Keputusan berlibur selama sebulan penuh untuk memulihkan patah hati sukses besar. Rhea De Santiago tidak lagi menyalahkan dirinya atas perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan kekasih. dia benar-benar sudah pulih dan siap menjalani kehidupan baru.
Namun sehari sebelum pulang ke Meksiko, Rhea menghabiskan malam panas tanpa paksaan dengan William Riagen. Paman dari mantan kekasihnya. Setelah bercinta dengan intens, Rhea langsung terbang ke Meksiko dengan anggapan William tidak mungkin peduli dengan hubungan satu malam yang telah terjadi. Dia tidak tahu tentang William yang sudah menaruh rasa sejak lama.
“... Usai bertemu lagi dengan Mu setelah sekian lama, bahkan menghabiskan malam panas bersama, Aku ingin memiliki Mu seutuhnya. Aku ingin Diri Mu. Rhea De Santiago, Aku akan mengejar Mu tidak peduli jika harus sampai ke ujung Dunia sekalipun. Aku akan menangkap Mu dengan kedua tangan ini, dan menjadikan Mu milik Ku. Milik William Riagen!”
=>Kalau suka, Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Seperti perkataan Zion kemarin, Dia pun mencari tahu tentang wanita yang sedang menjalin hubungan dengan William Riagen. Tentu bukan hasil usahanya sendiri, Dia membayar orang yang sudah sering Dia pakai.
“Rhea De Santiago ? Hmm.. Ini agak sulit. Dia anak dari CEO R Fashion Group, ditambah Dia memiliki hubungan dekat dengan Putri dari pasangan suami istri La Mendez. Sang Ibu yang terjun di dunia bisnis, dan Sang Ayah yang terjun di dunia bisnis yang berbau ‘Ilegal’. Kalau salah langkah sedikit saja, Aku akan merenggang nyawa.” Monolog Zion usai membaca hasil yang di kirimkan pada ponsel nya.
“Sekarang, bagaimana Aku harus— Eh ? Dia pernah bekerja di Style Spiral Group ? Bukankah ini kantor Rissha bekerja ? Apa Mereka memiliki hubungan erat ?” Ucap Zion yang membaca baik-baik informasi paling bawah.
Dengan cepat Dia mengirim pesan untuk mencari tahu hubungan antara Rissha dan Rhea, dan Bingo! Mereka bedua terkonfirmasi menjalin hubungan persahabatan walau tidak bisa di samakan dengan Seleste.
“Pfftt.! Kalau begini... Satu kali dayung, dua tiga pulau terlewati!” Pekik nya yang sudah selesai menetapkan apa yang harus di lakukan.
Dia pun memakai parfum kemudian dengan kunci mobil di tangan, Dia menuju hotel yang sudah Nina kirimkan alamatnya. Entah rencana gila apa yang sudah tersusun di otak nya.
...***...
Tanpa mengetahui arus apa yang akan di bawa oleh Zion dan Katarina, Pagi ini di jam yang sama seperti kemarin, William sudah berada di Kediaman Santiago dengan buket bunga Mawar berwarna putih yang terdapat sedikit corak merah.
Namun bukan bungan mawar itu yang menarik perhatian Rhea saat ini. Dia malah kembali memejamkan mata dan menghirup wangi parfum yang terasa sangat lembut masuk ke indra penciuman.
“Uncle William, Kau mengganti parfum?”
“Sudah Ku duga parfum sebelum nya terlalu tajam untuk Mu kan ? Aku memperhatikan reaksi wajah Mu kemarin, dan Ku rasa penyebab sedikit kerutan di kening Mu adalah wangi parfum Ku.”
“Kalau Uncle William suka parfum sebelumnya tinggal di pakai saja. Toh Aku tidak terlalu terganggu.”
“Tentu tidak bisa. Tak akan ku biarkan ada cela sedikit saja yang membuat penilaian Mu kurang terhadap Ku.”
“Okay, lakukan apapun yang Kau inginkan Uncle William.”
Mereka berdua pun berjalan ke arah mobil dengan Rhea yang tenggelam dalam lamunan nya. “Ini aneh. Padahal malam itu Aku menikmati wangi parfum sebelumnya. Tetapi kemarin, saat ku hirup ulang, Aku tidak menyukai nya. Apa yang salah dengan indra penciuman Ku ?”
Meskipun merasa aneh, Rhea sudah mengabaikan pemikiran sesaat nya itu. Mengabaikan tanda yang di berikan oleh tubuhnya. Dia sudah masuk dalam topik pembicaraan bersama William.
Walau terus mengatakan hal yang sama pada Sang Ibu bahwa Rhea belum memiliki rasa yang spesial kepada William Riagen, di sudut hati terdalam, Rhea sudah menerima kehadiran William dalam hidup nya.
Setelah melewati dua minggu bersama, Rhea sadar bahwa Willian tidak melakukan kontak fisik yang membuatnya risih. Benar-benar hanya sebatas mengecup punggung tangan. Selama 14 hari belakangan, pertemuan saat William menjemput Rhea ke kantor, makan siang atau pun makan malam, selalu di awali dengan sebuket bunga.
Tiga hari pertama bertema mawar, tujuh hari berikut nya di penuhi dengan tulip berbagai warna, dan empat hari berikut nya di selingi dengan jenis bunga lain yang lain. Kamar Rhea benar-benar penuh dengan bunga.
“Bukankah itu bagus ?” Respon Seleste yang saat ini tengah menemani Rhea setelah makan siang di ruang kerja nya. Dia tengah kabur dari pekerjaan yang di tugaskan oleh Sang Ayah.
“Bagian mana nya yang bagus ? Bagian bunga ? Atau kontak fisik ?”
“Semua nya, Rhea. Bukankah itu bagus ? Walau awalnya Aku tidak percaya Kau melakukan hubungan itu dengan William di New Zealand, tapi mendengar cerita Mu tentang bagaimana Dia memperlakukan Mu, Aku pun tidak masalah jika Kau harus menjalin hubungan asmara dengannya.”
“Kau pro sekali dalam mendukung Uncle William. Padahal Rafael saja waktu itu langsung Kau sirami dengan air.”
“Itu karena Dia menatap belahan da*da Mu dengan mata nafs*. Aku tidak tahan. Namun mendengar William yang tidak melakukan kontak fisik selain mencium punggung tangan padahal sudah melewati malam panas bersama, Aku rasa Dia lebih baik. Dan saat Ku temui Dia beberapa kali, Dia memandang mata Mu Rhea. Pupil mata nya hanya membesar saat melihat ke arah Mu. Di akan tersenyum saat Kau bercerita, Dia akan memperhatikan semua gerak gerik Mu, dan melakukan berbagai hal agar Kau merasa nyaman di mana pun Kau berada.”
“Sungguh ? Aku tidak memperhatikan hal itu.”
“Sudah pasti. Karena hanya orang-orang yang peduli pada Mu saja yang akan memperhatikan semua gerak-gerik Willian dan juga gerak-gerik Mu. Rhea, Ku katakan sesuatu dari hasil pengamatan dengan tingkah Mu selama ini. Kau sudah menerima William dalam hati Mu, namun Kau berkali-kali menyangkal nya. Kau menerima dan menyangkal nya di saat bersamaan. Why ?”
“Aku.. Aku tidak tahu...” Rhea mengusap rambutnya yang tergerai hari ini dengan lembut. “... Apa karena perbedaan umur ?”
“Astaga Rhea, Dia baru 31 tahun. Kita juga akan berusia 22 beberapa bulan lagi kan ?”
“Seleste, Kami beda sembilan tahun! Apa kau tidak masalah dengan itu ?”
“Memang nya kenapa sih ? Toh Dia punya tubuh yang bagus, Kurasa Dia rajin berolahraga dan merawat tubuh. Kau tidak akan menikahi pria keriput. William itu masih sangat segar!”
“Ayo ganti topik, topik Kita akan melebar ke mana-mana jika terus berbicara tentang Uncle William.”
Mereka berdua pun terjun dalam topik lain, dan Seleste mengeluarkan rasa sesak nya karena harus menyelesaikan tugas berat dari Sang Ayah setiap hari. Dia tidak di beri waktu bahkan untuk sekedar beristirahat. Seleste sampai mempertanyakan apakah Dia anak kandung Mereka ? Namun Rhea menenangkan sahabat nya itu dengan perkataan yang membuat Seleste tenang.
“Ku rasa lebih baik, setiap hari Kau terjun untuk menghajar orang-orang Seleste. Itu sesuai dengan sifat dan hobi Mu. Kalau Kau benar-benar tidak suka, Kau bisa mengadu pada Ibu Mu dan Dia pasti langsung mengangkat Mu menjadi penerus bisnis nya.”
“Uwaah, terimakasih karena telah menyadarkan Ku Rhea. Aku jadi ingin tidur siang.”
“Ayo, Aku juga ingin beristirahat. Ibu sedang fokus dalam pembuatan gaun, Aku jadi tidak punya teman kerja.”
Mereka berdua pun masuk ke dalam kamar yang berada di ruang kerja Rhea dan tidur siang bersama. Namun atensi Rhea sempat teralihkan dengan pesan yang masuk.
“Hm ?”
...‘Jauhi William Riagen. Jika tidak, orang-orang terdekat Mu akan menerima imbas nya.’...
Isi pesan itu membuat Rhea menaikan satu alis. Seleste langsung bertanya ‘Apa ada yang salah ?’, namun Rhea menggeleng dan ikut berbaring di atas kasur.
“Hanya pesan iseng saja. Aku rasa itu dari Ailen. Dia tidak ada niatan untuk berhenti mengganggu hidup Ku.”
Begitulah Rhea dan Seleste terlelap dalam tidur siang, beristirahat sebelum diterpa badai musibah beberapa hari lagi.
...***...
...Jangan lupa like dan komen Guys♥️ Thank you ♥️...