Pernikahan Tanpa Hati

Teman pria yang lain langsung menangkap pergelangan tangan Lolly dengan erat, cengkeramannya begitu kuat hingga membuat Lolly meringis kesakitan.

"Lepaskan tanganmu!" teriak Lolly, mencoba menarik dirinya.

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipinya, membuat kepala Lolly terpelanting ke samping. Pria itu kemudian mendorong tubuh Lolly ke sofa dengan kasar.

"Diam, wanita jalang. Hari ini kau akan melayani kami berdua," ucap pria itu sambil menarik kemeja Lolly hingga beberapa kancingnya terlepas dan jatuh ke lantai.

"Hentikan! Jangan sentuh aku!" jerit Lolly sambil meronta, namun kekuatannya tidak sebanding.

BRAK!

Suara pintu dibanting keras menggema di seluruh ruangan. Dokter Fan berdiri di ambang pintu, napasnya memburu, matanya dipenuhi amarah.

Tanpa pikir panjang, ia melangkah masuk dan langsung menarik pria yang menindih Lolly, kemudian menghantamkan pukulan keras ke wajahnya.

BRUK!

Pria itu tersungkur. Temannya berusaha menyerang Dokter Fan dari samping, tetapi dokter itu bergerak cepat, menendang perut pria tersebut dengan tenaga penuh.

BRUK!

Kedua pria itu jatuh mengerang kesakitan.

Fan segera menanggalkan mantel hitamnya dan menyelimutkannya ke tubuh Lolly. Kemeja Lolly sudah robek di bagian atas, membuat tubuhnya gemetar hebat karena syok dan ketakutan.

"Lolly… kau tidak apa-apa?" tanya Fan dengan suara bergetar khawatir, menunduk untuk memastikan wajahnya.

"A-aku tidak apa-apa…" Lolly menelan ludah, suaranya serak. Namun matanya masih dipenuhi ketakutan. "Jangan sampai mereka kabur… seseorang membayar mereka untuk melecehkanku."

***

Sementara itu, Chris berdiri di luar kamar pasien dengan wajah muram. Marco berdiri di sampingnya, memperhatikan gelagat atasannya.

"Tuan, ada apa? Apakah terjadi sesuatu?" tanya Marco hati-hati.

Chris tidak langsung menjawab. Ia menatap lurus ke depan, seolah pikirannya sedang berada di tempat lain.

"Hubungan Dokter Fan dan Lolly… apakah selama ini sangat dekat?"

Marco tertegun sejenak. "Mereka itu senior dan junior, beda angkatan. Tapi memang… hubungan mereka cukup dekat. Selain itu, Dokter Fan juga dokter pribadi Nyonya."

"Dokter pribadi?" Chris menoleh perlahan, matanya menyipit. "Ahli psikiater?"

"Benar, Tuan," jawab Marco.

Chris mengepalkan tangan. "Kenapa aku tidak menyadarinya selama ini… Lolly membutuhkan psikiater. Apakah semua ini karena kecelakaan itu?"

Marco mengangguk pelan. "Mungkin saja. Bagaimanapun… Nyonya baru berusia enam tahun saat kejadian itu. Tapi beban itu harus ia pikul sampai dewasa. Pasti sangat berat baginya."

"Tuan, mengenai Nona Neliza… apa rencana Anda? Bila dia terus berada dekat Anda, saya khawatir akan menimbulkan kesalahpahaman," ujar Marco pelan.

"Aku sudah berjanji akan membantu semua kebutuhannya sampai dia melahirkan," jawab Chris singkat.

Tak lama kemudian, Lolly dan Dokter Fan berjalan menuju kamar tempat Neliza dirawat.

"Tuan, Nyonya…" ucap Marco ketika melihat mereka memasuki ruangan.

Chris refleks mengikuti dari belakang.

Lolly masuk ke dalam kamar dan langsung menghampiri Neliza yang sedang berdiri dekat jendela.

"L-Lolly?" Neliza terbelalak kaget.

"Kenapa? Melihat aku di sini membuatmu kecewa?" tanya Lolly dengan tatapan tajam.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu…" Neliza tersenyum palsu.

"Kalau kau lupa, biar aku ingatkan."

Plak! Plak!

Lolly menampar wajah Neliza dua kali—kiri dan kanan—tanpa ragu. Suara tamparan membuat Marco dan Chris terkejut.

"Apa yang terjadi?" tanya Chris lantang.

"Tuan Zhao," ujar Dokter Fan, menatap lurus pada Chris, "wanita ini menyewa dua pria untuk menyerang dan melecehkan Lolly. Untung saja aku tiba tepat waktu."

"Chris! Mereka memfitnahku!" Neliza memegangi pipinya sambil menahan tangis palsu. "Aku tidak punya dendam apa pun pada Lolly. Kenapa aku harus melakukan itu?!"

"Neliza," suara Chris terdengar dingin, "aku bertanya padamu. Apakah kau melakukannya?"

"Tidak!" seru Neliza, menggenggam wajahnya yang memerah.

Lolly maju selangkah. "Kau masih lupa? Kalau begitu, biar kubantu kau ingat kembali."

Plak!

Satu tamparan lagi mendarat.

"Aaakh! Aku sedang hamil! Kalau terjadi sesuatu pada anakku, Chris tidak akan melepaskanmu!" teriak Neliza.

"Aku menampar wajahmu, bukan perutmu. Itu tidak akan mempengaruhi anakmu," ucap Lolly dingin—kemudian menamparnya sekali lagi.

Plak!

Neliza menjerit, wajahnya memerah dan membengkak.