Terlanjur Mencinta (LOVE)

Alson terus menarik tangan Clarissa sampai ke taman samping resort, dan setelah dirasa aman tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua, Alson baru melepaskan tangan Clarissa.

“Kalau eommaku bertanya tentang luka di wajahku ini. Kau bilang saja semalam sedikit rusuh di GWK, dan aku terlibat perkelahian yaa.”

Apa aku harus berbohong untuk menutupi perlakuan Kak Zou padamu tadi? Aku tidak tahu kenapa Kak Zou memukulmu. Tapi aku yakin pasti ini menyangkut hubunganmu dengan Keizaa kan? batin Clarissa.

“Katakan dulu sebenarnya padaku. Apa penyebab lukamu itu?” tanya Clarissa.

“Hanya salah paham antara aku dan Kenzou tadi.” jawab Alson, “Jadi ingat yang aku katakan tadi kalau Eommaku bertanya padamu yaa.” lanjutnya.

“Hmmm Ok, tapi dengan satu syarat.” ujar Clarissa.

“Apa?”

“Kau harus mengizinkanku membersihkan lukamu itu.”

“Hanya itu?” tanya Alson dan Clarissa mengangguk.

“Baiklah. Aku setuju dengan syaratmu itu.”

“Ya sudah kita masuk ke dalam sekarang. Lukamu itu harus segera di bersihkan. Kalau sudah kering akan terasa sakit nanti.” seru Clarissa lalu menarik tangan Alson, dan Alson langsung menepisnya.

“Ada yang ingin aku tanyakan lagi padamu. Apa yang sedang kau bicarakan dengan Keizaa di kamarnya tadi?” tanya Alson dengan nada dingin.

“Kami hanya membahas masalah kuliah. Jurusan apa yang akan kami pilih nantinya. Dan ternyata pilihanku dan Keizaa sama, manajemen.” jawab Clarissa.

“Oh...”

Clarissa menatap penuh mata Alson saat mengatakan, “Apa kau tahu Zaa akan kuliah di Harvard atau INSEAD?”

Apa Keizaa berniat berada sejauh mungkin dariku? Itukah niat dia kuliah di luar negeri?

“Benarkah?” tanya Alson, kesedihan terlihat jelas di matanya.

Dugaanku benar. Kau memang memendam rasa pada Keizaa. Berkali-kali aku melihat kecemburuanmu saat Zaa bersama pria lain. Dan pagi tadi. Kau dengan bodohnya memperlihatkan kecemburuanmu saat kak Jay akan menggendong Zaa.

“Zaa sendiri yang bilang padaku tadi.” jawab Clarissa.

Alson langsung terdiam, kemudian melangkah masuk ke dalam resort, lalu duduk di sofa panjang ruang keluarga yang terlihat kosong, karena sebagian tamu memang masih tidur. Sementara di dapur asisten rumah tangga sedang sibuk menyiapkan makan siang untuk mereka.

“Kotak P3K ada di lemari itu.” kata Alson sambil menunjuk lemari kecil di samping rak televisi.

Clarissa beranjak ke lemari yang ditunjuk Alson, dan kembali dengan kotak P3K di tangannya.

Setelah membasahi kapas dengan obat antiseptik untuk luka, Clarissa langsung mengoleskannya pada sudut bibir Alson, dan Alson sedikit meringis.

“Sakit?” tanya Clarissa lembut.

“Sedikit.” jawab Alson sekenanya, sambil menatap tunangannya itu.

...Apa kau akan bersikap egois dengan membatalkan pertunanganmu dengan Clarissa?! Kau tahu wanita itu juga korban dari perjodohan kalian. Sama-sama menanggung kesalahan dari nenek buyut sialan kalian itu! Kau tidak bisa mengabaikan begitu saja perasaan wanita itu Al!...

Kata-kata papi Hardhan tadi kembali terngiang-ngiang di telinga Alson,

Apa aku benar-benar terlihat egois kalau aku membatalkan pertunangan ini? Tapi harusnya tidak masalah kalau Clarissa tidak menyukaiku kan?

“Sa, apa kau menerima perjodohan ini begitu saja? Atau ada paksaan dari orang tuamu?” tanya Alson.

“Sejujurnya kak Al. Saat pertama kali kita dipertemukan. Aku sudah menyukai kakak. Jadi tidak ada paksaan dari orang tuaku karena aku sendiri yang menyetujuinya.” jawab Clarissa sambil tersenyum lebar.

“Apa tidak ada pria lain yang pernah mengisi hatimu?” tanya Alson lagi.

Clarissa menggeleng, “Tidak ada. Karena aku sudah di jodohkan, dan kebetulan aku juga menyukai calon tunanganku itu. Jadi aku tidak berminat lagi melihat pria lain. Eyang Cakra selalu mengirimiku foto terbarumu. Tentu saja aku selalu menerimanya dengan senang hati. Aku selalu memandanginya setiap hari. Dan aku sangat menantikan saat-saat kita bertemu lagi. Dan betapa bahagianya aku saat tahu aku akan menghabiskan liburan tahun baru bersamamu di pulau X ini. Sekaligus meresmikan pertunangan kita.” jawab Clarissa dengan penuh semangat.

Ya Tuhan, aku berharap Clarissa tidak memiliki perasaan padaku. Tapi ternyata dia sudah menyukaiku. Sekarang aku harus bagaimana?

Melihat Alson yang hanya terdiam, Clarissa kembali melanjutkan, “Kalau kakak, apakah Kakak terpaksa menerima perjodohan ini?”

“Perjodohan ini sebagai syarat dari Eyang Cakra untuk membantu menyelamatkan nyawa orang-orang yang aku sayangi. Jadi tentu saja aku menerimanya. Apapun akan aku lakukan demi mereka.”

Alson mendengar nafas Clarissa yang tercekat, tapi wanita itu mampu menutupinya dengan senyumannya.

“Aku tahu kakak tidak mencintaiku. Tapi aku akan terus berharap suatu saat nanti kakak akan membuka hati untukku. Dan mencintaiku. Witing Tresno Jalaran Soko Kulino. Cinta akan tumbuh karena terbiasa. Terbiasa bertemu, terbiasa bersama-sama. Mungkin pada awalnya cinta kak Al padaku belum tumbuh, tetapi karena seringnya kita bertemu nanti dan sering bersama-sama, akhirnya cintamu padaku itu pun akan mulai tumbuh.” tegas Clarissa, lalu merapikan kotak P3K itu dan meletakkan kembali ke dalam lemari.

Alson menghela nafas panjang, pupus sudah harapannya kalau Clarissa lah yang akan membatalkan pertunangan mereka. Bayangan menyatunya cintanya dengan Keizaa semakin menjauh.

Rasanya tidak adil, ketika dua insan yang saling mencintai, tidak bisa bersatu, hanya karena kesalahan nenek buyutnya. Kesalahan yang dibebankan ke pundak Alson, terlebih lagi Alson sudah menyetujui perjodohan itu.

Dan benar yang di katakan Om Hardhan. Aku tidak bisa mengabaikan perasaan Clarissa. Ia juga menjadi korban dalam hal ini.

Alson mendesah pelan sambil menopang wajahnya dengan kedua tangannya.

Tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau hanya Keizaa lah yang aku inginkan. Dan kalau aku tidak mengabaikan perasaan Clarissa. Berarti aku harus mengabaikan perasaan Keizaa. Ya Tuhan. Hal terakhir yang ku lakukan pada Keizaa adalah menyakitinya!

Tapi aku juga tidak mau dibilang egois dan lepas dari tanggung jawab kalau aku membatalkan pertunangan ini.

...Ingat Al, akan ada perpecahan dalam keluarga kalau kau membatalkan pertunangan itu. Kau hanya perlu mengingat perjodohanmu sudah menyelamatkan nyawa orang-orang yang kau kasihi. Dan kau sudah bersedia menerima pertunanganmu. Jadi belajarlah bertanggung jawab dari keputusanmu itu. Apa aku akan membiarkan putriku menikahi pria yang tidak bisa bertanggung jawab?! Pria yang tidak bisa menepati janjinya?! Tidak, aku tidak akan membiarkannya....

Kata-kata Papi Hardhan kembali terngiang-ngiang, Sial, kenapa Om Hardhan mengatakan hal seperti itu sih? rutuk Alson dalam hati.

Kalau aku membatalkan pertunangan ini pun Om Hardhan akan beranggapan aku egois dan tidak bertanggung jawab. Sedang harapanku Clarissa lah yang membatalkan pertunangan ini juga sudah pupus. Karena ternyata wanita itu sudah menyukaiku.

Ya Tuhan, aku harus bagaimana lagi sekarang, Snow? Masihkah ada jalan lain untuk cinta kita...?

Dear Readers...

Minggu ini tidak ada crazy up karena ada kendala di MT/NTnya. Jangankan crazy up. Up satu bab saja dari malam baru besok sorenya tayang.

Terima kasih untuk pengertiannya. Happy Reading...