Hay gaes, penasaran kan sama cerita Dave dan Vera yang tiba-tiba menikah.
Sebelum kalian membaca cerita ini, ada kalanya kalian membaca ceritaku yang judulnya "Partner Ranjang Om Duda"
Dave William Pratama, Putra tunggal dari keluarga Pratama, nasib percintaan tidak semulus seperti wajahnya.
Mencintai sahabatnya yang bernama Zena, membuat Dave harus menikahi Vera, adik tiri dari Zena.
Kecelakaan yang menimpa ibunya, telah merengut nyawa keluarga Vera, membuat Vera terpaksa menikah dengan Dave.
Verania Putriani, wanita cantik yang usianya baru menginjak 20 tahun. Sebagai mahasiswa yang terpopuler di kampusnya, banyak yang mengagumi kecantikannya, dia merupakan kekasih dari Putra Cort Wilson.
Di saat malam pertamanya dengan Dave, Vera justru pingsan dan dinyatakan keguguran.
Amarah, kebencian, sangat jelas tercetak di raut wajah Dave.
Yuk, simak ceritanya. Cerita ini khusus aku buat di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
"Jangan bersembunyi di balik tubuhku," ujar Dave.
"Ta-tapi Mas."
"Keluarlah, hadapi dia dengan tenang. Berpura-puralah seperti tidak terjadi sesuatu," titah Dave memasukkan tangannya ke saku celananya.
"Mas, aku belum siap, hiks ..., hikss ...," jawab Zena yang tidak sengaja memeluk Dave dari belakang, "Bagaimana, jika dia mengatakan putus padaku, aku tidak mau dipermalukan di depan umum Mas," ucap Vera.
"Keluarlah, atau ... aku yang berteriak memanggil namanya," titah Dave, tangannya sudah mengepal erat di dalam saku celananya, 'Tenangkan hatimu. Sekarang, lihatlah pertunjukan antara istrimu dan mantan kekasihnya,' batin Dave.
"Tidak Mas, aku tidak mau," jawab Vera cepat.
"Aku hitung sampai tiga. Jika dalam hitungan ketiga kamu tidak keluar, maka ... aku sendiri yang akan menyerahkanmu padanya," ancam Dave membuat Vera terpojokkan. Mau tak mau, dia keluar dari persembunyiannya.
Setelah melihat istrinya sudah tidak bersembunyi di balik tubuhnya, Dave memerintahkan istrinya untuk berjalan lebih dulu.
"Jalanlah, aku akan memantau mu dari belakang," titah Dave.
Vera menggelengkan kepalanya, dia tidak mau berjalan tanpa suaminya.
"Mas, kita jalan bareng aja ya, aku tidak mau bertemu dengannya. Aku janji, aku akan tetap menjaga rahasia pernikahan kita," tawar Vera melingkarkan tangannya di lengan kekar suaminya.
"Aku tidak mau, cepat jalan. Aku tidak ingin, banyak orang yang melihatku," tolak Dave menepis tangan istrinya.
"Mas, jangan seperti ini dong, kamu sama saja sedang memojokkanku. Lebih baik, aku mendapat hukuman berlipat ganda darimu, daripada aku harus bertemu dengan pria brengsseeekk sepertinya," gerutu Vera, tangan yang baru saja ditepis, sudah melingkar lagi di lengan kekar Dave.
"Vera? Kamu Vera kan?" tanya Putra yang tiba-tiba sudah berada di depan Vera dan Dave.
"Mas, aku mau pulang," bisik Vera memalingkan wajahnya.
"Vera, kamu benar Vera kan? Vera pacar aku?" ujar Putra tidak percaya, "Ver, tatap mataku. Aku sangat merindukanmu," sambungnya lagi.
"Bicaralah dengannya, aku akan menunggumu di mobil," ujar Dave melepas tangan istrinya yang menggengam erat.
"Jangan Mas, aku tidak mau bicara berdua dengannya. Bagaimana, jika kekasihnya tahu, bisa-bisa aku dituduh pelakor Mas," jawab Vera menahan langkah suaminya.
"Hai, Put? Iya aku Vera," jawab Vera saat pandangannya bertemu dengan pria yang dicintainya.
"Aku sangat merindukanmu, sayang," ucap Putra langsung memeluk wanita yang dicarinya, "Kamu kemana saja? Maaf, aku mengganti nomor ponsel dan tidak memberitahumu. Bagaimana keadaan mu? Aku dengar-dengar, jika keluarga mu mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat," sambung Putra mengeratkan pelukannya. Dan semua itu disaksikan oleh Dave, suami Sah dari Vera.
"Lepas Put!"
"Lepaskan Put!" pekik Vera kepada pria dicintainya yang baru saja memberi luka.
"Kamu kenapa sayang? Kenapa sikapmu berubah? Dan siapa dia?" tanya Putra menangkup kedua pipi Vera.
"Hidupmu pasti sangat kesepian setelah kepergian orang tuamu. Lebih baik, kamu tinggal bersamaku. Kebetulan, aku hanya tinggal seorang diri di sini," ajak Putra lalu meraih tangan dan mencium punggung tangan Vera.
"Aku sudah melihat semuanya, Put! Kamu mengkhianati aku! Kamu bermesraan dengan wanita lain. Dan sekarang, kamu menyuruhku tinggal bersamamu? Jangan harap, Put! Jangan harap, hiks ... hiks," jawab Vera lirih, dadanya terasa sesak saat mengucapkan kata pengkhianat untuk pria yang masih dicintainya.
"Apa maksudmu sayang?Aku berkhianat seperti apa?"
"Jangan berpura-pura, Put! Aku sudah muak! Apa kau tahu, aku pernah mengandung anakmu!" ujar Vera meremas menepis tangan Putra dan menggandeng lengan Dave.
"Me-mengandung? I-itu tidak mungkin sayang, kita waktu itu--"
"Apa? Apa kamu takut, jika aku meminta pertanggungjawaban darimu ha!"
Putra menggelengkan kepala, "Bukan seperti itu, sekarang anakku?"
"Anakmu sudah tidak ada, aku keguguran," jawab Vera menghapus air matanya, "Lebih baik, kita pergi om!" titah Vera menggandeng mesra lengan Dave.
"Si-siapa dia? Apa sikapmu berubah karenanya Ver?" tanya Putra tidak percaya, "Aku sangat mencintaimu, Ver. Kita mulai dari awal lagi ya, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi, sayang," sambung Putra.
"Tidak perlu, Put! Aku sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita saat ini juga," titah Vera, "Ayo Om, kita pergi, tidak ada gunanya kita di sini. Hanya membuang waktu saja," titah Vera menyenderkan kepalanya di pundak suaminya.
"Kalian-- jangan bilang, kamu simpanan Om-Om ini, Ver?" tanya Putra penasaran, "Ver, ingat! Kamu masih muda, masih cantik. Banyak pria muda di luar sana yang mau dengan mu. Apalagii, ini negara bebas Ver, kamu tidak perlu takut dengan tubuhmu yang sudah kotor itu."
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Putra yang mulus.
"Apa kau bilang! Kotor?" tanya Vera tidak percaya.
"Aku sudah salah memberikan tubuhku pada orang sepertimu. Dan aku sangat-sangat kecewa dengan ucapan manismu, yang berakhir dengan pahit," ucap Vera dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Put!" teriak wanita dari kejauhan.
Mendengar teriakan wanita, Vera langsung membersihkan sisa air matanya dengan punggung tangannya.
"Put, kamu kenal dengan mahasiswi baru ini?" tanya Putri setelah sampai di hadapan Vera dan Dave.
"A-aku--"
"Maaf, saya tidak mengenal Kakak ini," timpal Vera cepat.
"Oh, baguslah. Jangan mentang-mentang kamu mahasiswi baru, lalu kamu dengan leluasa mendekati semua laki-laki yang berada di kampus ini," ujar Putri merangkul mesra lengan Putra.
"Lepaskan Putri, bagaimana ... jika ada teman yang melihat kita?"
"Tidak akan sayang, ini tempat sepi. Jadi, yang melihat kita hanya mahasiswi baru ini. Oh iya, kamu ke sini diantar oleh Kakakmu atau--"
"Bukan urusanmu. Mau dia kakakku atau Om ku, atau pun simpananku, itu hakku!"
"Dasar wanita murahaan. Tadi pagi, kamu mendekati Vin, siang hari kamu mendekati mahasiswa baru yang tampan, dan sekarang, kamu mau merayu Putra," ucap Putri membuat Vera menggelengkan kepalanya.
"Jangan fitnah kamu! Aku tidak pernah mendekati seorang pria di sini," timpal Vera cepat, ekor matanya melirik sekilas wajah suaminya yang sedari tadi diam.
"Hei, Om ...," ucap Putri pada Dave, "Om jangan mau memelihara dia. Dia wanita murahaan yang sana-sini, okeh," ucap Putri.
"Itu bukan urusanmu. Mau aku ada hubungan dengannya atau tidak, kau tidak boleh menghinanya."
"Ver ...," panggil Putra, hatinya terasa sakit, saat melihat wanita dicintainya merangkul mesra sosok proa dewasa yang berada di sampingnya.
"Ayo kita pergi Om," titah Vera mulai melangkahkan kakinya.
"Om? Aku tidak salah dengar? Kamu menyebutnya dengan Om?" sindir Putri dengan tawa mengejeknya.
"Lepaskan, aku akan memberikannya hukuman," ujar Dave dengan mata memerah dan tangan yang mengepal erat, "Aku tidak suka seseorang yang tengah dekat denganku dihina seperti tadi," sambung Dave menepis tangan istrinya.
Bersambung😘
ya bagus sih ceritanya. walaupun berkutat di peran utama nya aja. 👍