NovelToon NovelToon
Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: amethysti

"Aku terbangun di dunia asing. Tanpa ingatan, tanpa petunjuk, tapi semua orang memanggilku Aqinfa—seolah aku memang gadis itu."

Namun, semakin lama aku tinggal di tubuh ini, semakin jelas satu hal: ada sesuatu yang disembunyikan.

Wajah-wajah yang tampak ramah, bisikan rahasia yang terdengar di malam hari, dan tatapan pria itu—Ziqi—seolah mengenal siapa aku sebenarnya... atau siapa aku seharusnya menjadi.

Di antara ingatan yang bukan milikku dan dunia yang terasa asing, aku—yang dulu hanya Louyi, gadis sederhana yang mendambakan hidup damai—dipaksa memilih:
Menggali kebenaran yang bisa menghancurkanku, atau hidup nyaman dalam kebohongan yang menyelamatkanku.

Siapa Aqinfa? Dan… siapa sebenarnya aku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amethysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saat Kabut Menelan Aqinfa

Malam turun di Lembah Kabut dengan sunyi yang menyesakkan. Kabut pekat yang muncul tak terduga menciptakan kekacauan di antara kelompok yang sedang menyelidiki aura ganjil. Sorakan dan panggilan terdengar bersahutan di antara kabut, namun satu suara tak kunjung menjawab: Aqinfa.

"AQINFA!!" teriak Weyi, panik. Tapi hanya gema dan hembusan dingin yang menjawab.

Ziqi berdiri tegak, tubuhnya nyaris tak bergerak, tapi matanya mencari ke segala arah, tajam dan cemas. Weimu mengepalkan tinjunya. Qinlei ikut siaga, meski wajahnya tetap datar.

Kabut di lembah itu seperti hidup, menelan siapa pun yang terlalu dalam masuk. Mereka mencari sepanjang malam, namun Aqinfa seolah lenyap ditelan lembah. Hari berganti, dan harapan perlahan tergerus oleh kecemasan.

Hari Pertama – Pencarian

Ziqi tidak tidur. Ia menyisir bagian terdalam dari lembah dengan langkah cepat dan mata penuh kewaspadaan. Weimu menyusul, membawa dua murid lainnya. Weyi tak berhenti menyesal karena tak bisa menahan Aqinfa saat itu.

“Dia selalu sembrono,” gumam Weyi. “Tapi kali ini... dia terlalu jauh.”

Weimu hanya menjawab, “Dia kuat. Dia tidak akan menyerah semudah itu.”

Hari Kedua – Ketegangan Memuncak

Pagi menyingsing, tapi semangat mereka menurun. Makanan mulai menipis. Tetua pengawas di akademi sudah mulai mengirim sinyal melalui jimat komunikasi, menanyakan keadaan. Namun Ziqi belum mau menyerah.

“Jika malam ini dia belum ditemukan,” ucap Ziqi tanpa menoleh, “aku akan turun sendiri ke pusat kabut. Sendirian.”

Weimu menatapnya tajam. Qinlei mengejek, “Kau kira hanya kau yang peduli?”

Ziqi tak menggubris.

Malam Hari – Kembalinya Aqinfa

Kabut tiba-tiba mulai surut menjelang malam kedua. Semua menatap ke arah celah lembah. Sebuah bayangan muncul perlahan, langkahnya goyah namun pasti. Rambutnya acak-acakan, wajahnya pucat, tapi matanya tetap bersinar.

“Itu dia... Aqinfa!” seru Weyi.

Ziqi bergerak lebih cepat dari siapa pun. Pedangnya ia lempar begitu saja. Tak seperti biasanya, ia bahkan tak bicara.

Ketika Aqinfa benar-benar muncul, Ziqi langsung memeluknya.

Pelukannya erat, mendadak, dan mengguncang semua yang melihat.

Aqinfa membeku. Dunia terasa hening. Lalu ia balas memeluk dengan tangan gemetar. Air matanya jatuh begitu saja.

Ziqi membisik, pelan namun terdengar oleh Aqinfa,

"Kau tidak tahu seberapa kacau dunia ini tanpamu."

Weimu melangkah setengah, tapi berhenti. Qinlei diam-diam mengepalkan tangan.

"Ziqi... memeluk seseorang..." bisik Weyi kaget.

Axia menepuk mulutnya. “Astaga. Aku tidak siap secara mental.”

Ziqi melepaskan pelukannya perlahan, seolah sadar semua orang menonton. Namun saat Aqinfa memandangnya, wajahnya masih menyimpan sisa ketulusan tadi. Bukan hanya es yang mencair—hati yang tersembunyi pun mulai retak.

Aqinfa mengusap air matanya. “Kalian... kalian mencariku?”

“Jangan buat kami kehilanganmu lagi,” jawab Ziqi, masih dingin, tapi suaranya tak setajam biasanya.

Weyi dan yang lain langsung berlari menghampiri.

“Dasar bodoh! Kami semua nyaris gila mencarimu!” bentak Weyi sambil memeluk Aqinfa.

“Kau gila atau apa masuk ke dalam kabut begitu saja?” tambah Lanyin.

Aqinfa tertawa lemah. “Aku hanya... aku mendengar suara. Suara seseorang yang aku rindukan. Mungkin... aku hanya lelah.”

Ziqi mendengar itu, dan wajahnya menegang. Siapa yang dirindukan Aqinfa? Dan mengapa nada suaranya seperti menyimpan luka yang lebih dalam dari yang bisa dipahami oleh siapa pun di dunia ini?

Malam itu, tenda mereka hangat, tapi hati semua orang masih terbakar oleh emosi yang belum selesai. Namun satu hal pasti: sejak malam itu, hubungan Aqinfa dan Ziqi telah berubah. Bukan hanya sebagai rekan satu misi. Bukan hanya sebagai calon murid di akademi.

Tapi sebagai dua orang yang... mulai saling memahami.

1
Linechoco
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Millennium Earl
Memukau dari awal hingga akhir
Mich2351
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!