Warning 21++⚠️
Bintang gadis biasa yang bercita-cita menjadi seorang dokter,dia memiliki sifat yang selalu ceria dan sangat menyayangi keluarganya.Dia hidup bersama dengan ibunya.
Rangga pria kaya yang sangat membenci wanita.sifatnya yang dulu hangat berubah menjadi dingin sejak kekasihnya meninggalkan dia tepat di hari pernikahannya.
Demi mengembalikan senyum putranya,Mia menjodohkan Rangga dengan Bintang.Dengan harapan sifat Bintang yang ceria bisa mengembalikan putranya yang dulu. Tapi tanpa sepengetahuan orang tua mereka Rangga dan Bintang mengadakan kontrak pernikahan.Akankah rumah tangga mereka bahagia?
Dan akankah Rangga kembali pada cinta pertamanya ketika mengetahui alasan kepergian kekasihnya dulu.
Jangan lupa follow sosmed Otor:
~ Fb: Samudra Lee
~ Ig: Samudra_lee_19
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samudra lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
munculnya Lyvia #3....
Akhirnya Rangga menuruti kemauan Bintang untuk makan bakso di warung bang Somad.Warung favorit Bintang dan kawan-kawan sewaktu sekolah,selain harganya murah di warung tersebut juga bisa ngutang kalau lagi nggak punya duit.
Setelah menghabiskan bakso dua mangkuk,Bintang mengajak suaminya pulang.Meskipun sudah masuk di dalam mobil mereka berdua masih tetap bergandengan tangan.Di tegah perjalanan CIIIITTTttttt.......
Rangga mengerem mobilnya mendadak saat ada wanita paruh baya yang berdiri di tengah jalan.
"tolong...tolong anak saya" pinta wanita itu.Tidak hanya Bintang, Rangga juga terkejut saat tahu wanita paruh baya itu adalah ibunya Lyvia.
"Mami,kenapa Mami ada di sini?" tanya Rangga ketika keluar dari mobilnya.
Sejak dulu Rangga biasa memanggil ibunya Lyvia dengan sebutan Mami sama seperti panggilan Lyvia pada ibunya.
"Rangga, tolong...tolong Lyvia.Mami mohon!" pinta wanita yang di panggil Mami itu.
Mendengar nama Lyvia,Rangga langsung menghentikan langkahnya.
Bayangan penghianatan Lyvia berputar jelas di otaknya.
"kita pulang !" ajaknya pada sang istri, Bintang menahan lengan Rangga untuk menghentikannya.
"Aku tahu kamu masih marah dengan Lyvia,tapi saat ini apa kamu tidak merasa kasihan dengan ibunya." kata Bintang. Akhirnya Rangga bersedia menolong Lyvia.
"Dimana dia?" tanya Rangga, Sang Mami menunjukkan keberadaan Lyvia yang sedang tak sadarkan diri di tepi trotoar.
Melihat orang yang pernah mengisi hari-harinya lemah tak berdaya membuat Rangga merasa kasihan.
Dia menggendong tubuh Lyvia masuk kedalam mobilnya.Meraka segera menuju ke Rumah Sakit terdekat.
Saat tiba di Rumah Sakit, Lyvia langsung di bawa ke UGD sebelum akhirnya dia di pindahkan di ruang rawat.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengannya?" tanya Rangga pada ibunya Lyvia.
"Rangga, sehari sebelum pernikahan kalian Lyvia pingsan.Dia di bawa ke rumah sakit, untuk menjalani beberapa tes.Dan ..dari tes tersebut dia didiagnosa menderita kanker otak stadium akhir." Ibunya Lyvia menarik napas dalam-dalam kemudian menghempaskannya.
"Dia begitu terpukul,apalagi saat dokter mengatakan hidupnya tidak akan lama lagi.Dia tidak ingin membuatmu merasakan sedih karena kehilangan dia,makanya dia menyewa orang untuk di jadikan kekasih palsunya dan membatalkan pernikahan kalian" lanjutnya.
Mendengar hal itu Rangga langsung terkulai lemas.Dia tidak menyangka kalau selama ini kebenciannya terhadap Lyvia itu tidak beralasan. Lyvia melakukan itu untuk dirinya.
"selama ini dia bersemangat menjalani proses pengobatannya karena dia yakin kamu masih mencintainya.Tapi....saat dia melihat proses resepsi pernikahan kalian di televisi kondisinya semakin memburuk.Bahkan dia terlihat depresi" ibunya Lyvia menangis merasakan sakit yang putrinya rasakan,dia terlihat putus asa.
Rangga berjalan mendekati ranjang Lyvia dan menggenggam tangannya.
"Maafkan aku,maafkan aku Via" ucap Rangga dengan suara bergetar.
Melihat pemandangan di depannya membuat Bintang merasakan sakit di hatinya.Air matanya mengalir tanpa bisa di bendung.Tapi dia sadar disini dia adalah orang ketiga.Meskipun dia adalah istri sah dari Rangga.
Bintang keluar dari ruang rawat Lyvia, dia ingin memberikan waktu untuk mereka bersama.
Bintang duduk dikursi lorong rumah sakit. Pikirannya benar-benar kalut.Satu sisi dia ingin melepaskan Rangga karena merasa mereka masih saling mencintai,apalagi melihat suaminya menggenggam tangan Lyvia dengan begitu erat.Tapi sisi yang lain dia begitu berat melepasnya karena dia juga mencintai Rangga.
Rangga terus menggenggam tangan Lyvia, tapi dia langsung melepaskannya saat melihat cincin pernikahan di jarinya sendiri.
"Bintang, kenapa aku lupa kalau disini juga ada dia" kata Rangga dalam hati.
Dia segera bangkit dari duduknya untuk mencari istrinya itu.
"Maaf, Mi.Apa Mami melihat istriku?" tanya Rangga pada ibunya Lyvia yang duduk di depan ruang rawat anaknya.
"Tidak,Mami tidak melihatnya" jawab Mami.
"Rangga, apa kamu masih mau menemani Lyvia menjalani pengobatannya?" tanya Mami,Rangga masih diam.
"Hanya kamulah penyemangat hidupnya saat ini" kata Mami.
"Aku tidak tahu,aku akan datang jika istriku mengizinkannya" jawab Rangga kemudian pergi meninggalkan ibunya Lyvia untuk mencari keberadaan Bintang.
Bintang masih duduk melamun seorang diri di lorong rumah sakit.Dia menarik napas dalam-dalam kemudian menghempaskannya.
"kenapa disini?" tanya seseorang yang ikut duduk di sebelah Bintang.
Bintang menghapus air matanya dan pura-pura tersenyum.
"Kenapa kamu keluar?apa Lyvia sudah baikan?" tanya Bintang pada orang di sebelahnya.Ya...orang itu adalah Rangga.
"Ada ibunya" jawab Rangga.
"Ayo pulang,ini sudah malam nanti mama khawatir" ajak Rangga.
Bintang memijit pelipisya yang terasa pusing.Kemudian dia menutup mulutnya saat merasa perutnya mual.
"Masih mual?" tanya Rangga sambil mengusap perut istrinya itu. "sedikit" jawab Bintang.
"Bagaimana kalau kita periksa kondisimu dulu,mumpung kita di rumah sakit" kata Rangga.
"tidak usah nanti juga sembuh sendiri" jawab Bintang.
"Ayo kita pulang agar mualmu cepat hilang" ajak Rangga sambil merangkul istrinya itu.
Bintang mengangguk, kerena dia tahu apa yang akan di lakukan suaminya itu.
Bikin suami mu berlama" di luar negri bintang🤣
ngarep ya...
🤣🤣🤣🤣🤣🤣