NovelToon NovelToon
Gabby

Gabby

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nasella putri

Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra



Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah pemicu

“Oke, untuk tugasnya, berkelompok ya. Maksimal tiga orang, dan minimal dua orang”

“Di campur Bu?”

“Tidak. Laki-laki dengan laki-laki, permisi dengan perempuan”

“Yahh....”

“Minggu depan sudah harus selesai dan di serahkan pada ibu! Terimakasih!”

“Coy! Sekelompok ya?”

“Huh! Iye!”

“Guys! Kita bisa satu kelompok!”

“Eh, lo sama gue, oke?”

Gabby menutup bukunya dan mengganti nya dengan mata pelajaran bahasa inggris. Namun, Claudia yang duduk di depannya malah berbalik menghadap ke arahnya.

“Lo sekelompok sama gue” Ucapnya tanpa basa basi.

“Kenapa, lo mau sekelompok sama gue?” Tanya Gabby tanpa ekspresi.

“Karena gue mau. Dan kita akan kerjain di rumah lo”

“Kenapa harus di rumah gue?”

“Emangnya lo bisa dateng ke rumah gue?”

Claudia balik bertanya. Gabby pun terdiam beberapa saat. Ia mengingat perkataan sang kakek yang melarang ketat para cucunya untuk tidak pergi kemanapun selain ke sekolah.

“Dan lo juga ga bisa semudah itu dateng ke rumah gue” Ucap Gabby.

“Well, gue bisa tunggu persetujuan dari lo”

Setelah mengatakan hal itu, Claudia pun kembali berbalik menghadap ke depan.

Gabby sendiri malah terdiam di tempatnya.

“Anak-anak, sebelum pelajaran di mulai, ada yang mau bapak sampaikan. Di bulan depan, akan ada perayaan hari ibu. Perayaan itu membuka beberapa lomba, seperti puisi, menyanyi, menari, dan juga drama untuk kalian bisa tampilkan. Bapak harap di kelas ini banyak yang berpartisipasi. Dan untuk mengantisipasi, bapak mau, kalian membuat sebuah puisi dari bahasa inggris untuk orang tua kalian. Dan puisi itu, akan kalian bacakan, tepat di hari perayaan itu. Apa bisa di pahami?”

“Bisa pak!”

“Hari ibu? Puisi untuk orang tua?”

Gabby membatin dengan detak jantung yang terasa kencang.

Gabby mencengkram dengan kuat kedua sisi mejanya. Kedua tangannya memerah saking kuatnya pegangan tersebut.

Samudra yang menyadari sesuatu telah terjadi pada Gabby dengan cepat mendekati nya dan memegangi tangannya yang masih menempel pada pinggiran meja.

“Hei... You okay?” Tanya Samudra dengan suara yang begitu lembut.

“Gabby?”

Samudra memanggil Gabby yang saat ini sedang memejamkan matanya dengan begitu keras.

Nafasnya menderu tak beraturan, dan Samudra bisa merasakan hal itu. Tubuh Gabby pun terasa dingin dan bergetar.

“Samudra? Ada apa?” Tanya sang guru.

“S-saya gatau pak”

“Gabby... Hei... Gue disini... Lo kenapa?”

“Gabby... Gabriella... Gabby...”

Gabriella pun membuka matanya, dan sebelah matanya berubah menjadi berwarna merah. Gabriella dengan cepat menutupi nya dengan sebelah tangannya. Setelah nya ia pun beranjak dari duduknya dan berlari pergi keluar dari dalam kelas.

Seluruh teman sekelas nya menatap dengan bingung. Begitupun dengan Samudra. Laki-laki itu pun berinisiatif untuk menyusul Gabby.

Claudia yang melihat kepergian keduanya mengernyit samar.

.

.

.

“Huh! Huh! Engga! Gue bisa! Lo ga perlu keluar! Gue bisa!”

“LO GABISA GABRIELLA!”

“GUE BISA!”

Gabby terdiam saat telah selesai berteriak di hadapan cermin. Di depannya kini ia bisa melihat pantulan dirinya dengan kedua matanya yang sudah berbeda warna.

“Lo selalu ke trigger. Dan lo gaakan bisa”

“Gue bisa Gabby... Gue bisa... Gue cuma butuh waktu... Tolong kasih gue kesempatan...

“Sampai kapan? Sampai lo berhasil nyakitin diri lo sendiri?”

Gabby terdiam menatap pantulan dirinya di cermin.

“Dengan lo nyakitin diri lo sendiri, itu berarti lo juga nyakitin gue! Dan gue gaakan biarin hal itu terjadi!”

“Lo liat sekarang tuh hidung!”

Gabby pun menatap ke arah hidungnya yang mengeluarkan d*rah segar. Dengan cepat, Gabby mendongak untuk menahan d*rah itu keluar dari hidungnya. Lalu ia berjalan menuju wastafel dan membuka keran wastafel. Ia pun mencuci hidungnya dari d*rah yang tiba-tiba saja keluar.

“Lo gabisa bertahan lebih lama lagi”

“Tapi gue harus bertahan... Gue mau temuin ayah, ibu, paman, dan bibi. Dan jangan lupa, kita punya adik... Gue pengen ketemu sama dia... Gue pengen liat adik gue...”

Mata Gabby mulai berkaca-kaca. Ia menatap dirinya sendiri dengan begitu memelas.

“Gue mohon... Kasih gue kesempatan...”

“Hm.. Oke. Gue akan kasih lo kesempatan. Tapi, di saat lo ga kuat nanti, biar gue yang gantiin lo”

Gabby dengan cepat menganggukan kepalanya dengan senyuman yang mulai merekah.

“Sekarang lebih baik lo ke UKS. Gue mau istirahat. Guncangan yang lo kasih bener-bener bikin tenaga gue terkuras!”

Gabby tersenyum lalu mengangguk dengan perlahan. Setelah menyumpal hidung nya dengan tisu yang ia ambil dari bilik toilet, Gabby pun melenggang pergi keluar dari dalam toilet.

Dan tanpa Gabby sadari, aksinya tadi tengah di kuping oleh seseorang yang saat ini sudah membuka bilik toilet.

“Gila tuh cewek”

.

.

.

“Gabby, lo gapapa? Hidung lo kok bisa berdarah? Lo belum sarapan? Atau belum minum vitamin?” Cecar Cleona yang saat ini sedang menjenguk Gabby di UKS.

“Gue cuma kecapean doang” Ujar Gabby berbohong.

“Beneran cuma kecapean doang kan?” Tanya Lola dengan suara yang serak.

“Iya” Jawab Gabby mencoba meyakinkan.

“Hmm....”

Keduanya memeluk Gabby dengan bibir yang di manyunkan.

“Kita tuh kangen tau sama lo yang hangat kayak gini...” Ujar Lola.

“Iya... Kita kangen sama lo yang ini...” Timpal Cleona.

“Sama, gue juga kangen banget sama kalian” Balas Gabby.

“Aaaa.... Jadi terharu deh...” Sahut Lola.

Gabby terkekeh kecil. Ia merasa cukup senang bisa berada di samping teman-temannya seperti ini lagi.

“Tapi Gabby, mata lo kenapa? Kok yang sebelah kiri merah-merah gitu? Lo lagi sakit mata?”

Pertanyaan Lola membuat Gabby mengernyit. Ia pun dengan cepat menyambar sebuah cermin yang berada di atas meja nakas. Dan betapa terkejutnya ia, saat melihat mata kirinya yang memerah, meskipun samar.

“Kenapa lo ga masuk ke dalem?” Tanya Gabby dalam hati.

“Gue udah bilang, guncangan lo tadi kenceng. Hal itu bikin gue ga bisa netral sama tubuh lo”

“Terus ini kapan ilang nya?”

“Ya mana gue tau. Bukan gue yang bikin jadi kayak gini!”

“Jadi lo nyalahin gue?”

“Suruh siapa ke trigger?”

“Cih!”

Gabby tiba-tiba saja melempar cermin yang ia pegang dan membuat Cleona dan Lola terkejut.

“Gabby? Lo gapapa kan?” Tanya Lola dengan penuh kehati-hatian.

“O-Engga kok... Gue ga kenapa-kenapa...”

Gabby memejamkan matanya untuk merutuki dirinya sendiri yang sudah bersikap ceroboh di depan teman-temannya.

“Yaudah, lo istirahat, bentar lagi juga pulang. Nanti kita anter lo sampe mobil” Ucap Cleona.

Gabby menganggukkan kepalanya mengiyakan. Ia pun berusaha untuk mengistirahatkan tubuh nya.

.

.

.

“Oper oper!”

“Shooting! Shooting!”

“Dribble!”

Priitt!!!

“Sekali lagi!”

Priitt!!!

“Ayo! Semangat Bian!”

“Semangaaaatttt!!!!”

“Lo yakin? Mau gabung cheers leader?” Tanya Penny.

“Kenapa engga? Udah ayo!”

“Tunggu tunggu! Lo serius? Ngajakin kita masuk cheers leader? Dan gabung sama cewek-cewek disana?”

“Iya!”

“Oh engga engga... Ini bukan gaya kita, riva!”

“Terus? Lo sendiri yang bilang kalo gue jangan bertindak sendirian. Yaudah, ayo! Lo berdua juga harus ikut!”

“Well... Gue ga masalah sih masuk cheers, tapi gue takut pas di atas nya nantiiii... Terus harus jatoh ke bawah... Ah... Bisa-bisa gue pingsan...” Sahut Renata.

“Ih! Lo berdua tuh serius ga sih mau bantu gue? Ini salah satu cara biar kita bisa deket sama Bian dan El! Udah cepet ayo!”

Claudia menarik kedua teman nya dengan paksa menuju ke bawah tribun. Dimana sekumpulan perempuan dengan pakaian minim yang begitu berwarna warni berada.

“AYOOOO!!! CETAK YANG BANYAK!!!”

“Halo... Permisi....”

“Iya? Ada yang bisa kami bantu, kak?” Tanya Cantika.

“Em... Kenalin, nama gue Claudia, dia Penny, dan ini Renata. Kita murid baru dari kelas 12A. Dan kita lagi nyari-nyari Ekstrakurikuler yang mungkin cocok buat kita. Jadi, mungkin, kita bisa gabung sama kalian? Oh! Dan kita juga masuk kesini karena saran dari kapten basket” Jelas Claudia.

“Maksudnya Vyan?” Tanya Siska.

“Em... Iya, mungkin” Jawab Claudia.

“Cih! Ngapain si Vyan segala ngasih saran!” Gumam Siska dengan kesal.

“Ekhem... Cemburu mbak?” Bisik Agnes menggoda.

“Cemburu? Ngapain gue cemburu sama dia?! Suka aja engga!” Bantah Siska.

“Hmm.... Yakin...”

Agnes semakin menggoda Siska yang sudah memerah bak kepiting rebus.

“Kakak bisa daftar kok. Tapi yang nentuin bukan kita. Tapi pelatih kita. Kakak bisa temuin dia di dalem ruang ganti. Kebetulan dia lagi siap-siap juga” Jelas Cantika.

“Oh.. Oke. Disana ya?”

“Iya kak”

Claudia pun kembali menyeret kedua temannya menuju ruang ganti.

“Itu toh murid baru yang lagi di omongin sana sini. Iya ya, cantik!” Sahut Tiara.

“Cantikan mana sama gue?” Tanya Cantika.

“Cantikan kitaaaa beeebb.....”

“Hahahaha!!!!”

“AWAS!!”

“AAAA!!”

BRUK.

Semua perempuan memejamkan matanya saat melihat bola basket yang terbang ke arah mereka.

Namun beruntung, seseorang menahan bola basket dan malah mengenai tubuhnya. Namun, hal berikutnya yang terjadi membuat semua orang terkesiap.

Bagaimana tidak, bola basket yang seharusnya mengenai Agnes dan Siska, bola itu malah mengenai punggung lebar Gani. Dan saat ini, pemuda itu sedang menatap Agnes yang sedang ia lindungi di dalam tubuhnya.

Agnes yang juga masih terkejut, ikut menatap Ganti dalam beberapa saat. Sedetik yang lalu, waktu terasa terhenti.

“Lo gapapa?” Tanya Gani dengan suara serak khas yang terdengar menggoda di telinga.

“AAAA.... LUCUUUUU!!!!!”

“HARUS DI ABADIKAN INI!”

“CIE CIE....”

Gani menggaruk kepalanya dengan bingung. Ia tidak tau jika tindakan nya akan membuat nya semalu ini.

Sementara Agnes hanya bisa terdiam tanpa ekspresi apapun.

.

.

.

.

.

TBC.

1
olyv
seruuu adegan extrim gini mantep 👍👍👍
nonoyy
yampun zora jadi tantrum kan, dasar suzie
Ayudya
siapa Claudya kok aku jadi ikut penasaran/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Matchalatte: siapaa yaaaa
total 1 replies
Ayudya
aku suka dengan karakter Gabby yg tegas .
Matchalatte
Cerita ini sangat rekomen untuk kalian yang suka dengan genre misteri, namun dengan tulisan yang begitu santai🥰
nonoyy
apa gabby punya alter ego 🤔
Ayudya
lanjut kak
Ayudya
mampir kak.kak maaf ya ceritanya seru dan enak tuk di baca.tapi tolong dong bahasa luarnya di ganti aja ma bahasa indonesia jujur aku ga ngerti.maaf ya kak thor/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Matchalatte: Baik, terimakasih sudah membaca😍 Author terima untuk saran nya😍
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
aku mulai tertarik kekanjutanya
Zhunia Angel
Ngangenin ceritanya!
Matchalatte: Terimakasih 🤗
Dan selamat datang💕
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Matchalatte: Baik🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!