NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Nikah Kontrak / Reinkarnasi
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralia melupakannya. Namun, takdir membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27: Kutukan Dan Sihir

Kyle adalah Prajurit tangguh yang sangat menghormati dan rela mengorbankan segalanya untuk Alvart Raelys. Sebenarnya, jauh dari lubuk hatinya, dia sudah tau siapa sebenarnya Lucian Beasley yang dia angkat sebagai Putranya.

Alvart memiliki mata yang baik dalam menilai, terutama sihir ataupun melacak jati diri orang di sekitarnya.

Melihat kepulan asap hitam itu tersedot ke telapak tangan Lucian, membuat Kyle teringat dengan perkataan Alvart, saat dia menerima Lucian sebagai teman Andralia.

Mata biru Alvart memandangi Lucian yang berusia 12 tahun, saat diadopsi oleh Kyle.

"Sungguh? Bocah yang menarik. Kemarilah nak" Alvart melambaikan tangannya pada Lucian untuk mendekat ke arahnya.

Bocah berambut hitam legam dengan pakaian lusuh dan sikutnya yang berdarah. Lucian berdiri di hadapan Alvart, menatap wajah Alvart tanpa berkedip.

Alvart menarik bahu Lucian untuk lebih dekat lagi. Dia menyentuh dagu Lucian, "buka mulutmu" saat mulut Lucian terbuka, Alvart memeriksa taring atas gigi Lucian.

Taring itu lebih panjang dari taring orang normal. "Apa yang Anda lakukan?" Lucian heran atas apa yang Alvart lakukan padanya. Pemeriksaan yang aneh. Hanya itu yang tersimpan di pikirannya.

"Berputarlah. Biarkan aku melihat punggungmu" Alvart tidak menjawab pertanyaan Lucian sedikitpun. Dia hanya memegang kedua bahu Lucian dan memutarnya sendiri. Dia membuka pakaian Lucian bagian punggung. Bekas besetan luka cambuk terlihat jelas di punggung kecil kurus itu.

Alvart cukup ngeri melihatnya. Bukan ngeri jijik, melainkan dia iba. "Siapa yang melakukan ini?" Tanya Alvart mengusap punggung kurus itu.

Lucian tidak menjawabnya. Dia mendapatkan luka itu dari Ibunya dan orang-orang pasar saat ketahuan mencuri makanan.

Alvart kembali membalik tubuh Lucian. Dia menunjukkan senyuman lebarnya. "Apa kamu pernah melihat Ayahmu?" Tanya Alvart.

Saat itu, Lucian termangun. Dia mengelengkan kepalanya setelah beberapa detik terdiam. "Ibuku orang tua tunggal" jawabnya.

Kyle hanya memandangi percakapan mereka.

"Baiklah, kamu boleh keluar sebentar" Alvart merapikan pakaian Lucian dan meminta Lucian untuk keluar sebentar dari ruangannya.

Di dalam ruangan yang bertumpuk lembaran kertas usang itu, Kyle memandangi wajah Alvart yang perlahan kehilangan senyumannya.

"Kyle...." Alvart memanggil tangan kanannya dengan lirih, nyaris seperti bisikan.

"Iya, Baginda?" Kyle masih menatap wajah Alvart yang perlahan menjadi sayu, dia terlihat seperti berusaha mengikhlaskan sesuatu.

Bibir Alvart tersenyum getir, mata birunya perlahan menatap Kyle. "Kyle, ini adalah masa di mana Kerajaan ini membayar karma. Apa kamu percaya dengan legenda Ratu Erundil yang dicintai oleh iblis dan manusia?" tanya Alvart.

Kyle pernah mendengarkan kisah itu sedikit dari Alvart. "Tidak Baginda" dia memilih untuk pura-pura tidak tau.

Alvart hanya bisa tersenyum kecil. "Bocah itu, pemilik darah murni Iblis. Dia tidak terlahir dari rahim. Melainkan dari kutukan dan sihir. Kyle, aku melihat anak itu sepertimu. Apa yang harus aku lakukan, Kyle?"

Ini adalah pertama kalinya bagi Kyle mendengar nada menyerah dari mulut Alvart yang selalu bijaksana dan tegas.

"Saya bisa membunuhnya untuk Anda" jawab Kyle.

Alvart menepuk kepalanya sendiri sambil mengeleng, "Kyle, bocah itu tidak berbahaya. Hanya saja, takdir putriku sudah terikat dengan dia. Kita hanya bisa menunggu waktu. Ku harap, saat itu terjadi kamu masih ada untuk melindungi mereka berdua dari takdir"

Cahaya biru mata Alvart memudar perlahan, berganti dengan pantulan mata merah Lucian. Kyle masih memegang pedang besinya, menatap Lucian dengan tajam. Namun, tatapan Lucian kepadanya masih sama. Tatapan lembut yang sama dengan Alvart. Dia melihat Tuannya dalam tubuh putranya.

Kyle mengertakkan giginya, tak ada jawaban yang Lucian berikan saat dia bertanya alasan Lucian tiba-tiba bisa meluapkan sihirnya pada bocah itu (Issac).

"Ayah, jawaban seperti apa yang ingin ayah dengar?" Tanya Lucian kepada Ayahnya.

Alvart menatap ke arah Andralia. Andralia terlihat mewaspadainya. Di sana, Kyle tersadar jika Andralia tidak tau apapun tentang Lucian. Dan bocah yang digenggam Lucian menundukkan pandangannya.

"Aku sangat membenci dengan sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Untuk sementara waktu, jangan mendekati Putri Andralia, atau siapapun yang ada di Istana Erundil"

Andralia terkejut dengan ucapan Kyle yang awalnya melarang Issac mendekat dan kini malah beralih ke Lucian. Dia melihat ke arah Lucian yang menundukkan pandangannya.

"Aku akan mengirim surat kepada Zavyerol, pulanglah dengan jalan kaki dan kunci dirimu baik-baik di kamar" Kyle mengambil tangan bocah itu dari Lucian dan membawakan koper milik Andralia.

Andralia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi diantara mereka berdua. Begitu juga Issac. Dia merasa bersalah karena berfikir dia yang menjadi penyebab Lucian dimarahi oleh Kyle.

Andralia naik ke kereta kuda bersama dengan Issac dan Kyle.

"Ayah, kenapa kamu menyuruh Lucian jalan kaki? Istana Erundil sangat jauh. Hampir 3 km dari sini" Andralia melirik ke arah Lucian yang menundukkan pandangannya. Tubuh Lucian semakin jauh saat kereta kuda itu mulai berjalan.

Kyle melipat lengannya di depan dada, "Aku rasa, Lucian belum mengatakan apapun padamu. Biarkan saja, ini hukumanku untuknya" ucap Kyle dan melihat ke arah bocah itu.

Bocah itu terlihat sangat tegang. Kakinya gemetar. "Dan, Putri... jelaskan siapa bocah ini padaku" pinta Kyle.

Andralia menjelaskan secara singkat alasan dia membawa Issac ke Erundil. Dengan alasan untuk pelatihan sebagai calon Prajurit di masa depan. Dan dia mengatakan bahwa Lucian yang akan langsung melatih Issac.

"Aku tidak mau" ucap Kyle tiba-tiba.

Andralia membeku di tempat. Dia tiba-tiba menjadi sebal ke Kyle karena ucapan Kyle yang masih sama. Tidak sopan seperti sebelumnya.

"Hei Kyle. Itu Putramu yang akan melatihnya langsung!" Suara Andralia tiba-tiba berubah menjadi kasar.

Issac sangat kaget melihat perubahan suara halus Andralia tiba-tiba menjadi kasar seperti ini. Di tambah, Andralia saat ini sedang menarik kera jubah Kyle.

"Nyonya.... itu.... mertua Anda...." Issac tidak percaya apa yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

"Astaga Putri. Jika aku tidak mengizinkannya. Maka, tidak. Kalau kau mau. Aku yang akan melatihnya sendiri." Kyle balik menarik lengan Andralia untuk melepaskan jubah yang dicengkramnya.

Imajinasi Issac saat melihat Kyle yang sangat berwibawa dan di hormati dari rumor-rumor yang beredar langsung hangus seketika. Kyle tidak lebih seperti preman di katanya.

"Oh! Kau mau melatih Issac? Tentu saja dengan senang hati Kyle! Kamu sungguh mertua yang baik!" Andralia melepaskan jubah Kyle dan beralih mengusap kepala Kyle seperti orang yang lebih muda darinya.

Issac masih membeku di tempat, "ini tidak waras. Harusnya, aku tetap di Amara..." batin Issac saat melihat kelakuan Andralia dan Kyle yang sangat bertolak belakang dengan rumor mereka.

1
Sqortyfor
innalilahi 😭🛐...sakit bettt jadi Lucianny✋😔🤚...aku juga mendukung lucian bunuh ajh penghalang jodoh😳😭😏
ChiArt_27: plis... tolong kak🙏😭😭😭
total 1 replies
gwramm
ini sihh ceritanya menarik bet aslii🤭💯🔥semmangatt kakk author😾✨
ChiArt_27: terima kasih kak❤️‍🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!