NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:26k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Ini kelanjutan cerita Mia dan Rafa di novel author Dibalik Cadar Istriku.

Saat mengikuti acara amal kampus ternyata Mia di jebak oleh seorang pria dengan memberinya obat perangsang yang dicampurkan ke dalam minumannya.
Nahasnya Rafa juga tanpa sengaja meminum minuman yang dicampur obat perangsang itu.
Rafa yang menyadari ada yang tidak beres dengan minuman yang diminumnya seketika mengkhawatirkan keadaan Mia.
Dan benar saja, saat dirinya mencari keberadaan Mia, wanita itu hampir saja dilecehkan seseorang.

Namun, setelah Rafa berhasil menyelamatkan Mia, sesuatu yang tak terduga terjadi diantara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Tidak mudah bagi seseorang untuk berpikir jernih saat terbelit masalah berat, Rafa bahkan merasa kewarasannya terbang entah ke mana.

Menghilangnya Mia dari apartemen tentu membuatnya sangat khawatir. Istrinya dalam keadaan hamil, belum lagi tubuhnya cukup lemah.

Hal pertama yang dapat dilakukan Rafa adalah memeriksa CCTV yang merekam segala aktivitas Mia sebelum pergi dari apartemen.

Ia mengecek rekaman mulai dari siang hari menjelang malam dengan mempercepat tayangan, sehingga tidak perlu memakan waktu lama.

"Leon?" gumamnya ketika menemukan potongan rekaman di mana terlihat Leon mendatangi unitnya.

Ia tampak berbicara sebentar dengan Mia di ambang pintu dan pergi setelahnya.

Lalu, terlihat Mia masuk selama beberapa menit dan keluar lagi.

Kejadian itu berlangsung beberapa menit sebelum Rizal, karyawan restoran yang diminta Rafa untuk membawakan makanan tiba.

Rizal tampak menekan tombol bel, mengetuk pintu berulang-ulang, lalu kemudian memilih pergi.

"Tapi, bagaimana Leon bisa masuk?"

Dahi Rafa berkerut dalam, setahunya apartemen huniannya itu memiliki tingkat kemananan yang tinggi sebab tidak sembarang orang bisa masuk.

Demi menemukan jawaban, ia beranjak menuju tempat petugas keamanan yang berjaga untuk menanyakan hal ini.

"Ada dua tamu yang datang. Dua-duanya laki-laki. Yang pertama mengaku sebagai kerabatnya Bu Mia dan Pak Rafa. Bu Mia sendiri yang menghubungi saya dan meminta agar tamunya diizinkan masuk. Tapi setelah beberapa menit, tamunya keluar. Lalu, ada orang restoran yang sebelumnya sudah dikonfirmasikan Pak Rafa supaya diizinkan masuk untuk mengantarkan makanan."

"Apa Bapak tidak lihat istri saya keluar bersama tamunya?"

"Tidak, Pak. Saya hanya melihat tamunya keluar dan tidak melihat Bu Mia."

Penjelasan dari petugas keamanan itu membuat Rafa frustrasi. Bagaimana bisa Mia mau ikut dengan Leon tanpa memberitahu siapapun?

Bingung, Rafa tak tahu harus berbuat apa. Haruskah ia memberitahu Gilang dan Joane tentang masalah ini?

"Baik, Pak. Terima kasih sebelumnya," ucap Rafa pada sang petugas keamanan yang tampak penasaran, namun tak berani bertanya lebih banyak.

"Sama-sama, Pak."

Baru saja Rafa akan beranjak, Gilang kembali menghubungi.

Suara sang mertua terdengar penuh khawatir dan panik saat memberitahunya bahwa seseorang telah mengirimkan gambar Mia yang sedang duduk di mobil dan memintanya datang sendirian untuk menjemput.

"Jangan, Ayah! Jangan pergi sendirian. Terlalu berbahaya!" pekik Rafa, mulai menebak alur yang diciptakan oleh Leon.

"Mia dalam bahaya, Raf!" balas Gilang.

"Ayah tenang dulu! Biar aku yang mencari Mia!"

Namun, segala ucapan Rafa sama sekali tak dihiraukan. Gilang tetap pada pendiriannya untuk pergi mencari putrinya apapun risiko yang harus dihadapi.

"Ayah sudah dapat alamatnya?"

"Belum. Tapi orang-orang kita sudah melacak keberadaan pengirim pesan."

Rafa menghela napas panjang. Ketakutan mulai menyusup ke hati. Ia bahkan tak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika Joane yang bertindak.

Terlebih, jika Pak Vino sudah memberi perintah. Entah akan jadi apa Leon nanti.

"Ya Allah, Leon! Apa yang dia lakukan!" gerutu Rafa semakin frustrasi.

Demi mempersingkat waktu pencarian, ia memilih mendatangi sebuah rumah yang berlokasi tak begitu jauh dari unit apartemennya.

Seorang wanita yang diketahui sebagai ibu kandung Leon itu menyambut dengan ramah.

"Assalamualaikum, Bu," ucapnya santun.

"Wa'alaikumsalam, Rafa. Tumben kamu kemari, Nak?"

Rafa mengulas senyum, tak langsung memberitahu apa yang terjadi sebab takut wanita itu akan shock. Terlebih, Rafa tahu riwayat kesehatannya.

"Kebetulan lewat sini." Ia memaksakan senyum. "Leon ke mana ya, Bu?"

"Leon belum pulang seharian ini. Tidak tahu ke mana. Ibu hubungi juga tidak dijawab." Wanita berperangai lembut itu membalas senyum. "Kamu ada perlu penting sama Leon?"

Rafa mengangguk. "Iya, kira-kira apa ada tempat lain yang mungkin didatangi Leon, Bu? Penting soalnya."

Wanita itu tampak berpikir sejenak. "Mungkin ke rumah lama. Leon sering pergi ke sana. Atau ... mungkin ke vila."

"Boleh minta alamatnya?"

"Boleh," ucap wanita itu, membuat Rafa bernapas lega.

**

**

Di tempat lain, Leon menyeringai saat melihat Mia duduk di kursi dalam keadaan terikat. Saat ini mereka sedang berada di sebuah rumah kosong yang tampak cukup terawat.

"Tenang, Mia. Aku tidak akan menyakiti kamu. Aku hanya ada sedikit urusan dengan Ayahmu."

"Jangan sakiti Ayahku. Tolong!" ucap wanita itu lirih.

Leon terkekeh.

"Tidak akan sampai mati, Kok. Hanya main sebentar." Ia mengambil gambar Mia yang terikat di kursi dengan kamera ponselnya, lalu mengirimkan ke nomor Gilang. Menyeringai setelahnya.

"Sakiti aku saja, jangan orang tuaku. Mereka bukan orang jahat."

"Bukan orang jahat? Tapi dia bisa menghancurkan hidup orang lain, dan kamu masih berani bilang dia bukan orang jahat?" Ia berdecak. "Jangan terlalu naif!"

"Tolong jangan apa-apakan orang tuaku!" pintanya lagi sambil terisak. Namun, Leon seolah tidak peduli.

Hingga ponsel kembali berdering dan membuatnya menyeringai. Mendekatkan benda pipih tersebut ke telinga.

"Masuk saja! Tidak dikunci! Ingat, masuk sendirian dan jangan bawa orang lain. Atau Mia yang akan merasakan akibatnya."

Ia menutup panggilan dan menatap ke arah pintu.

Beberapa saat kemudian pintu berbahan kayu jati yang kokoh itu terbuka dan memunculkan sosok Gilang. Ia sempat melihat putrinya dalam keadaan terikat.

Berusaha bersikap tenang agar Mia tidak semakin ketakutan. Apalagi setelah melihat wajah putrinya yang pucat.

"Akhirnya hari ini tiba," ujarnya dengan senyum sinis. "Apa kabar, Om?"

"Apa yang kamu inginkan sebenarnya? Salah anakku apa sampai kamu membawanya kemari?" balas Gilang.

"Dia? Salahnya dia hanya dua. Menjadi anakmu dan menikah dengan Rafa Baskara." Ia memainkan belati di tangannya.

Dahi Gilang berkerut. Belum mampu menebak maksud dan tujuan lelaki di hadapannya.

Satu-satunya yang ia tahu adalah, ia harus berhati-hati untuk bisa membekuk orang ini. Ia tidak terlihat seperti penjahat sungguhan, melainkan pemuda nekat yang gila.

"Kamu patah hati karena ditolak Mia?"

Leon terkekeh. "Dia bukan seleraku. Aku tidak segila itu sampai mau menikahi anak musuh."

"Siapa kamu sebenarnya? Ada dendam apa yang membuatmu melakukan ini?" tanya Gilang perlahan melangkah maju.

Leon mengacungkan belatinya ke arah Mia sebagai bentuk ancaman agar Gilang berhenti mendekat.

"Tidak usah buru-buru. Aku akan beritahu nanti. Soalnya masih ada satu orang yang harus ditunggu."

Gilang melangkah mundur sambil mengamati keadaan sekitar. Di ruangan luas itu hanya ada mereka bertiga. Lalu, siapa yang ditunggu oleh Leon?

Rasa penasaran Gilang baru terjawab setelah pintu kembali terbuka dan memunculkan sosok Rafa.

"Akhirnya kamu datang juga. Lihat, aku menangkap mereka dengan mudah. Tapi, aku harus menunggumu dulu untuk menentukan hukuman mereka," ucapnya.

Gilang menatap Rafa penuh tanya. Sementara Rafa menatap Leon dengan lirikan datar.

"Leon, tolong jangan! Lepaskan Mia, ada janin tidak berdosa dalam rahimnya."

"Kenapa harus dilepas? Aku belum selesai. Setidaknya orang itu harus merasakan sakit dulu seperti yang pernah dia berikan untuk kita." Leon menunjuk Gilang dengan belatinya. "Kamu pasti juga marah, kan? Aku heran bagaimana kamu bisa dekat apalagi menikahi anaknya, setelah semua yang dia lakukan pada kita!"

"Ini tidak benar, Leon! Kamu salah!"

"Lalu apa yang benar? Bisa-bisanya kamu mendukung mereka padahal mereka sudah memenjarakan Ayahmu!"

"Ayah dipenjara karena kejahatannya, bukan karena kesalahan mereka!" teriak Rafa penuh amarah.

"Bullshit! Kamu membela mereka karena Mia hamil anakmu, kan? Aku yakin kamu juga dendam pada mereka! Bagaimana kalau anaknya dilenyapkan saja, jadi kamu tidak akan terikat dengan Mia."

Rafa menggeleng. Cepat, ia melangkah ke arah Mia, berusaha melepaskan ikatannya.

Membuat Leon kehilangan kendali mencoba menghalangi dengan belatinya.

"Kamu boleh memukulku, membunuhku. Tapi jangan sakiti dia. Dia tidak salah."

"Hadapi aku dulu kalau mau melepasnya!"

Perkelahian pun tak terhindarkan. Kening Gilang sempat berkerut menebak perdebatan dua lelaki itu. Meski begitu, ia bergerak cepat, melepaskan ikatan Mia.

"Kamu tidak apa-apa, Nak?"

"Tidak, Ayah! Leon hanya mengikatku," balas Mia dengan suara bergetar. Memeluk ayahnya.

Menyadari keadaan di dalam mulai kacau, Joane yang memantau di luar segera masuk.

Melihat Rafa dipukuli membuatnya terheran.

Rafa memiliki bekal ilmu bela diri dan Joane tahu kemampuan Rafa. Sepuluh orang Leon pun bisa ia lumpuhkan dengan mudah.

Namun, yang terjadi sekarang, ia malah pasrah dipukuli.

*************

*************

1
Dwi Winarni Wina
Mia tidak akan membiarkan ulet bulu masuk dlm rumahtangganya, dina sangat terkejut ternyata rafa telah menikah sm mia, dina patah hati pria incarannya ternyata telah menjadi milik orglain dan lagi hamil pula....
Ayu Kerti
bener2 lupa ta kamu mia sma kejadian awal stlh munum jus jeruknya
Widia Ningsih
aku ikut mewek/Sob//Cry//Cry/
Dwi Winarni Wina
Bagus mia jgn kasih celah pelakor msk merebut suamimu, jaga baik-baik suami itu dina suka sm rafa...

Dina sangat terkejut mia berkata istrinya dan mengandung anaknya, dina patah hati....
Dwi Winarni Wina
cie-cie mia sangat rafa pdhal ada disampingnya kangen ingin dipeluk kl..
Dwi Winarni Wina
Dasar mia bikin heboh dan panik dan khawatir pergi tanpa pamit kpd orgtuanya...
Dwi Winarni Wina
orgtua dan mertuanya lg paknik dan khawatir mencari keberadaan mia yg menghilang, ternyata keduanya lg melepas rindu
Dwi Winarni Wina
Gilang sangat paknik skl putri kesayangan menghilang takutnya diculik sm leon, pdhal susul suaminya ke apartemen...
Dwi Winarni Wina
mia lagi merawat rafa lagi sakit di apartemen, semua paknik mia menghilang..
Dwi Winarni Wina
mia menyesal telah menyakiti hati suaminya, baru berasa mia disaat org tulus mencintai pergi...
Dwi Winarni Wina
Rafa butuh waktu menenangkan diri tenang aja mia rafa tidak meninggalkanmu, apalagi ada jalin akan berkembang dirahim pasti tidak tega meninggalkanmu, rafa pria bertanggungjawab....
Ayu Kerti
hrsnya mia ingat kejadian sebelum obt bereaksi keras.

waktu interaksi dgn leon.
Ayu Kerti
mia, masa g ingat sama sekali kejadian di villa.
Dwi Winarni Wina
jangan2 dina yg datang
Dwi Winarni Wina
mia rafa sangat tulus mencintaimu
Dwi Winarni Wina
makan aja mia tidak beracun kok kasian calon dedek bayinya...
Dwi Winarni Wina
raka tidak berpaling istrinya zahra sangat cantik skl bsgai boneka barbie..
Dwi Winarni Wina
Mia sadar suami itu org baik
Dwi Winarni Wina
paling sileon itu yg mengadu domba mia dan rafa
Dwi Winarni Wina
Dengarkan nasehat ayahmu mia rafa bukan org jahat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!