Naura saqyla gadis cantik berusia 17 tahun, merantau ke kota Yogyakarta dan bekerja sebagai ART di sebuah rumah mewah.
dengan niat hati ingin mengumpulkan uang untuk oprasi ibu nya yang sedang di rawat di rumah sakit, karena kanker otak.
setelah mengabdi selama 5 tahun, saat dia menginjak usia 21 tahu. majikannya tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan yang tidak terduga pada Naura.
Usia mereka terbilang terpaut cukup jauh yang di mana majikannya berumur 35 tahun, dan sedangkan Naura dia masih muda dan labil. akankah keduanya bisa saling mencintai atau malah sebaiknya.
Bagaimana kelanjutan nya yuk baca aja 🤗
well aku UP gak setiap hari guys🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tayanlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 29
...***...
Adrian membalikkan badan nya berjalan menuju Naura, Ia merengkuh pinggang ramping istrinya dengan protektif. Adrian membawa Naura menjauh dari mereka, meninggalkan Evan yang terkapar di tanah dan merintih, dan Hardiman yang berdiri tegak dengan raut wajah yang penuh kekecewaan yang mendalam terpancar dari setiap garis wajahnya.
Adrian membawa istri ke mobil, lama hening untuk beberapa saat, Adrian berusaha untuk tidak mencecar berbagai pertanyaan pada istrinya, dia takut itu akan menambah beban pikiran Naura. sebisa mungkin Ia menahan nya untuk sekarang.
berbeda dengan Naura, diam nya Adrian membuat suasana menjadi hening dan canggung, Naura merasa bahwa suaminya masih marah dengan kejadian tadi.
" sayang " Adrian akhirnya membuka pembicaraan. mobil masih terparkir di parkiran, sang sopir pribadi, Adrian menyuruhnya untuk pergi sebentar.
Naura menoleh, ke arah suaminya dengan tatapan sendu dan ketakutan. Adrian menyentuh kedua pipi istrinya menatapnya dengan dalam dan penuh penyesalan.
" maaf " suara itu terdengar bergetar.
" kamu pasti sangat ketakutan, aku membiarkan mu mengalami hal yang sangat sulit sayang "
Naura menggelengkan kepalanya pelan, Ia memberi isyarat bahwa semua itu tidak benar.
" tidak, tolong jangan menyalahkan diri mu sendiri sayang, ini semua karena si perkutut kecil itu_ "
" apa dia melakukan hal yang tidak-tidak sama kamu,dia_mana lagi dia menyentuh mu sayang_ " tanya Adrian dengan suara serak dan khawatir.
" ini _ " Naura menunjukkan kaki yang memerah dan pergelangan tangannya juga yang memerah.
" sial_ brengsek" umpat Adrian.
" apa ada lagi, apa kita ke dokter saja aku takut dia melukai mu di tempat yang lain " kata Adrian dengan khawatir.
" tidak_ aku hanya ingin pulang sayang, kita kembali saja ke Villa ya_ " pinta Naura, tatapannya begitu lelah, hingga Adrian tidak tega melihatnya.
Naura menyentuh lehernya, Ia mengingat Evan meninggalkan bekas di sana. Naura takut jika Adrian tahu dia akan sangat marah dan berpikir macam-macam tentang nya dan pria itu.
bagaimana ini, apa aku kasih tau aja ya _aku takut jika tuan akan marah padaku,!!
ah_ lebih baik aku memberitahu nya saja, di bandingkan ada kesalahpahaman nantinya, aku tidak ingin ini menjadi rumit dan membuat masalah berkepanjangan.( gumam Naura dalam hatinya)
" sayang apa kamu kenal pria itu " tanya Adrian, pada akhirnya dia tidak bisa menahan unek-unek di dalam hatinya.
" tidak_ aku hanya tau dia tetangga kita, dan kami hanya bertemu beberapa kali saja " jawab Naura dengan jujur.
" apa dia mengatakan sesuatu_ atau _?? "
" Mm... seperti nya dia pernah mengatakan sesuatu, tapi apa ya__"
" aku ingat sebelum kita pergi liburan, pria jelek itu mengajak ku makan di restoran "
deg__
Adrian terkejut dengan apa yang di katakan istrinya, dia tahu bahwa istrinya sangat cantik dan banyak orang yang meliriknya kemanapun Naura pergi, ada rasa cemburu yang membakar hatinya, tangannya diam-diam mengepal.
sialan. jadi dia pernah menemui Naura sebelum nya. ( gerutu Adrian dalam hatinya).
" apa kamu menerima ajakan nya " tanya Adrian, jantung nya berdegup kencang menanti jawaban apa yang Naura keluarkan.
" tidak " Naura menggelengkan kepalanya.
" aku hanya tersenyum dan menunjukkan cincin kawin kita_ apa aku salah " jawabannya dengan jujur tanpa ada kebohongan di dalam matanya.
" tidak__ kamu tidak salah itu bagus, kamu harus menunjukkan bahwa kamu sudah menikah sayang " jawab Adrian. Mendengar jawaban Naura, nafas Adrian yang tadinya mencekat kini terasa lega. kepala tangannya kini mulai mengendur, rasa cemburu yang membakar dadanya kini mereda di ganti dengan rasa bangga pada istrinya.
Adrian menarik nafas panjang, Ia berusaha untuk menenangkan detak jantungnya, tangannya dengan lembut membingkai wajah cantik istrinya, wajah Naura yang polos dan jujur, membuat Adrian merasa lega.
" kamu yakin hanya itu yang dia katakan " Adrian bertanya lagi, suara nya kini lebih tenang.
" iya aku yakin " jawab Naura dengan cenya.
apa tuan tidak mempercayai nya. ( gumam Naura dalam hati nya)
Naura menyalakan lampu mobil, cahaya kuning yang hangat membanjiri bagian dalam mobil, Ia menyibak rambut nya ke belakang, dengan ragu-ragu Naura menatap manik mata Adrian yang sudah kembali tenang.
seperti nya ini waktunya. ( batin Naura, tangan nya mulai berkeringat dingin)
" sayang__ " kata Naura dengan ragu-ragu.
" Hm.. ada apa " tanya Adrian.
apa dia ingin menggoda ku di situasi sekarang. ( batin Adrian)
" dia juga menyentuh ku di sini " kata Naura menunjukkan leher jenjangnya yang terdapat tanda kemerahan yang di buat Evan.
mata Adrian mengikuti arah tangan Naura, dalam cahaya lampu mobil Adrian bisa melihat dengan jelas. tanda kemerahan yang samar menyerupai bekas cubitan tau isapan yang cepat, tepat di leher jenjang Naura.
deg_
Adrian seketika membeku raut wajahnya memegang, itu bukan tanda kemerahan biasa, itu adalah tanda kepemilikan yang di buat oleh Evan si bajingan itu.
Darah Adrian mendidih seketika, kemarahannya yang tadi mereda kini meletus seperti badai. rasa cemburu yang lebih gelap dan membakar menghantam nya tanpa ampun. Ia tak bisa bergerak, hanya bisa menatap tanda itu dan kini beralih ke mata Naura yang tampak takut.
" brengsek " umpat Adrian dia memukul setir mobil dengan sekuat tenaga, membuat Naura terkejut dan merasa takut. wajah Adrian terlihat mengeras bahkan matanya memerah.
Naura menelan ludah, Ia tahu bagaimana pun dia harus jujur pada suaminya. Naura tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka yang berlarut-larut.
Adrian membuka pintu mobil dengan aura nya yang sangat mengancam, Naura yang melihat suaminya yang hendak pergi segera menahan tangan Adrian menatap nya dengan pandangan sendu dan takut.
" sayang kamu kemana " tanya Naura dengan suara yang bergetar, tangannya yang dingin wajah yang pucat.
Adrian berhenti di ambang pintu mobil, dia menoleh ke arah Naura.
" aku harusnya mematahkan kaki nya tadi, _ kamu tunggu lah di sini aku akan memberikan pelajaran pada si brengsek jelek Evan itu " geram Adrian, urat-urat kepalanya menonjol menahan amarah di dalam dada nya.
" tidak_ tidak tolong jangan tinggalkan aku di sini, sayang jangan lagi aku tidak ingin kamu berbuat hal yang lebih lagi " pinta Naura dengan wajah yang memohonkan.
" sudah cukup kamu menghajar nya tadi sampai wajahnya menjadi jelek,_ "
Adrian memejamkan matanya menarik nafas dalam-dalam, berusaha keras mengendalikan amarah yang ingin menghancurkan apapun di sekitarnya. Ia kembali menutup pintu mobil lalu menatap mata istrinya dengan dalam.
" tolong jangan tinggalkan aku di sini " lirih Naura, Ia memeluk Adrian dengan erat seakan takut di tinggalkan oleh suaminya.
Adrian terdiam sejenak lalu mengusap lembut punggung Naura, mengecup pundak istrinya yang terbuka.
" aku tidak akan pergi sayang " ucap Adrian dengan suara serak dan berat.
dia pasti ketakutan, aku tidak memikirkan nya dan malah mengabaikan nya begitu saja, malam ini sangat berat bagi Naura. ( batin Adrian)
" janji " Naura melepaskan pelukan menatap wajah suaminya, tangannya terulur menyentuh rahang Adrian yang masih mengeras.
" aku janji " jawab Adrian memaksa tersenyum. Naura pun ikut tersenyum.
" sayang aku tidak ingin kamu memukul nya seperti tadi " ucap Naura.
" kenapa _ dia pantas mendapatkan nya, karena telah menyentuh milikku " jawab Adrian.
Naura menundukkan kepalanya, tangannya turun ke dada bidang suaminya yang berdetak kencang, karena amarah yang belum mereda.
" sebenarnya__ aku " kata-kata sengaja dia gantung, malu rasanya mengatakan tapi dia tidak ingin berbohong pada suaminya.
dapat majikan