NovelToon NovelToon
Diam-Diam Mencintaimu

Diam-Diam Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:573
Nilai: 5
Nama Author: Nildy Santos

Jenia adalah seorang gadis dari keluarga sederhana yang pintar, ceria, sangat cantik dan menggemaskan. namun tiada satupun pria yang dekat dengannya karena status sosialnya di yang di anggap tidak setara dengan mereka. namun selama 6 tahun lamanya dia sangat menyimpan rasa suka yang dalam terhadap seorang pria yang tampan, kaya raya dan mapan sejak mereka duduk di bangku kuliah.. akankah ia akan mendapatkan pria pujaannya itu?? kita akan mengetahuinya setelah membaca novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nildy Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 21

Hari itu, langit Jakarta tampak mendung.

Jenia sedang berada di ruang rapat perusahaan Bastian, membahas rencana kolaborasi antara bisnis fashion-nya dan jaringan butik mewah milik Bastian Group.

Ia terlihat profesional anggun, percaya diri, dengan sikap tenang yang membuat semua orang segan.

Namun tak ada yang tahu, di balik ketenangannya, ada detak jantung yang berusaha ia kendalikan setiap kali Bastian duduk di seberangnya.

Pertemuan selesai. Bastian menawarinya makan siang.

Awalnya Jenia menolak, tapi Bastian meyakinkan, “Kita bicara soal proyek ekspor. Aku janji tidak akan membahas hal pribadi.”

Jenia akhirnya mengangguk.

Mereka di restoran yang berada di atas gedung Bastian Group. Restoran itu bernuansa modern minimalis, dengan pemandangan kota yang memukau.

Namun suasana tenang itu berubah saat seorang wanita berambut panjang bergelombang masuk. Matanya tajam, namun senyumnya lembut.

Bastian spontan berdiri.

“Alya…?” suaranya parau, seolah tak percaya.

Jenia menoleh. Ia tak mengenal wanita itu, tapi sesuatu dalam tatapan Bastian membuatnya merasa… aneh.

Alya tersenyum tipis, berjalan mendekat.

“Sudah lama, Bast.”

Ia lalu melirik Jenia sopan. “Dan ini pasti wanita yang membuat semua media heboh itu, ya?”

Jenia hanya menatap tenang, lalu berdiri dan menjabat tangannya.

“Saya Jenia. Partner bisnisnya.”

Nada suaranya terjaga profesional dan dingin.

Namun dalam hati, ada sesuatu yang bergetar.

Bukan cemburu… tapi perasaan tidak nyaman yang tak bisa ia jelaskan.

Mereka duduk bertiga. Alya memesan teh, Bastian terlihat tegang.

Setelah beberapa basa-basi, Alya mulai bicara dengan suara pelan namun tegas.

“Bastian, aku datang bukan untuk mengganggumu. Aku hanya ingin menutup masa lalu dengan tenang.”

“Aku dulu pengecut. Aku pergi karena takut kamu akan menghancurkan karierku dengan perasaanmu yang terlalu… dalam.”

Bastian menatapnya tajam.

“Kamu tidak perlu menjelaskan lagi, Alya. Semua sudah berlalu.”

Tapi Alya tersenyum getir.

“Sudah berlalu, tapi kamu masih menyimpan luka itu. Aku bisa lihat dari cara kamu memandangnya…” Tatapan Alya beralih ke Jenia. “Kamu mencintainya, kan?”

Suasana meja menjadi hening. Jenia menatap piringnya, sementara Bastian hanya menghela napas panjang.

“Ya, aku mencintainya. Dan aku tidak akan biarkan masa laluku merusak masa depan yang aku ingin bangun dengannya.”

Kalimat itu membuat Alya terdiam. Matanya berkaca-kaca.

“Akhirnya kamu bisa berkata jujur… sesuatu yang dulu tidak pernah kamu lakukan padaku.”

Ia tersenyum, lalu berdiri.

“Aku tidak menyesal datang ke sini. Aku hanya ingin melihatmu bahagia, Bast.”

Sebelum pergi, ia menatap Jenia dan berkata lembut,

“Kau beruntung, Jenia. Dia mencintaimu dengan caranya yang dalam bahkan mungkin terlalu dalam.”

Jenia hanya menjawab pelan,

“Cinta tidak selalu datang di waktu yang tepat. Tapi ketika datang, aku hanya ingin menjaganya dengan tenang.”

Alya mengangguk pelan, lalu berjalan pergi meninggalkan mereka.

Beberapa menit setelah itu, hening menyelimuti meja mereka.

Bastian bersandar di kursinya, menatap langit yang mulai mendung.

“Aku kira aku sudah benar-benar melupakan semuanya. Tapi ternyata, melupakan tidak sama dengan memaafkan.”

Jenia menatapnya lembut.

“Tidak apa, Bast. Yang penting sekarang kamu tahu siapa yang ingin kamu perjuangkan.”

Bastian menoleh padanya, menatap lekat.

“Dan aku tidak akan biarkan kamu pergi lagi, Jenia.”

Jenia tersenyum samar.

Namun di hatinya, ada perasaan aneh campuran haru, ragu, dan takut. Karena ia tahu…

meski masa lalu Bastian telah berakhir, bayangannya masih mungkin menimbulkan badai di masa depan.

Hari-hari setelah pertemuan dengan Alya terasa begitu cepat berlalu.

Jenia kembali sibuk dengan proyek kolaborasi antara brand-nya dan Bastian Group.

Namun, kali ini, setiap pertemuan bisnis terasa berbeda tidak lagi kaku, tidak lagi penuh jarak.

Ada tatapan lembut di mata Bastian setiap kali melihat Jenia,

dan ada senyum kecil yang muncul tanpa sadar di wajah Jenia setiap kali ia mendengarnya berbicara.

Mereka mulai sering makan siang bersama.

Kadang membahas strategi bisnis, kadang hanya membicarakan hal-hal ringan seperti lagu yang sedang hits atau cuaca Jakarta yang tak menentu.

Namun, kedekatan itu tak luput dari mata orang-orang di sekitar mereka.

Suatu pagi, berita besar muncul di laman media ekonomi dan hiburan:

“CEO Bastian Adan Desainer Muda Jenia Cinta Tumbuh di Balik Kolaborasi Bisnis?”

Foto mereka berdua sedang berjalan keluar dari restoran tersebar di mana-mana.

Wajah Jenia terpampang di halaman utama majalah bisnis ternama.

Di kantor, pegawai mulai berbisik-bisik.

Sebagian kagum, sebagian sinis.

“Katanya dulu bos masih sama Vita?”

“Sekarang sama Jenia, cepat banget move on!”

Jenia hanya bisa menarik napas panjang.

Bastian datang ke ruangannya siang itu. Ia menatap Jenia lembut.

“Maaf, Jen. Aku nggak nyangka media akan menggila seperti ini.”

“It’s okay, Bast. Aku sudah terbiasa jadi bahan omongan. Tapi aku tidak ingin proyek ini gagal karena hal pribadi.”

Bastian mendekat, menatapnya serius.

“Aku akan pastikan semua orang tahu, kamu ada di hidupku bukan karena gosip… tapi karena aku benar-benar ingin kamu di sana.”

Namun, tak semua pihak mendukung hubungan mereka.

Dewan direksi Bastian Group mulai khawatir reputasi perusahaan terancam karena berita asmara CEO-nya.

Mereka menuntut agar kolaborasi dengan Jenia dihentikan sementara sampai situasi mereda.

Bastian marah besar.

Aku tidak akan membiarkan keputusan bisnis dipengaruhi gosip murahan!”

Namun ia tahu, tekanan itu nyata.

Dan jika ia melawan, ia bisa kehilangan kepercayaan investor.

Sementara itu, Jenia memutuskan mundur sementara dari proyek.

“Bast, biarkan aku yang mundur. Aku tidak ingin jadi alasan kamu kehilangan semuanya.”

Bastian menatapnya dalam, matanya bergetar.

“Kenapa kamu selalu memilih pergi setiap kali aku berjuang untuk kamu?”

“Karena aku tahu rasa cinta saja tidak cukup kalau dunia menentang kita.”

Beberapa hari setelah itu, Jenia menerima pesan dari seseorang tak dikenal:

“Aku tahu kamu wanita baik, Jenia. Tapi kamu harus hati-hati. Ada pihak yang sengaja menyebar berita palsu untuk menghancurkan citra Bastian. "A”

Awalnya ia tak percaya. Namun saat membuka file yang dikirim lewat email, ia terkejut semua bukti transaksi, komunikasi, dan strategi sabotase berasal dari pesaing Bastian Group.

Malam itu, ia menemui Bastian di kantornya.

“Bast, ini bukan sekadar gosip. Ada yang ingin menjatuhkanmu… dan aku tahu siapa yang mengirimkan semua ini.”

Bastian melihat nama pengirimnya Alya.

Wajahnya tegang.

“Dia kembali?”

“Ya,” kata Jenia pelan. “Tapi kali ini, sepertinya dia tidak datang untuk menghancurkan… tapi untuk membantu.”

Bastian terdiam lama.

“Mungkin ini cara dia menebus masa lalu.”

Hari-hari berikutnya menjadi penuh tekanan.

Media terus menggali isu hubungan mereka, sementara pihak pesaing berusaha menggiring opini publik bahwa kolaborasi mereka hanyalah cara Bastian “menyembunyikan” praktik bisnis tidak bersih.

Namun, dengan bukti dari Alya, mereka berhasil membalik keadaan.

Skandal besar yang dirancang pesaing akhirnya terbongkar.

Nama Bastian Group dan Jenia kembali bersinar bahkan lebih kuat dari sebelumnya.

Di konferensi pers yang dihadiri media dan pejabat tinggi, Bastian menatap semua orang dan berkata lantang:

“Hubungan profesional kami adalah awal dari sesuatu yang indah.

Tapi hari ini, aku ingin jujur aku mencintai Jenia Sagara, bukan karena bisnis, tapi karena ia adalah wanita yang mengubah hidupku.”

Sorak tepuk tangan bergema.

Jenia yang duduk di depan hanya bisa menahan air mata, antara terharu dan gugup.

Saat acara berakhir, Bastian mendekatinya, menggenggam tangannya di depan semua orang.

“Kali ini aku tidak akan biarkan dunia memisahkan kita lagi.”

Jenia tersenyum samar, menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

“Kalau kamu siap menghadapi semuanya, maka aku juga tidak akan bersembunyi lagi, Bast.”

Dan dari kejauhan, Alya melihat mereka dari mobilnya.

Ia tersenyum tulus.

“Akhirnya kamu menemukan rumahmu yang sesungguhnya, Bast.”

Mobil itu melaju pelan meninggalkan tempat itu, membawa pergi masa lalu dan memberi ruang bagi cinta baru yang akhirnya menemukan waktunya.

1
[donel williams ]
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Fathi Raihan
Kece banget!
Celty Sturluson
Ga sabar buat kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!