Ratu Esme Coventina Vasilica dieksekusi oleh suaminya sendiri, Raja Stefan Vasilica karena dituduh membunuh anak raja.
Anak raja yang berasal dari selir Jenna itu akan jadi putra mahkota dan akan duduk di tahta selanjutnya. Keputusan itu diambil karena Ratu Esme dinyatakan oleh tabib tidak akan bisa mengandung selamanya alias mandul.
Karena dianggap membunuh keturunan raja, Esme yang merupakan seorang ratu tetap tidak lepas dari hukuman.
Namun ketika ekseskusi akan dimulai, sebuah senyum licik dari Jenna membuat Esme merasa bahwa semua ini tidak lah benar. Dia sendiri tidak pernah merasa membunuh anak dari suaminya itu.
" Jika aku diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka akan ku balas semua rasa sakit dan penghinaan ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 23
"Baginda, ada surat dari sebuah county kecil di wilayah kerajaan Vasilica."
"Cepat berikan padaku."
4 hari setelah ia mengirimkan surat ke Vasilica, akhirnya dia mendapatkan balasan juga. Meksipun ia tahu yang membalas surat itu bukanlah Esme melainkan Paul, tapi baginya sama saja. Karena urusan Paul juga merupakan urusan Esme. Mereka berdua adalah rekan kerja.
Mata Loyd membulat sempurna ketika melihat sebuah kalimat. Kalimat yang ia baca berulang kali karena merasa tidak percaya.
"Kau kemari lah, coba bacakan ini."
Loyd meminta pengantar surat tadi untuk membacanya. "Saya Paul Cardovan dan Esme Coventina akan datang mengunjungi Baginda Kaisar Loyd Esteban Ravenloft. Mohon maaf jika ini terjadi secara tiba-tiba. Kami merasa harus berhadapan langsung dengan Baginda agar mudah dalam bertransaksi."
"Woaaah, dia akan datang? Sungguh? Tunggu, kira-kira kapan mereka sampai ya."
Loyd tampak sangat senang, ia bahkan berteriak dengan riang membuat Heros dan Algar yang baru saja datang kebingungan. Bagaimana tidak, selama ini mereka tidak pernah melihat Loyd bertingkah seperti itu.
"Yang Mulia, Anda kenapa?"
"Heros, Esme akan datang! Dia akan datang kemari!"
Heros hanya menghela nafasnya panjang. Entah sejak kapan tuannya itu sangat tertarik dengan wanita yang sudah jadi mantan ratu dari kerajaan Vasilica. Tapi baguslah, Heros jadi bisa melihat sisi semangat dari Loyd yang tidak ada selama ini.
"Siapa?"tanya Algar, dia jelas tidak tahu tentang nama yang disebut.
"Esme Coventina, orang yang Baginda inginan untuk memasok buah dan sayuran ke ibu kota. Tapi beliau juga merupakan mantan ratu dari kerajaan Vasilica. Dan sepertinya Baginda tertarik dengan beliau."
"Apa?"
Algar terkejut bukan main, terlebih mendengar bahwa orang yang seolah dinantikan kedatangannya adalah seorang mantan Ratu. Algar lalu menarik Heros keluar ruangan. Di dalam kepala Algar sudah banyak hal yang ingin ditanyakan.
"Kakak ku itu tidak berbuat macam-macam kan?Dia bukannya merusak hubungan rumah tangga orang kan? Dan ini mantan ratu lho berarti kerajaan Vasilica tidak memiliki ratu."
"Tidak Paduka, tidak sepeti yang Anda pikirkan. Baginda tidak melakukan hal yang hina tersebut. Konflik antara raja dan ratu Vasilica adalah konflik internal. Dan Baginda tidak tahu apa-apa. Hanya saja sekarang saya lihat Beliau sangat tertarik dengan Lady Covantina. Sebenarnya Lady memang orang yang cerdas. Mungkin jika Anda mencari tahu tentang Vasilica, banyak hal yang telah dilakukan oleh Ratu Vasilica dimana Ratu tersebut yu Lady tersebut. Lady Esme sungguh orang yang banyak berjasa bagi pembangunan kerajaan Vasilica."
"Lalu mengapa dia meninggalkan kerajaan yang sudah dibangunnya dengan susah payah?"
Pertanyaan yang sama tentu saja muncul di kepala Heros. Orang yang sudah sangat bekerja keras, mengapa dengan mudahnya menyerah. Jika itu hanya karena seorang selir, rasa-rasanya tidak mungkin.
Hidup menjadi seroang ratu, tentu sudah siap jika ada wanita lain di istana. Selir adalah hal yang biasa dalam kehidupan istana. Jadi alasan adanya selir jelas bukanlah alasan utama.
"Untuk itu pun saya tidak terlalu paham. Tapi dari rumor yang beredar di istana, Lady tidak bisa mengandung sehingga Raja mengambil selir. Dan Lady lebih memili untuk meletakkan mahkotanya dari pada hidup bersama dengan selir."
Algar mengangguk-anggukan kepalanya. Ia mengerti sekaligus tidak mengerti. Menurutnya selir bukan sebuah alasan utama.
Merasa cukup dengan informasi dari Heros, Algar mengajak Heros kembali masuk ke ruang kerja kaisar. Loyd masih terus saja tersenyum membaca surat tersebut.
"Kak, apa kau menyukai Lady itu?" Tanya Algar tanpa basa-basi. Dia tentu ingin tahu tentang perasaan kakaknya tersebut.
"Ya, aku tertarik padanya. Dia adalah wanita yang hebat, cerdas, mendiri dan juga berani."
"Hanya tertarik? Tidak ada rasa suka atau sejenisnya?"
Loyd mengerutkan alisnya atas pertanyaan kedua dari Algar. Suka? Entahlah, saat ini dia senang saja dengan kabar akan datangnya wanita itu. Dia juga begitu bersemangat untuk bertemu. Tapi soal suka yang dimaksud oleh Algar, Loyd belum tahu persis.
"Entahlah, tapi wanita itu aku yakin bisa diajak kerja sama. Siapa tahu dia mau jadi permaisuri ku bukan? Ya hubungan saling menguntungkan lah."
Algar membulatkan matanya, agaknya ide ini ternyata yang terpikirkan oleh Loyd. Dan jelas Algar menentang dengan keras.
Pernikahan bukanlah hal untuk main-main. Dia tidak ingin muncul masalah lagi kedepannya.
"Jangan sembarangan, Kak. Pernikahan Kaisar itu bukan untuk main-main."
"Siapa juga yang main-main. Esme adalah kandidat yang sangat luar biasa. Dia bahkan bisa mengembangkan Vasilica dengan sangat baik dan juga tergolong cepat. Dia sangat mumpuni jadi Ratu, jadi mungkin dia akan semakin hebat juga menjadi permaisuri."
Algar mengusap wajahnya kasar. Dia sama sekali tidak bisa lagi menanggapi ucapan dari Loyd. Algar kehilangan kata-katanya. Sedangkan dari tadi Heros hanya memilih diam. Bahkan dengan tenang dia meminum teh dan memakan kue yang tersaji di meja.
Dibuat pusing oleh Loyd, tentu dirinya sudah katam. Mengikuti Loyd pergi mengembara di luar, bukan sekali dua kali Heros pusing. Jadi melihat Algar yang seperti itu, dia hanya tenang.
"Heros, kau tidak mau bicara apa begitu?"
"Tidak ada komentar Tuan Duke. Saya sudah sering pusing menghadapi beliau. Jadi sekarang ini saya memilih untuk mendengarkan saja."
Arghhh!!!
Loyd mana peduli dengan perasaan Algar. Baginya apa yang saat ini perlu dilakukan ya akan dia lakukan. Dan menyambut kedatangan Esme adalah hal yang paling penting.
"Algar, minta Evelyn kemari."
"Buat apa?"
"Aku butuh informasi cara menyambut seorang lady. Evelyn pasti tahu itu."
Plak!
ALgar menepuk keningnya sendiri. Rasanya sungguh luar biasa menghadapi Loyd yang baru kembali beberapa hari ini. Ia pikir jika Loyd kembali rasa pusingnya akan hilang. Tapi ternyata tidak. Yang ada saat ini dia malah semakin bertambah pusing.
" Terserah kau saja lah."
TBC
ditunggu kelanjutan dan keseruan kisah cinta dari janda mantan ratu dengan kaisar loyd /Drool/
semangat dan tetap sehat kak 🙏
daku padamu kaisar..sat set /Kiss/