Raihan dan Syakilla menikah karena perjodohan. Demi mewujudkan amanah orang tua Syakilla yang menitipkan anaknya kepada orang tua Raihan. Padahal saat itu Raihan sudah memiliki kekasih yang bernama Syila.
Raihan tak pernah menjalankan tugasnya sebagai seorang suami yang baik, Raihan kerap membuat Syakilla menangis dengan menyakit hatinya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka dengan adanya orang ketiga di tengah-tengah mereka? Jalan apa yang Syakilla tempuh? Bertahan dengan suami yang tak pernah mencintainya ataukah lebih memilih berpisah dan mencari kebahagiaan sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Syila dan Raihan
"Kamu mau kemana?" Tanya Syila, saat melihat sang suami yang sudah terlihat rapi.
"Aku keluar dulu ya, mau cari-cari pekerjaan dulu. Nanti, kalau mau beli makan, beli aja ya sendiri. Jangan nunggu aku, takutnya aku lama," sahut Raihan dan Syila mengiyakan. Dia tak merasa curiga, kalau suaminya akan pergi menemui mantan istrinya.
Raihan memesan ojek online menuju rumah Killa, dia ingin bertemu dengan Killa untuk meminta maaf. Raihan baru saja sampai di depan rumah Killa, dia merasa bingung. Karena keadaan rumah yang terlihat sepi.
"Kok rumahnya sepi ya seperti tak berpenghuni? Killa pindah kemana ya?" Raihan bermonolog.
Raihan masih terus bersemangat mengucap salam, memencet bel, menggoyang-goyangkan gembok rumahnya. Dia masih berharap Killa ada di dalam rumah.
"Bapak cari siapa?" Tanya sang tetangga yang melihat Raihan. Dia menghampiri Raihan. Tetangganya tak ada yang tahu kalau itu Raihan suami dari Killa, karena selama ini Raihan tak pernah bersikap baik terhadap tetangganya. Dia lebih sering menghabiskan waktunya dengan Syila.
"Ini pemiliknya kemana ya? Saya lihat kok rumahnya kosong ya?" Tanya Raihan.
"Oh, Ibu Killa? Ibu Killa sekarang sudah tidak tinggal disini. Sudah pindah, rencananya rumah ini mau dijual katanya," jelas Ibu Lia yang saat itu sedang melintas di depan rumah Killa.
"Kalau saya boleh tahu, Ibu Killa pindah kemana ya Bu? Ibu tahu tidak?" Tanya Raihan lagi. Dia berharap mendapatkan informasi kemana Killa pergi.
"Waduh, kalau soal itu saya enggak tahu Pak. Soalnya Ibu Killa enggak ngomong mau pindah kemananya. Mungkin mau cari suasana baru kali. Saya dengar sih dia sudah pisah dengan suaminya. Kasihan banget, padahal Ibu Killa wanita yang baik, lemah lembut, cantik. Dia juga lagi hamil. Katanya, suaminya ninggalin dia. Benar-benar tega ninggalin dia dalam keadaan hamil. Semoga saja, suatu hari nanti suaminya menyesal, karena telah menyia-nyiakan dirinya. Kalau saya boleh tahu, memangnya Bapak ini siapanya Ibu Killa ya?" sahut Ibu Lia.
Raihan tampak diam, tak mampu berkata-kata. Lidahnya terasa kelu. Mendengar penuturan tetangganya itu, dia merasa sangat menyesal telah menyia-nyiakan Killa. Bahkan, tetangganya saja tak mengenali dirinya kalau dia adalah suami dari Killa.
Dia mengaku kalau dia adalah temannya Killa. Dengan perasaan menyesal, akhirnya Raihan pergi meninggalkan rumah itu.
"Kamu kemana Sayang? Aku merindukan kamu. Maafkan Aku, aku mohon! Aku menyesal, aku ingin bertemu kamu untuk meminta maaf. Aku akan ceraikan Syila, dan kita bisa hidup bahagia bersama buah hati kita," ucap Raihan dalam hati.
Raihan merasa bingung harus mencari Killa kemana, karena dia tak mungkin mendatangi rumah orang tuanya untuk menanyakan Killa. Pasti orang tuanya sudah sangat marah padanya terutama sang ayah.
Raihan terlihat tak bersemangat. Akhirnya, Raihan memilih pulang ke kosan kembali. Moodnya sedang tak baik. Dia pulang dengan menaiki ojek online kembali. Kini dirinya baru sampai di kosan.
Dia terlihat kesal, karena melihat Syila sang sedang mengobrol dengan seorang laki-laki yang ngekos juga di sana.
"Suami pulang, bukan di sambut. Ini tetap saja mengobrol sama cowok lain," umpat Raihan.
Untuk menghilangkan rasa kesalnya, akhirnya Raihan memutuskan untuk tidur. Tak butuh waktu lama dia sudah terlelap.
Berbeda halnya dengan Raihan yang hidup menderita. Killa justru sedang merasa senang, karena cita-citanya bisa terwujud untuk memiliki butik. Killa membuka usaha butik pakaian Muslimah. Semua produknya, hasil rancangan dia. Dia mempekerjakan 1 orang designer, satu orang model, dan dua orang penjahit.
Hari ini adalah peresmian butiknya Killa. Dimas pun hadir bersama sang adik dan juga sang mama.
"Selamat ya La! Akhirnya, cita-cita lo ingin memiliki butik bisa terwujud. Gue ikut senang," ujar Sinta.
"Iya, makasih ya. Semua ini juga karena bantuan lo. Akhirnya, gue bisa mewujudkan keinginan gue," sahut Killa.
Mungkin, sudah jalan hidupnya. Dia harus merasakan hidup menjanda, untuk meraih semuanya. Kehidupan Killa semakin membaik.
"Rancangan produk kamu bagus-bagus banget La. Mama akan promosikan karya kamu, sama teman-teman arisan mama. Semoga usaha kamu dilancarkan, laris manis usahanya," ucap Mama Sonya.
"Ya Allah Ma, makasih banget ya atas bantuan mama. Terima kasih mama sudah mendoakan aku," sahut Killa. Dimas hanya memperhatikan kedekatan sang mama dengan Killa.
"Killa, selamat ya sayang. Semoga usaha kamu berjalan lancar. Bunda yakin, pasti Raihan menyesal melihat kamu sukses," ucap Bunda Bunga. Entah mengapa mendengar seperti itu, Dimas merasa tak suka. Seakan dia enggak rela Killa kembali kepada Raihan.
Ucapan selamat juga, Killa dapatkan dari ayah mertuanya. Ayah Abi merasa tenang, karena sudah mewujudkan keinginan Killa. Meskipun dia sempat membuat Killa menderita, karena pernikahannya dengan sang anak. Ayah Abi sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia ingin menjaga anak sahabatnya itu dengan baik.
Acara telah selesai, Killa pun pulang ke rumahnya. Sampai saat ini dia masih belum bisa menyetir mobil sendiri, Ayah Abi mempekerjakan satu orang supir untuk membantu Killa, dan mengantarkan Killa kemana pun Killa pergi.
"Yang, bangun! Kamu itu tidur terus si," protes Syila.
Saat itu jam menunjukkan pukul 17.00 WIB, Raihan masih tertidur pulas. Membuat Syila merasa kesal. Padahal, perut dia sudah terasa lapar.
"Pacaran saja terus, suami pulang bukannya di sambut. Ini masih saja asyik mengobrol. Ya sudah, beli saja sendiri. Sekali-kali, kamu yang beli sana keluar," sahut Raihan ketus. Bahkan dia enggan membuka matanya.
Tentu saja hal itu membuat Syila merasa kesal.
"Ya sudah, kalau kamu enggak mau beliin. Aku ajak aja si Aris. Dia pasti mau mengantarkan aku beli makanan," ucap Syila ketus.
Raihan langsung bangun duduk dan menarik tangan Syila kasar, dan melempar Syila ke kasar.
"Otak kamu mikir enggak si? Kamu itu sudah punya suami, apa pantas pergi berduaan naik motor sama laki-laki lain? Aku tanya sama kamu, pantas enggak? Jawab!" bentak Raihan.
Rasanya, kesabaran dia hampir habis menghadapi istrinya itu. Dia sedang pusing, ditambah lagi sang istri berulah membuat dirinya tambah kesal.
"Aku capek, hidup susah! Aku menyesal, menikah sama kamu. Kalau akhirnya, kamu susah seperti ini," sahut Syila. Membuat Raihan naik pitam.
"Bagus banget kamu bicara seperti itu. Kamu itu mikir enggak si? Kurang apalagi aku sama kamu? Gara-gara aku membela kamu, aku jadi hidup menderita seperti ini. Harus kehilangan segalanya. Aku harus kehilangan anakku, aku harus kehilangan kedua orang tua aku, dan aku harus kehilangan semua fasilitas mewah yang selama ini aku miliki," cerocos Raihan.
"Oh, jadi sekarang kamu sudah mengakui anak itu? Jadi kamu menyesal menikahi aku?" sahut Syila yang tak mau kalah.
"Kamu tahu diri saja jadi orang. Jadi ini balasan atas pengorbanan aku selama ini kepada kamu?" Tanya Raihan.
Suasana tampak menegang, tak ada yang mau mengalah. Sama-sama keras. Raihan begitu emosi, karena dia harus kehilangan jejak istri dan anaknya.
Berbeda halnya dengan Raihan dan Syila yang sedang bertengkar hebat, Killa justru sedang menikmati masa kehamilannya. Dia begitu menyayangi anak yang di dalam kandungannya. Dia akan berjuang keras, berjuang membesarkan anak itu.
"Doakan Bunda ya sayang, semoga usaha bunda berjalan lancar. Bunda bisa membesarkan kamu, bisa menyekolahkan hingga ke jenjang bangku kuliah," ucap Killa sambil mengelus perutnya yang sudah terlihat membesar.
Kalian ingin Raihan kembali sama Killa apa Killa sama Dimas saja? 😊👍
Abaikan perasaan Raihan...biar dia merasakan akibat perbuatannya selama ini terhadap killa...
hayyuk thor..lanjut...
okay...lanjut thor....
begitu juga perasaan killa saat kau menolaknya dulu.. impas yaaa..
ga sabar mau lihat dimas menikah sama killa..
menjemput bahagia tdk harus kembali bersama mantan...apalagi mantan yg suka selingkuh dan celap celup.. menjijikkan...
puas aku thor...jngn kasih Raihan balikan sama killa thor...
thor..bikin raihan menderita sampai pembaca puas ya...please../Pray/
selingkuh itu sprti penyakit yg ga ada obat..
dasar lelaki bejat ga tau malu...
biar makin panas tuh si mantan...jngn ada kata balikqn sama mqntan ya thor...ga rela killa mendeeita lagi dan lagi...biar killa bahagia sama dimas aja...