Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Berkutat di depan laptop yang menyala,nyatanya tak bisa membuat pikiran Fahmi fokus pada laporan hasil penjualan beberapa ekor kambing,yang tadi pagi laku terjual.
Fahmi memang berternak kambing,meski bukan dia langsung yang merawat.Fahmj lebih fokus bisnis di bidang pertanian.Bahkan usaha yang di miliki oleh sang ayah pun,dengan tegas Fahmi tolak,saat ayah nya menawarkan sebagai penerus.
Senyum Fahmi mengembang,kala dirinya melihat cincin yang melingkar apik di jari manisnya.Ya,itu adalah cincin tunangan Fahmi dan Clara.
"tak sabar rasanya menunggu esok hari,aku sudah terlalu rindu pada Clara".Bisik Fahmi,senyumnya tak pernah surut dari bibir tebalnya.Matanya pun berbinar penuh dengan bahagia.
***
Clara membuka mata,saat merasakan pundaknya ada yang menyentuh.Betapa kagetnya,saat Clara menyadari saat ini berada di hamparan taman bunga yang luas.Clara mengedarkan pandangan,hingga ada seseorang menghampirinya.
"Mas Fahmi",lirih Clara,matanya memicing,memastikan bahwa yang dia lihat memanglah calon suaminya.
Fahmi tersenyum,sangat manis sekali."Sayang,janji ya,kamu akan hidup dengan baik,kamu juga harus selalu bahagia".Ucap Fahmi,sambil menggenggam kedua tangan Clara.
Setelah mengucapkan itu,bayangan Fahmi semakin menghilang,Clara mencoba berlari mencari dan memanggil nama Fahmi.
"Mas Fahmi,mas Fahmi",Clara menatap sekeliling,hingga akhirnya Clara terjatuh.
"aw", ringis Clara,saat merasakan lututnya sakit,akibat terbentur meja."Cuma mimpi,tapi kenapa semua seakan nyata.Mas Fahmi kenapa?",Perasaan Clara tak tenang,jantungnya berdetak tak beraturan,ketika Clara mengingat mimpi yang baru saja dia alami.
Clara menyentuh dadanya yang masih bertalu, mengedarkan pandangan guna mencari di mana letak ponselnya.Saat sudah menemukan,Clara menghampiri meja kerjanya,dan menyalakan layar ponsel.
"Nggak aktif,biasanya mas Fahmi nggak pernah kaya gini".Clara mendudukan diri di atas kursi,menyugar rambutnya lalu menopang kepala dengan tangan."Ya Allah,kenapa aku khawatir gini sih,semoga mas Fahmi baik-baik saja".Lirih Clara.
***
Klunting
Ayu dan Linda kompak menolehkan pandangan,kala mendengar lonceng yang di gantung di atas pintu berbunyi.
"eh,pak Fahmi!",seru Ayu,tak sadar dia melompat dan bertepuk tangan.
Fahmi mengayunkan langkah perlahan,menuju counter."Tolong satu espresso dingin less sugar satu ya mbak".Ujar Fahmi sopan,serta senyum yang selalu tersungging di bibir tebalnya.
"Siap pak",sergah Ayu cepat.Menempelkan kelima jarinya di dekat alis.
"em,Clara di sini atau..",belum sempat Fahmi melanjutkan ucapan,Ayu sudah memotongnya.
"Mbak Clara ada di atas pak", lagi-lagi Ayu berucap penuh semangat.
Fahmi menganggukan kepala,"boleh saya menemui Clara di ruangannya??".
"Tentu boleh pak",ucap Ayu sambil menyodorkan paper cup berisi pesanan milik Fahmi."Silahkan ini pesanan anda pak.
"Terima kasih mbak,saya ijin ke ruangan Clara dulu mbak,mari permisi ".Fahmi mengayunkan langkah menaiki anak tangga,hingga akhirnya sampai di depan ruangan Clara yang masih tertutup rapat.
Tok tok tok
Clara terkesiap kala mendengar suara ketukan pintu,Clara menegakan tubuh,mengambil napas lalu berdiri dan berjalan untuk membuka pintu.
"Kejutan",pekik Fahmi kala pintu ruangan Clara terbuka.
"Mas!",Pekik Clara,lantas menghambur dalam pelukan Fahmi."Mas Fahmi baik-baik saja kan??",Clara terisak di dalam dekapan hangat calon suaminya.
Mendengar suara isakan,serta kemejanya terasa basah oleh air mata,membuat Fahmi melerai pelukan."Sayang,why?",tangan Fahmi terulur untuk mengusap air mata,yang mengalir di pipi mulus sang kekasih.
Fahmi menggusah napas,"kita ngobrol di ruangan kamu ya",ujar Fahmi,saat di rasa kekasihnya,masih belum bisa menjelaskan kenapa menangis.
Saat sudah di dalam ruangan,dan pintu pun sudah di tutup,tanpa menunggu lama lagi,Clara segera memeluk Fahmi dari belakang.
"Aku nggak mimpi kan mas??ini beneran mas Fahmi kan?",ucap Clara masih terisak.
Fahmi mengusap lembut jemari Clara,"ini mas sayang,masa hantu sih?",Fahmi kemudian terkekeh.
Mendengar kata 'hantu',lantas Clara melepas pelukan,"apa sih mas!aku nggak suka kata-kata mas!".
Fahmi terkesiap,berbalik dan menatap lekat wajah kekasihnya yang sembab."Sayang,maaf,mas cuma becanda.Kamu bisa peluk mas,berarti mas ini nyata kan".Fahmi menangkup ke dua pipi Clara,menariknya,hingga akhirnya bisa Clara rasakan bibir kenyal mendarat di kening Clara.
Clara memejamkan mata,merasakan hangat dan nyaman kecupan calon suaminya."ini nyata,ini beneran mas Fahmi,lalu apa arti mimpiku,kenapa aku gelisah?",gumam Clara dalam hati.
"Mas selalu di sini sayang,selalu ada untuk kamu dan Bayu",ucap Fahmi,lantas kembali memeluk erat tubuh mungil Clara,mengusap lembut punggung Clara penuh sayang.
***
Arjuna mengernyit,menaikan alis,menatap geli pada sahabat sekaligus rekan bisnisnya."Muka Lo nggak banget sih bro",lantas Arjuna terkekeh.
Rendi mencebik,tanpa ijin dari pemilik ruangan,dia duduk di sofa yang ada di ruangan Arjuna."Gue capek banget anjir!",Rendi menyandarkan tubuh,dan memejamkan mata.
Arjuna tertawa,mendekati sahabatnya dan menendang pelan kaki Rendi."Pulang Sono,ngapain tidur di sini.Gue juga mau pulang kali",Ucap Arjuna sambil menggulung lengan kemejanya hingga siku.
"Bentar,ijinin gue bernapas bentar aja",Ucap Rendi,bukanya pulang malah merebahkan tubuhnya di atas sofa,yang jelas saja tidak akan muat.Karena panjang tubuhnya yang melebihi sofa.