NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan Kontrak

Terjebak Pernikahan Kontrak

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Duda / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Harap bijak memilih bacaan.
riview bintang ⭐ - ⭐⭐⭐ = langsung BLOK.!


Barra D. Bagaskara, laki-laki berusia 31 tahun itu terpaksa menikah lagi untuk kedua kalinya.
Karena ingin mempertahankan istri pertamanya yang tidak bisa memliki seorang anak, Barra membuat kontrak pernikahan dengan Yuna.
Barra menjadikan Yuna sebagai istri kedua untuk mengandung darah dagingnya.

Akibat kecerobohan Yuna yang tidak membaca keseluruhan poin perjanjian itu, Yuna tidak tau bahwa tujuan Barra menikahinya hanya untuk mendapatkan anak, setelah itu akan menceraikannya dan membawa pergi anak mereka.

Namun karena hadirnya baby twins di dalam rahim Yuna, Barra terjebak dengan permainannya sendiri. Dia mengurungkan niatnya untuk menceraikan Yuna. Tapi disisi lain Yuna yang telah mengetahui niat jahat Barra, bersikeras untuk bercerai setelah melahirkan dan masing-masing akan membawa 1 anak untuk dirawat.

Mampukah Barra menyakinkan Yuna untuk tetap berada di sampingnya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Yuna menatap punggung Barra yang semakin jauh dari pandangan. Matanya tiba-tiba berkabut, penglihatannya semakin kabur dan perlahan buliran bening menetes dari pelupuk matanya.

Kabar adanya baby twins di dalam rahimnya, membuat perasaan Yuna bahagia namun bercampur sedih. Dia terlalu jauh memikirkan nasib baby twins kedepannya, sedangkan pernikahan yang dia jalani hanya sementara dan Barra terlihat tidak memiliki niat untuk membatalkan kontrak itu.

"Apa yang harus Mama lakukan.?" Tanya Yuna lirih. Suaranya tercekat, air matanya semakin membanjiri pipi. Dia mengusap perutnya dengan perasaan menyesal yang tiba-tiba menyelimuti. Menyesal karna telah menghadirkan baby twins dalam rahimnya, pada akhirnya membuat nasib baby twins akan seperti dirinya yang harus hidup dengan orang tua tunggal.

Namun nasib baby twins akan lebih menyedihkan, dia akan kehilangan sosok seorang ayah setelah lahir kedunia. Karna 3 bulan setelah baby twins di lahirkan, pernikahan dia dan Barra akan berakhir.

"Maafkan Mama,,," Yuna menyalahkan dirinya sendiri atas kehadiran baby twins yang nantinya harus hidup tanpa sosok Barra di sisi mereka.

Mungkin setelah ini Yuna akan mencoba berjuang kembali untuk mempertahankan Barra disisinya demi baby twins, tapi jika Barra tetap menginginkan perceraian itu, Yuna akan melepaskan Barra dan akan membesarkan baby twins sendiri.

Berjalan penuh semangat setelah mengambil vitamin, Barra merasakan kebahagiaan yang luar biasa atas kehadiran dua malaikat dalam rahim Yuna. Dia tidak pernah membayangkan akan sebahagia ini rasanya mendengar kabar kehamilan. Entah akan sebahagia apa saat baby twins lahir kedunia.

Sekarang Barra mulai paham kenapa Cindy bersikeras menyuruhnya untuk menikah lagi agar memiliki anak, ternyata memang kebahagiaan itu lebih berarti dari apapun. Ini kebahagiaan terbesar yang Barra rasakan. Dia semakin tidak sabar menunggu baby twins lahir kedunia agar bisa melihat wajah dan menggendong mereka.

Barra menghentikan langkah. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, dia melihat Yuna tengah menangis. Satu tangannya sibuk menghapus air mata yang tak mau berhenti menetes, sebelah tangannya legi tengah memegangi perutnya.

Barra tidak tau apa yang membuat Yuna menangis sampai sesedih itu.

Berjalan cepat menghampiri Yuna, Barra duduk sembari merangkul pundaknya.

Kedatangan Barra membuat Yuna menggantikan tangis, dia menghapus sisa air mata di pipinya dan memalingkan wajahnya dari tatapan Barra.

"Kenapa menangis.?" Tanya Barra.

Yuna tersenyum pilu, sedikitpun tidak terdengar kecemasan dalam nada bicara Barra. Ternyata memang Yuna terlalu berharap, sedangkan sampai kapanpun Barra memang tidak akan pernah menaruh perasaan padanya meski kehadiran baby twins menghadirkan kebahagiaan untuk Barra.

"Aku mau pulang." Suara Yuna tercekat. Dia beranjak dari duduknya, sedikitpun enggan menatap Barra. Perasaan benar-benar semakin kacau, Yuna ingin menenangkan diri. Menyiapkan hati untuk membesarkan baby twins seorang diri.

"Kita belum jalan-jalan, bukannya kamu ingin menonton.?" Barra mendekat, dia berusaha mengikuti saran dokter untuk membuat Yuna merasa happy sepanjang waktu.

"Kita ke mobil dulu, malu di lihat orang-orang." Barra merangkul pinggang Yuna, mengajak Yuna pergi dari sana untuk menghindari tatapan mata yang sejak tadi memperhatikan Yuna tengah menangis.

Yuna masuk kedalam mobil tanpa mengatakan apapun. Dia langsung memalingkan wajah keluar jendela, tubuhnya juga cenderung di tempelkan pada pintu mobil, seakan enggan berdekatan dengan Barra.

Barra telihat menarik nafas dalam. Dia menyimpan hasil pemeriksaan dan vitamin, setelah itu mencondongkan badannya ke arah Yuna.

"Kenapa seperti ini.?" Suara Barra terdengar lembut. Dia mengusap pucuk kepala Yuna. Perlakuan yang sebelumnya tidak pernah diberikan oleh Barra.

Entah karna mulai iba pada Yuna, atau sekedar ingin menenangkan perasaan Yuna agar tidak mempengaruhi perkembangan baby twins.

"Kenapa.? Mas Barra masih tanya kenapa aku seperti ini.?" Tanya Yuna dengan rasa kecewa yang dalam. Suaranya memang pelan, tapi jelas penuh amarah.

Barra bisa melihat keadaan psikis Yuna tidak baik-baik saja. Dia terlihat tertekan, sedih, marah dan kecewa becampur jadi satu. Seakan ada beban bebas yang dia di pundaknya.

"Pernikahan kita jadi mengorbankan kehidupan dua nyawa yang seharusnya bisa hidup bahagia dengan orangtua yang lengkap."

"Sejak awal aku sudah memperingatkan Mas Barra, tapi kenapa Mas Barra nggak mau mendengarkannya.!" Yuna menepis tangan Barra dari kepalanya.

"Mereka akan bernasib sama sepertiku." Tangis Yuna kembali pecah tanpa suara. Seluruh tubuhnya bahkan bergetar.

"Ayo jalan, aku mau pulang.!" Pinta Yuna sembari memukul lengan Barra yang sejak tadi diam menatapnya.

Rengekan Yuna dan bibirnya yang mencebik membuat Barra menarik nafas dalam. Dia bergegas menyalakan mobil dan pergi dari rumah sakit.

Sepanjang perjalanan tidak ada suara apapun. Keduanya diam dengan pikirannya masing-masing.

Yuna yang mencemaskan kehidupan kedua anaknya kedepan, sedangkan Barra bingung harus berbuat apa. Melihat kondisi Yuna yang tidak stabil, rasanya tidak mungkin untuk mengatakan yang sejujurnya dalam waktu dekat.

Barra memang berencana ingin menunjukkan kembali surat perjanjian mereka pada saat Yuna hamil. Karna sampai saat ini Yuna belum tau 2 poin terakhir.

Setidaknya setelah menunjukkan surat perjanjian itu lagi, Yuna tau apa yang memang seharusnya dia berikan padanya atas kesepakatan bersama.

Kedua mata Yuna membulat sempurna, dia kebingungan saat Barra tidak membawanya pulang ke rumah melainkan membawa memasuki hotel.

"Kenapa kesini.? Aku mau pulang.!" Protes Yuna. Dia menatap kesal pada Barra, sedangkan Barra hanya melirik sekilas.

"Kamu mau membuat Mama Rena sedih melihat kondisi kamu seperti ini.?"

"Mama kamu baru saja pulih, jangan sampai terbebani melihat kamu yang sedang kacau begini."

Barra merapikan rambut Yuna dengan sebelah tangannya. Rambut Yuna berantakan akibat berganti ganti posisi saat bersender.

Yuna diam, dia memikirkan alasan Barra yang memang masuk akal. Yuna bahkan menyadari kondisinya saat ini saat menyedihkan dengan mata merah yang sembab. Wajah sendu dan pucat.

Sudah pasti Mama Rena akan cemas jika melihatnya pulang dalam kondisi seperti ini.

Bisa-bisa permasalahan yang dia hadapi dengan Barra akan diketahui oleh Mama Rena.

"Ayo turun, kita akan menginap disini. Besok baru pulang." Barra turun lebih dulu, setelah itu membukakan pintu untuk Yuna.

"Aku nggak mau menginap disini, Mama sendirian di rumah." Ucap Yuna datar.

"Bukannya ada Nitha.? Suruh saja dia menginap untuk menemani Mama kamu."

"Biar nanti aku yang bicara sama mereka, jangan terlalu di pusingkan." Tutur Barra santai

Barra menggandeng Yuna memasuki hotel, memesan kamar hotel dan langsung pergi ke kamar.

"Kamu istirahat dulu, jangan banyak pikiran." Ucap Barra begitu masuk ke kamar hotel.

Yuna menoleh, menatap Barra dengan tatapan jengah. Ucapan dan sikap Barra seolah menunjukkan bahwa dia tidak merasa bersalah sedikitpun atas apa kecemasan dan ketakutan yang dirasakan oleh Yuna.

"Mas Barra yang membuat aku banyak pikiran.!" Seru Yuna. Dia seperti mendapatkan keberanian setelah tadi keluar dari ruang pemeriksaan. Yuna jadi tidak berfikir panjang untuk marah dan mengungkapkan apa yang dia rasakan di depan Barra.

"Kalau Mas Barra masih mau melanjutkan perjanjian itu, lebih baik baby twins nggak perlu tau siapa ayahnya." Tegas Yuna dengan tatapan kecewa. Dia beranjak ke balkon, mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Nitha.

Barra mendekat, berdiri di pintu sembari mendengarkan obrolan Yuna di telfon.

Begitu Yuna mematikan telfon, Barra langsung menghampirinya.

Keduanya saling menatap. Setelah beberapa saat, Barra mulai bersuara.

"Aku akan batalkan perjanjian kita. Aku nggak akan pergi meninggalkan kalian." Ucap Barra sambil terus menatap Yuna.

"Mas Barra nggak bohong kan.?" Yuna terlihat ragu, entah kenapa sulit percaya dengan ucapan Barra meski terlihat sangat serius.

"Untuk apa aku bohong.?"

"Mana mungkin aku meninggalkan dagah dagingku sendiri." Tuturnya. Barra menarik Yuna dalam dekapannya, mengusap lembut punggung Yuna untuk memberikan ketenangan.

Sementara itu, Yuna diam tanpa membalas pelukan Barra. Meski sudah mendengar kepastian dari Barra, tapi perasaan belum bisa tenang. Merasa masih ada beban yang mengganjal di hati.

1
Sriza Juniarti
kocak..kayaknya🤣🤣
roza prasinta
oon yuna, mau pula kd madu
Etha Margaretha
goblooookkkkk..gamau dket ama papanya anak² dngn maksd gamau dihina...tp masuk ke apartemen lelaki lainnnnn...TOLOL !!!!
Etha Margaretha
cewek anjeng
Etha Margaretha
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
barra, serakah harusnya dia milih Yuna dan anaknya
Heldina Togatorop Dina
harusnya barra milih Yuna, karena ada anak"
Leha Valenia
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
yuna bodoh bgt, kog mau sih ngasih anaknya, tetap aj cerai, karena bara ngak ada cinta SM km yuna,sadar dong
moemoet
Luar biasa
Inggrianie Sikumbang
ceritanya bagus
elluph
iklannya lama bgt
Quieenarra Nathaniella Kayleen
Luar biasa
Muki Roh
Kecewa
Muki Roh
Buruk
Annisa Rizki
Luar biasa
Muki Roh
bara jahat banget yaaa😭😭
Muki Roh
dasar si boro... licik
Susana Sari Sari
ceritanya biarpun panjang tp tidak sama sekali jd bosan thor...karyamu keren....
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺nada Mυɳҽҽყ☪️
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!