NovelToon NovelToon
KEHIDUPAN KEDUA

KEHIDUPAN KEDUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Keluarga
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Fitriani Usman

Novel pertama. Mohon saran dan kritikannya..


''Nona kenapa? Astaga, tunggu Bibi akan panggil Dokter dulu'' kata Bibi Yun sambil berlari kearah pintu.

"Huff ternyata aku terlahir kembali dalam tubuh gadis lemah ini. Dan wanita tadi itu pengasuhnya Bibi Yun'' gumam Vio pada dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya yang masi terasa pusing dan mengingat kembali kejadian kekerasan yang masi terlintas di kepalanya.

'' Brengsek kalian semua'' ucapnya dengan dingin dengan mata yang tajam. Tenang saja Viona, aku Viora berjanji akan membalas semua yang mereka lakukan padamu, karena jiwaku berada dalam tubuhmu, maka mulai saat ini tubuhmu menjadi milikku, Hee tunggu pembalasanku.

"Aku Viona Lili Jacklin akan membalas semua kejahatan kalian."

Apakah Viona berhasil membalaskan dendamnya? Yukk ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriani Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Bunga Lili

Mereka semua sudah di dalam kamar masing-masing untuk beristirahat setelah acara perkenalan diri dan pembagian tugas, satu kamar di tempati dua orang.

Tapi Viona berada di ruang dimensinya, dia ingin membuat lebih banyak Mutan untuk memperbanyak pengawalnya, dan untuk membantu anggotanya yang sudah ada.

Dua jam lamanya Viona baru keluar dari di mensinya, dia sangat bosan jika hanya berdiam diri tanpa kegiatan. Viona beranjak dari tempat tidurnya dia memakai hoodie dan mangambil kunci motor di atas nakas, tak lupa tas kecil di punggungnya.

Viona segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang, udara masih terasa sejuk dan segar di daerah puncak yang habis terguyur hujan.

Entah kemana tujuannya, Viona hanya terus melajukan motornya tanpa henti dia juga bingung mau ke mana, tapi setelah sekian lama Viona akhirnya berhenti di danau dekat taman.

Suasana terlihat sepi, mungkin karena habis hujan jadi mereka malas ke luar rumah dan hanya memilih berdiam diri di dalam kamar.

Viona ingin berjalan menuju pohon besar, tapi sebelum dia melangkah terdengar suara keributan tidak jauh dari situ. Dia mencari asal sumber suara itu dan ternyata berada di samping pos penjagaan yang tidak ada penjaganya.

Viona melihat dua orang preman mengkroyok seorang pemuda, tapi dia tidak bisa melihat wajahnya karena pemuda itu membelakangi dirinya, melihat keadaan yang sudah tidak kondusif lagi, Viona berjalan mendekat.

Dua preman itu tidak menyadari ke beradaan Viona, karena mereka melihat ke bawah di mana pemuda itu terduduk yang sudah tak berdaya. Preman itu ingin memberi sebuah tendangan untuk yang terakhir.

Buugghh.. ''Arghhh'' rintihnya.

Terdengar suara tendangan yang lumayan keras, tapi bukan berasal dari preman itu, tapi malah dia yang tersungkur karena mendapat tendangan dari Viona.

Preman yang satunya terkejut melihat kawannya di tendang oleh seorang wanita, ''Hei nona kenapa kau ikut campur, dan beraninya kau menendang kawanku?''

''Kenapa jika saya ikut campur?'' tanya Viona berjalan mendekat dengan tatapan tajamnya.

Preman yang di tatap seperti itu nyalinya jadi menciut dan merasa sedikit takut. ''Nona ini bukan urusan Anda, silahkan pergi dari sini jika tidak Anda akan,,''

Sebelum menyelesaikan ucapannya Viona malah makin mendekat dan berkata ''Akan apa haa? Dasar preman banc* bisanya cuman kroyokan dan menindas yang lemah.''

Dua preman itu tidak terima di katai Banc*, apalagi yang mengatainya hanyalah seorang wanita. ''Hee nona jaga ucapanmu.''

Kedua preman itu maju ingin memukul Viona dan menendangnya, tapi Viona tidak akan membiarkan badannya lecet sedikitpun. ''Satu kali tendangan dariku kalian akan angkat tangan dan memohon ampun'' gumamnya pelan.

Bughhh... Bughhh

Dan benar saja sebelum preman itu memukul Viona merekalah yang mendapat tendangan tepat di uluh hatinya, dan merasakan sakit yang luar biasa, mereka berusaha berdiri dan ingin membalasnya, tapi.

Bugghh... Bugghh

Viona kembali memberikan tendangan di dengkul preman itu, ''Aargg/argghh'' teriaknya kesakitan dan mereka tidak mampu lagi untuk berdiri. ''A ampun nona kami mengaku kalah dan mohon maafkan kami'' ucapnya sembari menahan sakit'' lanjutnya.

Viona tidak memperdulikan ucapan kedua preman itu, dia malah berbalik dan berjalan menuju pemuda yang sedang menunduk yang juga terlihat babak belur dan sedikit bercak darah yang sudah mengering di pelipisnya.

''Hei kamu tidak apa-apa? Sini saya bantu berdiri'' tanyanya dan berjongkok di hadapan pemuda itu untuk membantunya berdiri.

Mendengar suara yang lembut menyapanya pemuda itu merasa tidak asing, dia segera mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat gadis cantik yang di temuinya di taman waktu itu sekarang berada di hadapannya.

''Nona/kamu'' ucapnya bersamaan dan saling menatap.

Viona juga terkejut melihatnya, ternyata pemuda yang di tolongnya orang yang sama dengan waktu di taman itu dan tadi pagi dia juga sempat melihatnya.

Pemuda itu segera berdiri dari duduknya dan di bantu oleh Viona, ''Kenapa Anda bisa di sini nona?'' tanya pemuda itu dengan menatap Viona.

Viona pun menoleh dan juga membalas tatapan pemuda itu sejenak. ''Nanti saja ceritanya, kita obati dulu lukamu.''

Viona dan pemuda itu berjalan kembali ke arah taman. Mereka duduk di pinggir danau di bawah pohon, tapi sebelumnya Viona mengambil kotak P3K di jok motornya yang selalu dia bawa kemana mana.

Viona duduk di samping pemuda itu dan berkata, ''Mendekatlah,! biar saya bantu mengobati lukamu.''

''Nona tidak perlu, saya bisa sendiri'' balasnya ingin meraih obat yang ada di tangan Viona.

Tapi Viona malah menjauhkan obat yang ada di tangannya itu. ''Itu akan sulit dan lama, jika kamu sendiri yang akan mengobatinya, biar saya saja dan cepatlah mendekat!'' ucap Viona sedikit kesel karena ingin di bantu malah menolak.

Pemuda itu hanya pasrah, tapi dia juga membenarkan perkataan Viona yang akan sulit jika dia yang mengobati lukanya sendiri.

Viona mulai membersihkan lukanya terlebih dahulu, dan memberikan obat merah yang sudah dia teteskan pada kapas, dan memasangkan plester setelah obatnya mengering.

Pemuda itu hanya mendapat luka di bagian wajahnya saja, andaikan Viona tidak datang menolongnya mungkin dia akan babak belur di seluruh tubuhnya.

''Terima kasih nona atas pertolangannya dan juga bantuannya'' ujarnya menatap Viona dengan senyum.

''Hmm sama sama'' balas Viona yang juga tersenyum, ''Kenapa mereka menghajarmu?'' lanjut Viona bertanya.

Pemuda itu menjelaskan bahwa kedua preman itu setiap hari kerjanya memalak para Pemulung, Pengemis dan juga para Pedagang Kaki Lima. Jika orang itu tidak memberinya uang maka preman itu akan menghajarnya.

Dan kebetulan pemuda itu sudah satu minggu tidak pernah memberikan uang kepada preman itu karena alasan Ibunya sedang sakit, dan harus di belikan obat. Tapi hari ini preman itu tidak lagi mau percaya atau perduli alasan apa yang dia buat.

Dan pemuda itu belum menjual hasil mulung barang bekasnya. jadi dia tidak bisa memberi apa-apa yang membuat preman itu marah dan menghajarnya sampai babak belur.

Viona mendengar penjelasan itu merasa kesel pada dirinya sendiri, jika dia tau lebih awal dia akan mematahkan tangan dan kaki preman itu agar tidak bisa berjalan untuk memalak lagi.

''Hmm begitu, kamu tidak usah khawatir lagi untuk beberapa hari ke depan dia tidak akan berani untuk memalak kamu dan yang lainnya. Dan jika suatu hari nanti saya bertemu lagi dengan mereka saya akan mematahkan kakinya.''

''Ehh nona Anda bisa bercanda juga ternyata heheh.'' kata pemuda itu terkekeh yang dikiranya omongan Viona hanya candaan.

''Ck siapa yang sedang bercanda coba'' Kata Viona dalam hatinya.

''Nona kita sudah bertemu sebanyak dua kali, apa boleh saya mengetahui nama Anda?'' tanyanya mengalihkan pembicaraan saat melihat Viona hanya terdiam.

''Hee tapi aku sudah melihatmu sebanyak enpat kali'' batin Viona lagi.

''Yaa kau benar Ternyata kita belun kenalan padahal setiap kali bertemu pasti kira bicara panjang lebar'' balas Viona.

''Kenalin namaku Viona Lilie Jacklin, panggil saja Viona agar lebih akrab dan berhenti memanggilku dengan nona lagi'' ujar Viona memperkenalkan diri dan menjulurkan tangannya untuk berjabat.

Pemuda itu ragu untuk membalas jabat tangan Viona, dia meresa insecure.Tapi dia memberanikan diri ''Kenalin juga nona nama saya Leo Prasipto'' balasnya dan menerima uluran jabat tangan Viona.

''Hmm baik Leo, dan tadi aku sudah mengatakanya jangan panggil aku dengan sebutan nona, panggil aku Vio'' ucapnya sedikit kesal.

''Hmm tidak, tapi apa boleh aku memanggilmu dengan nama Lilie?'' tanyanya sedikit ragu.

Deg

Jantung Viona berdetak kencang dan hatinya terasa menghangat, saat Leo ingin memanggil namanya dengan sebutan Lilie. nama Lilie sebenarnya nama kecil Viona saat di kehidupan pertamanya, tapi hanya keluarga dan orang yang Viona sayangi yang boleh memanggil nama itu.

''Kenapa kamu ingin memanggil namaku dengan Lilie? orang lain biasanya memanggilku Viona'' tanya Viona penasaran.

''Karena nama lilie sangat cantik seperti orangnya dan juga seperti bunga lili'' jawabnya dengan tersenyum.

Deg

1
Fadilla Sarista
/Sob/
Shuhairi Nafsir
Mohon Thor tetap Viona berpasangan dengan Ray. pasangan yang serasi.
Regina Feot Mese
Kecewa
Regina Feot Mese
Buruk
Aisarah Silma
Lumayan
Siti S
Luar biasa
Shuhairi Nafsir
Syabas Thor cerita yang genre nya sangat Saya minati ada ruangan dimensi. Cewek yang super strong kalau boleh sertakan dengan system nya sekali.
Jasmin Melor
Luar biasa
Ros Simbolon
Buruk
Ros Simbolon
makin semangat.
Asiana Tyas
Luar biasa
Paung Arywidjaya
ceritanya bagus cuman kebanyakan kalimat yang g penting jadi terkesan lelet
Dede Mila
ada kultifasinya ini...????🤔🤔🤔🤨
nur laela
Luar biasa
ira yang beruntung & kaya raya
kirain jodohnya ama si ray ternyata ama leo
Bee
Luar biasa
Nyonya Muda
/Good//Good//Good/
Nyonya Muda
yang sabar vio kebatilan pasti klh
Sokhirin Rouf
flash back Mulu...
Nada dwi Yuandira
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!