NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APAKAH ITU BENAR?

...***...

Lingyun Kai sedang berjalan-jalan santai di pasar kota, ia memikirkan kejadian di masa lalu.

"Hampir dua bulan, setidaknya ada sepuluh bulan lagi sebelum pemberontakan itu terjadi." Dalam hatinya mencoba mengingatnya. "Tepat hari ulang tahun pangeran keempat." Ia menghela nafasnya dengan pelan. "Jendral bajingan, berani sekali dia menipu kaisar." Ia mengumpat kesal. "Dia menusuk jantungku." Ia mengusap dadanya yang terasa nyilu. "Sebelum hari itu tiba aku harus menghentikannya." Dalam hatinya telah membulatkan tekadnya bahwa ia akan mengulangi kejadian yang sama.

Pikirannya benar-benar kusut memikirkan kejadian apa saja yang akan ia lewati setelah ini.

"Kalau tidak salah, sebentar lagi akan di adakan berburu di musim dingin." Lingyun Kai mendapatkan gambaran samar-samar mengenai kejadian masa lalu.

"Pasti jendral bajingan itu akan menggunakan kesempatan ini untuk membunuh pangeran ketiga!." Jantungnya seakan-akan hendak melompat dari tempatnya, mengingat kejadian naas itu. "Kaisar semakin putus asa karena pangeran ketiga juga tewas, kaisar memperketat pengawasan pangeran keempat." Kepalanya terasa berdenyut sakit mengingat itu.

Duakh!.

Tubuh Lingyun Kai ambruk karena dipukul seseorang dari belakang.

"Eh? Apa?." Dalam hatinya merasa aneh. "Apa yang terjadi padaku?."

Kesadarannya hilang begitu saja, ia tidak sanggup untuk menolak itu semua.

...***...

Lingkungan Istana.

Selir Mingmei bersama Kexin menuju kediaman Permaisuri Chan Juan.

"Hormat saya ibunda permaisuri." Selir Mingmei memberi hormat, begitu juga dengan Kexin.

"Duduklah." Permaisuri Chan Juan memberi kode untuk duduk.

"Terima kasih ibunda permaisuri." Balasnya.

Saat itu juga Putri Lixin Beiye ada di sana, ternyata ia sudah dipanggil duluan oleh Permaisuri Chan Juan.

"Sepertinya kalian tidak perlu saya kenalkan lagi." Permaisuri Chan Juan tersenyum ramah. "Karena anak saya jun hie telah mengatakan, jika kalian sudah saling kenal, dan bahkan berteman dengan baik."

Selir Mingmei dan Putri Lixin Beiye memberi hormat.

"Baguslah kalau begitu." Permaisuri Chan Juan merasa tenang. "Saya harap tidak ada perselisihan diantara kalian ke depannya."

"Ibunda permaisuri tenang saja." Respon Selir Mingmei. "Saya cukup tahu diri, sebagai istri selir, saya akan selalu menghormati nyonya putri dengan baik."

"Bagus, bagus, itu yang saya harapkan darimu." Permaisuri Chan Juan terlihat senang. "Kau memang berjiwa besar, tidak salah tiga tahun ini kau ditempa di tempat pelatihan tentara." Ada perasaan bangga di hati Permaisuri Chan Juan.

"Heh!." Dalam hati Putri Lixin Beiye mendengus kesal. "Dasar penjilat! Jangan kira aku tidak berani membunuh kau setelah ini." Dalam hatinya sangat mengutuk.

...***...

Kediaman Menteri pendidikan, ruangan keluarga.

"Sebentar lagi akan ada acara berburu di musim dingin." Matanya memperhatikan keluarganya. "Tentunya yang akan pergi berburu adalah laki-laki, dan di dampingi pasangannya."

"Kalau begitu saya tidak bisa ikut ayah?." Yu Shin menatap sedih.

"Itu karena kau belum menikah." Balasnya dengan nada bercanda.

"Hahaha!."

Seketika tawa pecah begitu saja, merasa lucu dengan ucapan itu.

"Hmph!." Yu Shin merajuk, ia merasa kesal.

"Bersabarlah, pasti ada waktunya." Nyonya Chan Chan tersenyum lembut. "Kalian juga akan merasakan nantinya."

"Kakak pertama enak sekali, bisa melihat perburuan tahun ini." Wanwan menatap kagum kakaknya. "Apalagi kakak ipar sangat perhatian sekali pada kakak pertama." Ia menghela nafas pelan. "Pasti kakak ipar akan memburu kelinci putih, untuk dipersembahkan pada kakak pertama."

"Hahaha!."

Tawa mereka kembali meledak begitu saja.

"Jangan cemburu seperti itu." Menteri Yu Jin tertawa melihat sikap putri ketiganya yang mudah cemburuan.

"Selama kami pergi, kalian jangan berbuat yang aneh-aneh ya?." Nyonya Chan Chan memberikan peringatan pada ketiga anak perempuannya yang tidak bisa ikut dalam perburuan.

"Tidak ibu." Balas mereka dengan kompaknya.

...***...

Sementara itu di pasar Kota Istana.

Nona muda Xin Qian telah menunggu, namun pemuda yang ia tunggu belum juga muncul.

"Tidak biasanya dia terlambat." Dalam hatinya gelisah. "Apakah dia sedang bertugas?." Ia mencoba menenangkan hatinya. "Ya, bisa jadi seperti itu." Nona muda Xin Qian berpikir positif. "Kalau begitu aku kembali saja, mungkin saja dia memang sedang ada tugas penting."

Nona muda Xin Qian pergi meninggalkan tempat.

"Aku harus fokus membuat obat untuknya, dia telah bekerja keras untuk melindungi keluarga ku." Dalam hatinya berusaha meyakinkan dirinya agar tidak melakukan hal bodoh hanya karena perasaan cintanya.

...***...

Perlahan-lahan matanya terbuka, kesadarannya kembali, ia mencoba tenang.

Deg!.

Ia terkejut karena dalam keadaan terikat?.

"Apakah ini penculikan?." Lingyun Kai memperhatikan keadaan sekitar. "Penjara?." Ia mencoba bangkit.

Namun saat itu ada tiga orang yang datang.

"Oh? Tuan menteri xin taio?." Lingyun Kai mengenali salah satu dari mereka.

"Heh!." Menteri Xin Taio mendengus kesal.

"Apakah anda dendam pada ayah saya? Dan ingin menjadikan saya sandera?." Lingyun Kai menatap curiga.

Plak!.

"Diam kau gigolo bajingan!." Umpatnya penuh amarah. "Aku menangkap kau bukan untuk dijadikan sandera menekan jendral biadab itu!." Ucapnya penuh amarah. "Aku menangkap kau! Karena kau telah berani mendekati anakku!."

Plak!.

"Kegh! Cuih!." Lingyun Kai meringis sakit, ia meludah karena lidahnya mengecap rasa aneh.

"Aku telah mengatakan padamu dengan jelas! Jangan dekati anakku!." Menteri Xin Taio menatap tajam. "Apakah kau tidak mengerti dengan ucapan ku saat itu? Hah?!." Suaranya terdengar tinggi.

"Maaf saja, saya tidak bisa menjauh dari nona muda xin qian." Balasnya dengan santainya. "Karena kami saling mencintai."

"Bajingan tengik!." Amarah Menteri Xin Taio semakin besar.

Duakh!.

"Eagkh!." Lingyun Kai berteriak kesakitan ketika lututnya ditendang kuat, hingga ia berlutut paksa.

"Berani sekali kau berkata seperti itu? Gigolo tidak tahu diri!." Amarahnya tidak bisa ia kendalikan lagi.

"Kegh!." Lingyun Kai meringis sakit, rambut belakangnya ditarik kuat oleh Menteri Xin Taio.

"Kali ini aku hanya memberikan peringatan padamu!." Menteri Xin Taio menatap tajam. "Jika kau berani mendekati anakku? Akan aku patahkan kaki kau!." Ia dorong kuat kepala Lingyun Kai.

"Kegh!." Lingyun Kai ambruk, tapi berusaha melindungi kepalanya agar tidak terbentur ke tanah yang keras.

"Kau harus ingat! Jika kau masih berani mendekati anakku?! Akan aku bunuh kau!." Ucapnya sambil merapikan pakaiannya.

"Pengawal!."

"Siap!."

Respon kedua pengawal itu.

"Seret dia keluar! Jangan sampai mengotori tempat ini!." Perintahnya.

"Baik!."

Kedua pengawal itu segera membawa Lingyun Kai keluar.

"Gigolo murahan, kau tidak pantas untuk anakku." Menteri Xin Taio merasa kesal. "Saling mencintai? Cuih!." Hatinya semakin kesal. "Kau boleh saja jatuh cinta, tapi tidak dengan anakku!."

Sepertinya menteri Xin Taio sangat tidak terima hubungan Lingyun Kai dengan anaknya.

...***...

Istana, kediaman Permaisuri Chan Juan.

Selir Mingmei baru saja keluar, melihat pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming duduk di taman sambil mempersiapkan beberapa anak panah.

"Kakak ipar."

Pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming memberi hormat.

"Oh? Adik ipar berdua sedang melakukan persiapan?." Selir Mingmei segera mendekat.

"Tentu saja harus ada persiapan, biar mendapatkan hasil buruan yang diinginkan." Pangeran Shoi-ming terlihat bersemangat.

"Bukankah ada prajurit yang ditugaskan mempersiapkannya?." Selir Mingmei duduk di kursi tepat di depan Pangeran Shoi-ming.

"Jika dipersiapkan prajurit, maka hasilnya tidak sesuai dengan keinginan." Jawab Pangeran Shoi-ming. "Makanya harus dipersiapkan sendiri."

"Benar yang dikatakan adik shoi-ming." Respon Pangeran Chaoxiang. "Lebih baik dipersiapkan sendiri, baru terlihat usaha sendiri."

"Putra kaisar memang luar biasa." Selir Mingmei sangat kagum. "Sangat mandiri, dan hebat."

"Hahaha!."

Pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming tertawa mendengarnya.

"Tapi busur yang kalian ikat kurang kencang." Selir Mingmei berusaha menahan tawa.

"Eh? Apa?."

Keduanya terkejut, langsung memeriksa ikatan tali busuk.

"Kakak ipar bisa bantu kami?." Pangeran Shoi-ming heran. "Padahal saya sudah sangat yakin, busurnya sudah baik."

"Tentu saja bisa membantu." Selir Mingmei mengambil busuk pangeran Shoi-ming.

Dengan keterampilan yang ia miliki, sangat mudah baginya mengetahui di mana letak kesalahan busuk yang dirakit oleh Pangeran Shoi-ming.

"Selesai." Selir Mingmei menyerahkan busur itu pada Pangeran Shoi-ming.

Pangeran Shoi-ming mencoba menarik tali busur, mencoba membidiknya.

"Wuoh! Busurnya terasa berbeda sekali." Pangeran Shoi-ming merasa senang. "Kakak ipar sangat luar biasa." Ia acungkan jempol nya.

"Kalau begitu, tolong bantu punya saya juga." Pangeran Chaoxiang tidak mau kalah.

"Baik." Selir Mingmei dengan senang hati membantu.

...***...

Kedua prajurit Menteri Xin Taio mendorong tubuh Lingyun Kai dengan kuat, hingga membuatnya ambruk ke tanah.

"Kegh!." Lingyun Kai meringis sakit. "Dasar manusia tidak berperasaan." Ia mencoba bangkit, tapi pahanya terasa nyilu. "Memang sudah sembuh, tapi kalau ditendang kuat masih terasa sakit." Ia memijat pelan pahanya. "Aku harus menemui kakak, semoga saja obatnya masih ada."

Deg!.

Namun saat itu ia merasakan ada hawa jahat yang menekan dirinya. Perlahan-lahan ia mencoba membalikkan badannya, melihat apa yang ada di belakangnya.

"Di sini rupanya kau bocah sialan?!." Suara keras disertai makian terdengar darinya.

"Ayah?." Lingyun Kai gemetaran, tenaganya melemah begitu saja karena hawa yang tidak biasa itu.

"Aku telah mencari mu, rupanya kau di sini?!." Jendral Xiao Chen Tao menyeringai lebar. "Kau akan mendapatkan hukuman dariku."

Deg!.

Tubuh Lingyun Kai melemah, hingga tanpa sadar berlutut begitu saja.

"Jendral bajingan! Dia sangat tidak sabaran sama sekali." Umpat Lingyun Kai dalam hati. "Dia telah mulai belajar ilmu iblis, walaupun belum sempurna." Hati ya mulai gentar.

Duakh!.

Lingyun Kai dipukul dari belakang oleh Jianhong hingga tak sadarkan diri.

"Bawa dia." Perintah Jendral Xiao Chen Tao. "Akan aku beri dia pelajaran."

"Baik ayah." Jianhong memberi hormat.

Setelah itu Jianhong menggendong Lingyun Kai seperti menyandang beras, sangat kasar sekali.

...***...

Kediaman Menteri Yu Jin, kamar Junfeng dan nona muda Daxia.

Keduanya sedang duduk bersama di tempat tidur, saling bercerita mengenai apa saja yang telah mereka lalui.

"Bagaimana keadaanmu? Apakah perlu dipanggilkan tabib?." Junfeng mencemaskan istrinya.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Nona muda Daxia tersenyum kecil. "Aku hanya butuh istirahat sebentar saja."

"Sebentar lagi akan ada acara berburu di musim dingin." Junfeng menyandarkan kepalanya di bahu istrinya. "Jangan sampai sakit."

"Suamiku tenang saja, aku baik-baik saja." Nona muda Daxia mengusap sayang kepala suaminya.

Junfeng menatap curiga pada istrinya. "Kau tidak berpikiran kalau aku akan menambah istri, kan?." Junfeng menyipitkan matanya, mengamati raut wajah istrinya. "Sehingga kondisimu mendadak sakit seperti itu."

Nona muda Daxia memalingkan wajahnya, menyembunyikan perasaan di hatinya. Junfeng duduk dengan benar, ia memperhatikan bagaimana sikap cemburu istrinya saat itu.

"Aku mendapatkan informasi, bahwa beberapa hari yang lalu kau sedang makan bersama seseorang." Nona muda Daxia berkata seperti itu, tapi ia tidak berani menatap mata suaminya. "Dia memiliki paras yang cantik, banyak yang melirik ke arahnya, bahkan pelayan laki-laki di sana sering mengintip ke ruangan kalian makan." Hatinya terasa sakit. "Mengenakan hanfu merah, apa maksudnya itu?." Ucapnya kesal.

Junfeng mencoba mengingat apa yang terjadi saat itu. "Eh? Apa?." Junfeng baru sadar, penampilan adiknya sedikit berubah.

Memang banyak yang memperhatikan ke arah mereka saat itu, entah itu wanita ataupun laki-laki. Apakah mereka tidak menyadari jika yang bersama dirinya saat itu adalah Lingyun Kai.

"Sepertinya kau salah faham istriku." Junfeng menepuk pundak istrinya dengan pelan. "Informasi yang kau dapatkan itu sangat menyesatkan sekali."

"Apa?!." Nona muda Daxia tampak terkejut.

"Hm." Junfeng menghela nafas dengan pelan. "Yang makan bersamaku saat itu adalah lingyun kai adikku." Ia merasa resah. "Dia memang mengenakan hanfu merah saat itu, tapi kenapa malah dibilang cantik? Dia itu laki-laki." Hatinya terasa kesal karena ucapan istrinya yang mengatakan wanita cantik?. "Apakah mata mereka sudah buta? Sehingga tidak bisa membedakan mana wanita dan mana laki-laki?." Hatinya semakin kesal.

"Jadi? Kau tidak makan bersama wanita, kan?." Nona muda Daxia memastikan sekali lagi.

"Mana mungkin." Balas Junfeng dengan raut wajah cemberut.

"Hehehe! Maafkan aku, ya?." Nona muda Daxia mencoba membujuk suaminya. "Jangan marah, ya?."

"Hm." Junfeng benar-benar dalam mood yang buruk.

"Ayolah, aku yang salah." Ucapnya dengan nada memohon. "Aku tidak akan percaya begitu saja dengan informasi yang tersebar."

"Kalau begitu, kau harus aku hukum." Junfeng menyeringai lebar.

"Eh? Aku dihukum?." Nona muda Daxia tampak ketakutan.

"Hukumannya tidak berbahaya, hanya hukuman biasa saja." Junfeng tampak bersemangat.

Namun tidak dengan nona muda Daxia, ia merasakan adanya ancaman untuknya. Dan benar saja, firasatnya tidak salah ketika tubuhnya diterkam oleh Junfeng, saat itu juga ia tidak bisa menolak keinginan suaminya.

...***...

Kediaman Permaisuri Chan Juan.

Pangeran Jun Hie segera mendekati Selir Mingmei, pangeran Chaoxiang, dan Pangeran Shoi-ming yang tampak bersemangat membahas masalah berburu.

"Ekhm!." Pangeran Jun Hie memberi kode keras.

"Oh? Kakak pertama sudah datang." Pangeran Shoi-ming menghentikan tawanya.

"Sepertinya pembicaraan kalian sangat seru sekali, sehingga tawa kalian terdengar sampai ke gerbang." Pangeran Jun Hie menatap heran.

"Oh? Itu kami sedang membahas perburuan, kakak ipar sangat hebat sekali menebak lokasi perburuan." Jawab pangeran Shoi-ming. "Bahkan kakak ipar memperbaiki busur kami."

"Benarkah?." Pangeran Jun Hie langsung melihat ke arah istrinya.

Selir Mingmei hanya mengangguk saja.

"Kalau begitu, aku juga mau." Rengek Pangeran Jun Hie.

"Mau apa?." Selir Mingmei bingung.

"Perbaiki busurku juga, aku pasti akan membawakan hasil buruan terbaik untukmu." Ucapnya penuh percaya diri.

"Baiklah, setelah ini aku akan memperbaiki busur mu." Selir Mingmei sangat setuju.

"Kau memang yang terbaik istriku." Pangeran Jun Hie memeluk istrinya. "Rasanya beruntung sekali menikah denganmu." Ia kecup kening istrinya.

"Ekhm!."

Kali ini Pangeran Chaoxiang dan Pangeran Shoi-ming yang memberi kode keras.

"Kenapa? Kalian cemburu melihat aku bermesraan dengan istriku?." Pangeran Jun Hie tampak sewot.

"Terserah kau saja kakak pertama." Pangeran Shoi-ming mengemasi busurnya. "Saya mau pergi dulu, mau siap-siap barang yang lain." Ia segera meninggalkan tempat.

"Saya juga mau siap-siap." Pangeran Chaoxiang mengambil busurnya. "Kakak ipar." Ia memberi hormat pada Selir Mingmei. "Terima kasih bantuannya, saya pergi dulu." Setelah itu ia segera pergi dari sana.

"Oi! Kau tidak memberi hormat padaku?." Pangeran Jun Hie tampak kecewa. "Dasar adik-adik kurang ajar."

"Hahaha!." Selir Mingmei hanya tertawa aja melihat suaminya yang sedang kesal.

Bagaimana kelanjutannya?. Temukan jawabannya. Next.

...***...

1
Sarah Q. M
Tapi Mingmei kok tau aja sih? Punya mata batin kah? Yang bisa langsung melihat jiwa seseorang gitu? 😅
Rettofuaia: selir Mingmei tahu dari jindannya Lingyun Kai yang beda
total 1 replies
Sarah Q. M
Waduh, semoga gak ada tukang fitnah lagi. Nanti karena sering datengin tempat Mingmei, Lingyun Kai disangka selingkuhannya 😩. Sebelumnya 'kan gitu. Tapi kalau dulu bisa ngaku adeknya karena emang bener, kalau sekarang Identitasnya lain kan bisa berabe~😌
Rettofuaia: enggak dong
total 11 replies
Sarah Q. M
Tapi jujur ini reaksi Mingmei agak kurang realistis sih pas tau itu Lingyun Kai 😕. Harusnya dia bisa dibikin lebih banyak tanya, nangis lebih banyak dan lain sebagainya. Tapi yaudahlah, ini kan hanya fiksi 🗿Termasuk An-hong ku juga sayangnya hanya fiksi 😩 (mungkin author sendiri bosan mendengarku yang menyebut An-hong terus. Sorry yah, hehe :D)
Sarah Q. M: Yup, dan setelah aku masuk grup... konyolnya aku malah bingung mau mulai darimana dan menyapa seperti apa saking nervousnya ? 😅
total 12 replies
Sarah Q. M
Hahahaha, kebayang gesturnya kayaknya lucu banget 🤣
Rettofuaia: aura bumil emang beda 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
ini responnya agak kurang tepat yah. Harusnya lebih ke "Hah... " gitu baru helaan. Kalau "Hm." itu deheman / berdehem. Gitu kak.
Rettofuaia: ok, thanks sarannya 👍
total 3 replies
Sarah Q. M
Akhirnya dijelasin juga tentang transmigrasi Bai Chenguang. Rupanya selir Mingmei yang asli pun menyesal yah? Tapi kenapa dia bunuh Bai Chenguang? Apa karena cinta sesaat? 😯
Rettofuaia: pelan² pak supir,,, 😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
"Hampir limbung" bukan "Hampir limbong"
Rettofuaia: Limbong nama orang 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Kopiku memuncur untukmu thor! Semangat! ☕☺
Rettofuaia: terima kasih dukungannya
total 1 replies
Sarah Q. M
Btw aku penasaran, ini baka jadi novel panjang, sedang, atau pendek nih? 👀
Rettofuaia: rencana 90Eps aja sih kalo masih kuat mikirnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Wait, wait, wait! "Darah Naga Merah berstatus Naga emas? "
Gimana ceritanya dah 'Naga merah' jadi 'Naga emas' jadi yang benar warnanya emas atau merah? 👀
Rettofuaia: terima kasih atas dukungannya ya
total 3 replies
Sarah Q. M
Aura Naga Marah? 😅. Naga auranya jangan marah-marah dong! 🤣
Rettofuaia: tanda penguasa yang sangat tinggi, makanya dibuat merah seperti darah yang membara
total 1 replies
Sarah Q. M
habis dialog Xin-Taio jangan ditambah kutip lagi dong. 'Kan ini narasi.
Sarah Q. M
Oalah, Jun-hie udah tau toh! Habisnya sama sekali gak ada narasi yang menjelaskannya dengan jelas, gak ada kalimat penjelasnya. Jadi sekarang Anda mengerti 'kan thor? Kenapa Saya menyuruh kakak untuk memperbaiki narasi, deskripsi, dan kepenulisan? ☺
Rettofuaia: harap bersabar 😶
total 3 replies
Sarah Q. M
Qiang-Long itu anak Jendral yang asli yah?
Rettofuaia: Yoi, anak kandungnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Selir hati?
Rettofuaia: salah deh
total 1 replies
Sarah Q. M
Lixin Beiye tuh cinta gak sih sama Jun-hie?
Rettofuaia: enggak sama sekali 😶
total 1 replies
Sarah Q. M
Jadi Jun-hie udah tau dia Bai Chenguang?
Rettofuaia: Udah, cerita detailnya nanti 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
X?
Rettofuaia: lah? bisa gitu ya? 😂😂
total 7 replies
Sarah Q. M
Jujur aja cerita kakak tuh masih banyak beberapa kekurangan. Kayak misalnya, deskripsi wujud karakter, terus kayak di sini ada banyak banget karakter tapi gak terlalu di sorot pas muncul dan jarang muncul lagi yang memungkinkan pembaca udah lupa sama karakternya. Nah, terus salah satu yang agak gak sesuai kriteria novel yang bagus itu karena kakak tuh kurang banget di deskripsi narasi jadi di sini juga kalau bikin momen sedih atau perpindahan emosi agak kurang terasa dan kurang "smooth" gitu perpindahan suasananya. Harap diperhatikan lagi yah kak. ☺
Rettofuaia: terima kasih sarannya ya. akan diusahakan.
total 1 replies
Sarah Q. M
Double kata nih, jadi bertele-tele. "Kedatangan Xin-qian yang 'akan' berjanji 'akan' menemuinya"

Dan

"Menemuinya membawanya sarapan" juga tidak enak di dengar bukan?

harusnya "Menemuinya membawa sarapan" atau "Menemuinya membawa sarapannya"
Rettofuaia: terima kasih koreksinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!