Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian ke dua puluh sembilan
***
"ehem",papa Satria berdehem,kemudian membenarkan posisi duduknya.Kini papa Satriya menggenggam jemari istrinya,"papa rasa,sudah saatnya kita menyerahkan semua keputusan sama Arjuna.Ssstt,pleas mama dengerin papa dulu,Dari Arjuna kecil,dia udah nurutin semua mau kita.Dari mulai dia harus sekolah di mana,jurusan apa.Papa rasa,kalo sampai jodoh pun harus kita yang tentukan,akan sangat kejam bagi Arjuna".Ucap papa Satriya dengan lembut,berharap ucapanya bisa melembutkan hati wanita yang sudah melahirkan ke dua putra yang sangat membanggakan.
Mama Gendhis menghembuskan napas kasar,matanya memicing,menatap tak suka pada suaminya."Maksud papa apa?Arjuna wajib menuruti semua aturan kita,tanpa kita sebagai orang tua,Arjuna nggak akan di dunia ini".Ucap mama Ratna,napasnya tersengal,karena emosi yang membara.
"Ma,papa tau,papa sangat paham.Justru karena kita orag tua,kita wajib memastikan kebahagiaan anak-anak kita.Tanpa ataupun dengan restu mama,papa akan memeri dukungan buat Arjuna.Suka atau tidak suka,mama harus bisa menerima itu".Gertak papa Satria,napasnya memburu,serta rahangnya mengetat.meski emosi menguasai,papa Satriya tetap menjaga intonasi nada,agar tak sampai membentak istrinya.
Mama Gendhis melebarkan mata,menatap nyalang pada pria yang selama ini sudah menjadi rumah.Bibir mama Gendhis terangkat,senyumnya sinis."So,sekarang kita bertentangan?apa papa lupa siapa orang tua Febi?.Meski papa lupa,mama akan selalu ingat,dan akan selalu menepati janji mama sama almarhumah ibu Febi,untuk menjodohkan dengan anak kita!".Mama Ratna lantas menyentak tangan suaminya,dan segera berdiri dan keluar dari kamar.
Papa Satria menghembuskan napas dengan kencang,mencoba membuang rasa sesak di dalam dada."Maafin papa ma,kebahagiaan anak-anak,adalah prioritas papa.Kita bisa menjaga Febi tanpa mengorbankan kebahagiaan Arjuna".Lirih papa Satria,yang hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.
Papa Satria menyugar rambutnya ke belakang,lantas bangun dari duduknya.
***
Rendi melirik sang sahabat dari ekor matanya,semenjak keluar dari cafe,senyum Arjuna tak pernah pudar.Rendi begidik ngeri,takut kalo sahabatnya ini ketempelan."Bro,why?,are you happy?".
Lagi-lagi Arjuna tersenyum,"yes,gue happy banget.Senyum Clara itu candu banget".Arjuna memejamkan mata,membayangkan senyum di wajah Clara yang ayu.
"So,lo mau berusaha buat deketin Clara lagi?"
Arjuna menolehkan pandangan,kini menatap sempurna pada Rndi yang berada di sebelahnya."I don't know,i'm just afraid of making him uncomfortable.Meski dada gue rasanya mau meledak tiap ada di dekat dia,apa lagi liat senyum dia,she is so beautiful,with that smile".Arjuna menadahkan kepala,pandanganya seakan menerawang.
"Agree,Clara emang devinisi wanita sempurna,meski gue sadar nggak ada yang sempurna di dunia ini".Rendi tersenyum jenaka,menaik turunkan alisnya menggoda sang sahabat.
Arjuna memicing pada Rendi,"Gila!! Lo masih bisa memuji wanita lain,padahal lo udah punya wanita yang udah lahirin penerus buat lo.Brengsek juga lo".Sinis Arjuna,tanganya refleks meninju lengan sang sahabat.
Tawa Rendi pun meledak,tanganya memukul pahanya sendiri."Gue muji Clara,ya sekedar muji aja Juna!.Hati gue cuma buat Anita,sama Miska.Hanya,kalo lo tanya sama sepuluh lelaki pun,gue yakin sembilan dari mereka baka jawab kalo Clara memang cantik".Rendi mengedipkan sebelah matanya,berniat sekali menggoda Arjuna.
"Brengsek!!,turun lo!,besok-besok gue nggak mau lagi denger lo muji CLara.Apa pun alasan lo!".Sarkas Arjuna,tangan dan kakinya bergerak untuk mengusir Rendi.Agar segera turun dari mobilnya.
***
Clara membuka pintu kamar Bayu,berjalan mendekat,lantas Clara pandangi wajah anaknya yang tengah terlelap.Wajah damai,dengan mata yang terpejam,terkadang bibirnya terangkat seperti sedang tersenyum.
Clara mendudukan dirinya di ranjang,mengusap rambut Bayu penuh sayang,"Bahagia terus ya anak mama,meski tanpa papa,mama janji selalu memberi yang terbaik buat Bayu.Sehat selalu anak mama",Mata Clara terasa panas,kala teringat begitu bahagianya Bayu bersama almarhum Fahmi.Mungkin perasaan Clara terhadap Fahmi belum sedalam,Rasa sayang Bayu untuk Fahmi.Bayu yang dari kecil sudah berpisah dengan papanya,tentu saja sangat bersemangat ketika mengenal Fahmi.Apa lagi Fahmi sosok pria yang dewasa,serta sabar dan sangat penyayang.
Clara membungkukan tubuhnya,mencium kening sang putra penuh sayang."Tidur yang nyenyak anak mama,maaf karena mama sering meninggalkan Bayu di rumah sama bibik.Percayalah nak,semua yang mama lakukan demi masa depan Bayu".Clara lantas kembali berdiri,mematikan lampu dan berlalu keluar dari kamar Bayu.
Clara pun ingin segera meng istirahatkan tubuhnya,memulihkan tenaga untuk melakukan rutinitas seperti biasa.Clara memasuki kamarnya,melakukan rutinitas malam seperti biasa,sebelum tidur.Dan saat Clara hendak merebahkan tubuhnya,getaran ponsel di atas nakas mencuri atensi Clara.
"Good night,have a good rest Clara".Pesan yang Arjuna kirim,melalui aplikasi whatsApp.
Clara mengernyit,menatap benda pipih yang menampilkan pesan dari Arjuna,"Sudah lama sekali mas Juna nggak kirim pesan",gumam Clara masih menatap ponsel yang berada dalam genggaman.
Clara menimbang,haruskah membalas pesan Arjuna,ataukah membiarkan.Pura-pura tidak tau,kalo ada pesan dari Arjuna.Clara menggusah napas,rasanya terlalu aneh andai Clara berpura-pura tidak tau kalo ada pesan masuk.Setelah menimbang beberapa saat,akhirnya clara putuskan untuk membalas
"Night to mas Juna",balasan dari Clara,di sertai emoticon senyum.
Setelah membalas pesan dari Arjuna,Clara mengubah pengaturan ponsel menjadi mode hening.Dan segera menyimpan kembali di atas nakas.Entah kenapa Clara merasa debaran pada jantungnya,saat jari lentiknya mengetik pesan.Maka jalan satu-satunya adalah dengan menghindari komunikasi lanjutan,Clara menarik selimut hingga sebatas dada,dan segera memejamkan mata.