The Soldier And The CEO

"Mr O'Grady ! Harap anda tenang ! Ini ruang sidang dan cucu anda memang bersalah dalam pencurian laptop milik Letnan Jim Dourdan!" ucap hakim ketua membuat Bayu menoleh ke arah keluarga Dourdan yang tersenyum licik.

"Oh, jadi itu intinya... Silahkan kalian tertawa sekarang tapi ingat, kalian menyenggol keluarga yang salah !" ucap Bayu.

"Keluarkan Mr O'Grady !" perintah hakim ketua.

"Saya tidak akan keluar !" balas Bayu sambil maju membuat Aslan dan Indiana harus menahan Oom mereka yang berbadan besar.

Empat tentara masuk ke dalam ruang sidang dan hendak menarik Bayu namun dihadang James dan Maverick.

"Biar kami yang mengawal Mr O'Grady," ucap James dingin membuat empat tentara itu tampak segan karena yang di hadapan mereka memiliki pangkat lebih tinggi.

Dominic menatap ke arah Bayu dan memberikan kode agar Opanya menurut keluar dari ruang sidang.

Bayu melihat itu dan dia menoleh ke arah Scarlett serta Ajeng. Tak lama putrinya berbisik ke Bayu dan pria itu tersenyum lebar.

"Maaf hakim ketua, saya harus pergi ke White House. Ada yang kebakaran jenggot akibat embargo para keponakan saya," seringai Bayu ke semua orang. "Dan harus ada yang dikorbankan demi orang banyak."

Bayu membenarkan jasnya dan mengajak Ajeng keluar sementara James dan Scarlett tetap di ruang sidang menemani putra mereka. Tentu saja pihak keluarga Dourdan langsung panik mendengar ucapan Bayu dan tak lama, ponsel semua orang di ruang sidang berbunyi.

***

Oval Room White House

Bayu duduk bersama Malik Al Khalifa, Eren Al Sharif, Damian Blair dan Rauf Khalid yang melakukan panggilan video dari Bahrain, Oman, Dubai dan Qatar. Mereka bertemu dengan presiden Amerika Serikat yang sudah tampak pusing dengan keputusan embargo empat negara Timur Tengah akibat satu keluarga yang melakukan pengkhianatan pada negara.

"Pusing-pusing deh lu !" gumam Bayu membuat Damian melirik judes ke kakaknya.

"Please deh mas Bayu, bukan waktunya ngedumel !" bisik Damian gemas sementara ketiga keponakannya tidak paham apa yang diucapkan Bayu, hanya menggelengkan kepalanya karena tahu pasti umpatan tidak jelas ala klan Pratomo.

"Mr O'Grady, Emir Blair, Emir Al Khalifa, Emir Al Sharif, Emir Khalid ... Saya meminta anda semua hadir untuk membicarakan tentang embargo yang kalian umumkan kepada kami. Bagaimana bisa anda melakukan itu ? Hanya karena cucu Mr O'Grady dan putra Emir Al Khalifa diculik ?" ucap Presiden Amerika Serikat itu.

"Wrong move Mr President," ucap Malik dingin. "Anda tidak pantas mengatakan seperti itu. Apa perlu menunggu sampai anak anda atau cucu anda tewas akibat dibunuh baru anda menyesal mengucapkan itu ?"

Presiden Amerika itu terdiam akibat mendapat tekanan disana sini, membuatnya tidak bisa berpikir obyektif.

"Apakah perlu dibuat macam Tante Moon dulu ?" bisik Damian ke Bayu dengan bahasa Indonesia.

"Boleh tuh !" balas Bayu.

"Maafkan ucapan saya, Emir Al Khalifa tapi ini sudah menjalar kemana - mana dan dunia menertawakan kami yang mendapatkan embargo dari negara anda."

"Apakah kami yang memulai?" tanya Bayu. "Jika keluarga Dourdan tidak menjadi pengkhianat, kami juga tidak akan seperti ini."

Damian memberikan kode ke Bayu. "Mr President, look. Kami tidak perduli soal korupsi yang dilakukan keluarga Dourdan tapi saat kejahatan itu terjadi di depan mata, apa harus Dominic diam saja ? Menghilangnya RDX itu sama saja bisa membuat para Ter*ris merajalela. Dan tertuduh adalah negara anda karena RDX itu made in America. Anda sudah membiarkan semuanya."

"Atau, negara anda begitu inginnya perang hingga memberikan minyak pada api?" Eren menatap tajam ke Presiden Amerika itu.

"Negara anda juga bermasalah!" balas Presiden Amerika.

"Oman bermasalah cukup internal saja tidak sampai internasional. Tidak ada memburu seorang tentara jujur hingga lintas beberapa negara dan masih dengan fitnah !" balas Eren judes.

"Anda sudah mau selesai jabatannya sebagai presiden. Semuanya tergantung anda, mau turun kekuasaan dengan label pengkhianat karena melindungi para jendral angkatan bersenjata menjual tidak hanya RDX tapi juga senjata lainnya ke Ter*ris atau menjadi pahlawan yang dengan mengorbankan sedikit orang demi orang banyak. Prestasi besar selalu membutuhkan pengorbanan besar." Rauf Khalid menatap wajah Presiden Amerika itu serius.

"Jika anda masih ingin mendapatkan bukti, detik ini juga saya tunjukkan mengapa mereka begitu niat hendak membunuh cucu saya dan tiga rekannya, dua diantaranya adalah putri kolonel di Angkatan Udara Turki dan putra jendral angkatan darat Denmark. Anda baru bertemu dengan empat negara Timur Tengah, bagaimana jika presiden Turki dan raja Denmark turun tangan ikut menuntut anda ?" timpal Bayu.

Presiden Amerika Serikat itu tampak seperti orang kalah. Keinginannya untuk melindungi keluarga Dourdan yang sudah membantunya dua kali menjabat sebagai presiden cukup kuat tapi mereka terlalu tamak hingga akhirnya ketahuan oleh anggota keluarga Pratomo yang dikenal hidup lurus.

Ini baru embargo minyak belum pertanyaan dari para pemimpin negara yang tentaranya terlibat di pasukan perdamaian. Bisa perang dunia lagi! - batin Presiden Amerika Serikat itu. Ini bukan masalah sepele.

Bayu dan semua keluarganya tahu Presiden juga terlibat tapi mereka sudah merasa cukup dalam menghukum dengan melakukan embargo dan itu sangat fatal apalagi pemberitaan media yang mencium adanya sesuatu yang mencurigakan, membuat banyak orang berspekulasi dan itu menjadi bola liar.

"Biar aku bicarakan dengan senat dan kabinet," akhirnya Presiden Amerika Serikat itu berbicara.

"Good. You know what to do," ucap Bayu.

***

Bayu keluar dari ruang oval dengan wajah dingin lalu melihat Ajeng didampingi oleh Melvin Khalid Becker dan Rashid Khalid yang lengkap mengenakan pakaian kebesaran mereka sebagai Emir. Jangan ditanya empat pengawal mereka yang bersiaga penuh didampingi oleh Secret Service.

"Bagaimana?" tanya Ajeng.

"Aku benci politik !" jawab Bayu judes membuat Melvin dan Rashid tersenyum.

"Apakah good?" tanya Melvin.

"Kita lihat saja besok."

"Dominic masih tetap disidang, Opa," lapor Rashid.

"Biarin saja. Kita lihat saja besok."

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️