investor serempak menarik investasi besar-besaran karena issue negative tentang tuan muda Shaka, terlibat beberapa organisasi gelap dan obat terlarang," direksi keuangan akhirnya buka suara meski ia cukup tertekan.

"Itu benar sekali, Bas. Putramu yang menghancurkan nama baik perusahaan," ucap Dewan komisaris, yang merupakan adik dari Monica angkat bicara.

"Bagaimana berita itu sampai bocor, siapa pelakunya?!" Sebastian masih saja mencari kambing hitam.

"Putramu sendiri, jaga putramu yang bermasalah itu agar tidak berkeliaran di dunia malam!" tegas Mohan.

"Kau! Selalu menuding keluargaku yang menimbulkan masalah, ini semua terjadi karena kalian tidak becus bekerja!" tunjuk Bastian pada Mohan, adik iparnya yang selalu bersebrangan dengannya.

"Jadi kamu ingin menumpahkan kesalahan putramu pada orang lain, Bas?" tanya Mohan.

"Keluar! Keluar kalian semua!" usir Sebastian dengan suara meninggi.

Para direksi bergegas meninggalkan ruang rapat. Di luar ruang rapat, Mohan menelpon seseorang yang berjanji akan membantunya menguasai perusahaan yang saat ini dalam kekuasaan Sebastian.

"Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya hancur, seperti dia menghancurkan karier keponakanku, Mohan."

"Satu bulan lagi waktu yang kau janjikan, Milo. Apa kau siap mengeksekusi dan menendangnya dari perusahaan Papaku?!"

"Kamu tidak perlu meragukan janjiku, Mohan. Siapkan saja pesta kita. Aku sudah tidak sabar menunggu waktu itu tiba."

Semua itu Milo lakukan untuk mengacaukan Sebastian saat penyelidikan akan kejahatannya pada Zac bisa berjalan dengan mulus. Sebastian bisa saja membungkam semua orang agar kelicikannya menjatuhkan karier Zac tidak terlacak dan dia bisa lolos dari jerat hukum.

Malam tiba dengan cepat, Sebastian pulang dengan tubuh lunglai, kakinya terlihat goyah hampir tidak merasa menapak pada lantai marmer rumahnya. Monica menyongsong kedatangan suaminya dengan wajah sendu. Ia segera memeluk Sebastian dengan penuh kehangatan.

"Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu, sayang. Kamu harus istirahat, makan malam aku antar ke kamar kita, hum... " ucapnya lembut.

Bastian mengangguk lemah dalam pelukan istrinya, "aku butuh kamu, Monica. Aku lelah."

Setelah memastikan suaminya berendam di air hangat, Monica bergegas menyiapkan makan malam Bastian di kamar.

"Mama... Bagaimana papa?" tanya Senja di ambang pintu kamar orangtuanya, suaranya lemah nyaris tercekat.

"Ini hari yang berat untuk papamu dan Sam, Sayang. Mama harus mendampingi papa, kamu harus jaga kesehatanmu sendiri, mama tidak lagi sempat memperhatikanmu. Lupakan Zac sementara, kita harus saling memberi support untuk Papa dan Sam. Saat ini Sam sedang menemui para investor luar negeri dan juga memohon investor lama agar tidak melepas sahamnya pada pihak musuh."

Senja terdiam.

Dia sudah berusaha melupakan Zac, tapi hatinya tidak bisa. Semakin hari, Senja merasa keputusannya mengakhiri hubungan dengan Zac adalah sebuah kesalahan. Di saat Zac butuh dukungan untuk sembuh, tapi dia malah menghancurkan perasaan Zac.

Penyesalannya itulah yang membuat berat badannya turun drastis, matanya mulai dihiasi lingkar hitam dan wajahnya selalu pucat. Ia tidak pernah makan dengan benar, hanya bisa menangis dan menangis lagi, merindukan Zac.

Di Penthouse Milo, rapat terus berlangsung. Bukti dan saksi akan keterlibatan Sebastian dalam kecelakaan di lapangan beberapa waktu lalu semakin menemui titik terang. Lima orang berani bersaksi jika Sebastian memberi suap pada pemain cadangan tersebut, untuk membuat Zac terluka. Begitu juga keterlibatan Sebastian menyuap pelatih agar Zac tidak lagi menjadi pemain inti selama lima periode.

Mendengar semua kenyataan itu, Zac keluar dari ruang keluarga yang dijadikan ruang rapat para ahli, pengacara dan keluarganya. Ada badai di dadanya, ia ingin menolak semua hasil pemeriksaan para ahli, tapi semua bukti dan kesaksian para saksi terasa valid dan tidak bisa disangkal.

Kini Zac berdiri di pinggir balkon, memandang langit malam yang tidak bertepi. Lampu kota kelap kelip menjadi cahaya yang menyakitkan di matanya. Di bawah langit yang sama, ada Senja yang juga sedang merindukannya, menyebut nama Zac dalam lirih hatinya.

"Senja, kuharap semua ini bukan karena ulah papamu. Aku tidak bisa membencimu sampai kapanpun. Tapi jika semua yang terjadi karena ulah Papamu, bagaimana dengan cinta kita, Nja... Apa yang harus aku lakukan? Haruskah ku kubur cita-citaku atau ku bunuh cintaku padamu?" Zac meremas pagar balkon dengan kuat, badai di dadanya tidak juga reda, penerimaan dan penolakan terus menggema di ruang sepinya.

Dua minggu berlalu ...

Dengan pengawalan yang ketat, Milo, Reno dan Bimo berderap memasuki lift di sebuah gedung perkantoran. Mereka memasuki ruang rapat dimana rapat pemegang saham sedang berlangsung. Mereka benar-benar bergerak dengan cepat, tidak ingin memberi kesempatan Sebastian untuk bernapas.

"Selamat pagi, Bas. Lama kita tak berjumpa!" sapa Milo berdiri di depan meja rapat.

"Mi—milo! Untuk apa kamu ke sini?" tanya Sebastian.

"Untuk apa? Perusahaan ini adalah milikku, milik keluarga besar Dwipangga. Ini adalah hari terakhirmu menginjakkan kaki di kantor megah mu ini, Bas!"

1
Astrid Kucrit
kelakuanmu kok kayak gitu to zac.ckckckck
Dinar Almeera
Senjaaa... kamu sempurna cari yang bisa menghargai..
cari yang kalau ada masalah larinya ke pasangan bukan ke manusia lain...
Dinar Almeera
Heleeehhhhh Zac
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kapan baikannya... 🥺🥺🥺🥺🥺🥺... sedih.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: tapi bikin nyesek.. 😁
total 2 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
siapa yang melempar tubuhnya ke kamu, Zac? Angela? siapa model itu bagimu?
gak usah banyak gaya, Zac. sainganmu tuk dapatkan Luna juga berat.
Aksara_Dee: masih sama-sama ego, trus memang ada orang lain di hidup Zac bbrp wkt lalu
total 3 replies
Miu Nuha.
ada someone lain kah buat enja? 🙄
Aksara_Dee: abang George
total 1 replies
Miu Nuha.
kasihan gk nambah2 😩
Aksara_Dee: wkwkwk 😂
total 1 replies
Miu Nuha.
jangan gaya Zac /Curse/ ,, siapa yg pada ngelempar tubuh ke pelukanmu hah? jangan fitnahin pembaca lho ya cuma mau bikin senja panas 😑
Aksara_Dee: Zac mnta di getok emang 😂
total 1 replies
Astrid Kucrit
sabar sek yo zac,di puter2 bentar 😂😂
Aksara_Dee: wkwkwk author nya usil sama zac 😂
total 1 replies
Miu Nuha.
buat jadi beda enja, buat lampiasin kekesalanmu 🤭😆 ,, btw zac msh cinta kok sama kamu, mboh dia kenapa jadi dingin gitu...
Miu Nuha.: siappp, 😆
total 2 replies
Miu Nuha.
sabar enja, emang dia gk bisa ngenalin kamu yg gk berwajah senja 😩 ,, kalo itu kamu dia bakal smekdon tuh Rio...
Aksara_Dee: iya ka
total 3 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sepertinya Zac tidak mengenali senja ya?
Aksara_Dee: makanya Zac diuji dulu nih
total 6 replies
Astrid Kucrit
sama2 tersiksa tapi ya gimana mungkin setelah ini gak bakalan LDR lagi
Aksara_Dee: setelah ini udah siap bersatu, gak ada drama anak dibawah umur kata Zac 😂
total 1 replies
Dee
Bagi pesepak bola, kaki bukan sekadar anggota tubuh, itu aset utama yg menentukan karier. Menjaganya sama saja menjaga masa depan, iya kan?
Dee: Betul Kak, aku jg pernah denger
total 2 replies
Dee
Baru 6 bln LDR, tapi tanda2 kebosanan sdh terlihat. Berat memang kalau komitmen nggak sama kuatnya
Aksara_Dee: apalagi kegiatan gak sama, yg satu sibuk bgt, satunya banyak bengong, overthinking
total 1 replies
Dee
Papa Reno seharusnya bersyukur masih ada orang yang peduli dan mau mengingatkan
Aksara_Dee: masih blm sadar dia, masih aja arogan
total 1 replies
Miu Nuha.
wait... kenapa Zac ada disini 😱
Aksara_Dee: jadi cameo film laga. episode utk besok kita kupas ya ka
total 1 replies
Miu Nuha.
hla apa Senja akan berwajah jelek terus kalo mau MUA 😩
Aksara_Dee: iya... sampe Zac gak ngenalin tapi nyaman deket gadis jelek itu
total 1 replies
Miu Nuha.
jangan diulangin lagi ya Papa,, malu kan urusan sama anak dibawah umur pun kalah akhirnya 😌
Aksara_Dee: Papanya skrg setara dengan Zac, direndahkan keluarga Monica
total 1 replies
Dee
Nah, kan.. carinya daun muda sih😩
Dee: /Grin//Grin/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!