Elina wanita terkuat di akhir zaman yang paling ditakuti baik manusia, zombie dan binatang mutan tiba-tiba kembali ke dunia tempat dia tinggal sebelum-nya!
Di kehidupan pertamanya, Elina hanyalah seorang gadis biasa yang hidupnya dihancurkan oleh obsesi cinta dan keputusan-keputusan keliru.
Sekarang, dengan kekuatan kayu legendaris dan ruang dimensi yang memberinya kendali atas kehidupan, Elina ingin memulai kembali hidupnya dengan membuat pertanian besar dan melakukan siaran langsung bersama bayinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tomat penghilang jerawat
Saat Laila tiba di asramanya, Ara, sahabatnya, sudah menunggu didalam kamar.
"Paketmu sudah sampai," kata Ara sambil menaruh kotak itu di atas meja. Laila yang baru pulang hanya menjawab, "Um," dengan suara lelah. Ara melihat wajah Laila yang kelelahan dan memutuskan untuk tidak mengganggunya lebih lanjut. Dia menyimpan paket itu dengan hati-hati di meja, membiarkan Laila istirahat.
Tak lama kemudian, Laila bertanya, "Paket apa? Aku merasa tidak memesannya."
"Tomat," jawab Ara. Laila yang awalnya bingung langsung tersadar. "Oh."
Ara mengerutkan kening, penasaran. "Kenapa kamu pesan tomat di Shopee? disamping asrama kita kan ada yang menjual tomat"
Laila hanya mengangkat bahu. "Aku tidak tahu," jawabnya acuh tak acuh, membuat Ara menggelengkan kepala. Dia sudah terbiasa dengan kebiasaan Laila yang suka membeli barang-barang yang sebenarnya tidak begitu diperlukan. Ara kemudian bertanya, "aku minta ya?"
"Um," jawab Laila, setengah sadar. Tanpa ragu, Ara membuka kotaknya. Begitu melihat isinya, dia terkejut. Tomat-tomat itu sangat besar, berwarna merah menyala. Awalnya Ara ragu untuk memakannya, takut ada zat kimia berbahaya. Tapi aroma segar tomat itu menggoda, membuatnya ngiler. Tanpa pikir panjang, dia menggigit satu. Mata Ara langsung melebar karena terkejut. Rasa manis dan sedikit asam berpadu sempurna, membuatnya tak bisa berhenti. Tanpa sadar, Ara sudah melahap dua tomat, menyisakan hanya satu. Dia melihat ke arah Laila yang sudah tertidur lelap, lalu dengan penuh penyesalan meletakkan tomat terakhir di atas meja.
Keesokan paginya, Laila terbangun karena teriakan Ara. "Laila, lihat wajahku!" seru Ara dengan penuh semangat. Laila yang masih setengah tidur hanya mengangguk malas. Ara mendekatkan wajahnya. "Laila, buka matamu dan lihat baik-baik!" desaknya lagi.
Laila mengucek matanya dan memandang serius wajah Ara. Seketika rasa kantuknya menghilang. "Jerawatmu kemana?" tanyanya dengan bingung. Sebulan yang lalu, Ara salah memakai krim yang membuat wajahnya dipenuhi jerawat dan membuatnya kurang percaya diri. Tapi sekarang, meskipun belum sepenuhnya hilang, jerawat di wajah Ara jelas mulai menyusut.
"Kamu pakai apa?" tanya Laila heran.
"Aku cuma pakai air mawar seperti biasa," jawab Ara. Namun tiba-tiba dia teringat. Dia mengambil tomat yang tersisa di atas meja. "Aku ingat, kemarin aku makan tomat ini."
Laila tidak percaya. "Masa iya tomat bisa menyembuhkan jerawat?" katanya skeptis. Tapi rasa penasaran memaksanya membuka aplikasi Shopee di ponselnya. Dia mencari toko yang menjual tomat itu—toko Elina. Begitu membaca deskripsinya, mata Laila melebar. "Ara, lihat ini!" serunya sambil menyerahkan ponselnya ke Ara.
Ara membaca keterangan produk tomat itu yang menyebutkan manfaatnya untuk mengatasi jerawat. Saking semangatnya, Ara langsung membuka aplikasi Shopee dan membeli empat pon tomat dari toko Elina. Laila, yang tadinya skeptis, ikut memesan dua pon. "Tomat terakhir ini buat kamu," kata Ara sambil menyerahkan sisa tomat dari semalam ke Laila. Laila menggigitnya dan langsung terkejut. "Enak sekali!" katanya kagum.
Sementara itu, Ara memposting wajahnya sebelum dan sesudah makan tomat di Instagram, lengkap dengan link ke toko Elina. "Aku ingin berterima kasih kepada pemilik toko ini," pikir Ara. Dengan hati yang ringan, dia berharap langkah kecilnya bisa membantu bisnis Elina berkembang. Ara kini bisa tampil percaya diri lagi, dan ia merasa sangat bersyukur.
......................
Setelah mandi dan berpakaian, Elina membuka Tik Toknya. Kali ini, siarannya berjudul "Kehangatan Meja Makan". Lokasinya tetap di kebun belakang rumah, di ruang kosong yang telah dia atur dengan pas. Setelah memastikan semuanya siap, Elina menekan tombol mulai.
Penonton kali ini lebih ramai daripada sebelumnya. Seperti biasa Elina meninggalkannya setelah memulainya tanpa menyapa para penonton.
Para pengikut lama sudah terbiasa dengan gaya siarannya, tapi tidak dengan pendatang baru:
[Kita tidak disapa?]
[Apakah ini trik baru lainnya?]
[Hah, membosankan!]
[Ada yang sudah melihat toko Ancor?]
Tiba-tiba, arah pembicaraan di siaran itu berubah:
[Saya saya saya]
[ hadir!]
[Apakah kalian membelinya?]
[tentu saja tidak, itu terlalu mahal.]
[Jangan tertipu hanya karena wajahnya cantik!]
[Sekarang banyak penipu dengan wajah glowing, hati-hati!]
[dasar penipu]
[Mungkin kalian tidak akan percaya dengan yang aku katakan, jadi klik link yang ada di bioku]
Banyak dari mereka yang penasaran dan sejenak keluar dari siaran itu, penonton yang baru datang: ?
Tidak lama kemudian, mereka kembali berdatangan dan memenuji layar
[Sial, itu asli atau palsu?!]
[Apakah benar? !]
[Benarkah? Apakah kamu mencoba menipu kami?]
[Aku tidak menipu, malam itu temanku makan tomat nya ancor, dan paginya jerawatnya langsung hilang!]
[Aku juga bersaksi! Aku membeli wortel Ancor, minusku awalnya -7, 20 tapi saat aku periksa turun jadi -7, 00, jadi aku membelinya lagi 2kg!]
[hadeh penipu lainnya]
[Jangan percaya, obat saja tidak seajaib itu!]
Elina tidak menyadari bahwa dia dituduh sebagai penipu dalam siaran langsungnya. Dia muncul di depan kamera tanpa topi sawah, rambutnya dicepol menggunakan tangkai bambu kecil yang masih ada daunnya bukannya terlihat aneh malah keliatan menarik, ditambah helai rambut yang jatuh disekitar terlinga menambah kecantikannya. Kulitnya putih mulus tanpa pori-pori, dan bibir mungil merahnya terlihat imut namun menggoda, jangan lupakan pohon bambu yang rimbun dibelakangnya dan 3 anak anjing yang berlarian disebelahnya, dia seperti keluar dari lukisan kuno.
Penonton terdiam sejenak, lupa bahwa mereka baru saja berteriak 'penipu'
[Wow!]
[Aku tarik kembali ucapanku, aku yang penipu!]
[Aku siap ditipu!]
[Cantik sekali, seperti peri yang keluar dari lukisan!]
[Bambu kecil itu seperti permata berharga di rambutnya!]
[Ah, peri kecil!!! akhirnya aku menemukanmu]
Rose segera mengirimkan linknya ke group 'peri justice squad' "hey cepat masuk, peri kita ada disana, ah dia cantik bangeet"
"benarkah?"
Tak lama kemudian ratusan penonton tiba-tiba bermunculan dan memenuhi layar
[periii! ]
[peri sangat cantik]
[akhirnya ada kabar, aaa mau nangis]
[yang diatas, ada apa dengan kalian? ]
[itu cewek yang ada di video 'mengalahkan 2 pencuri']
[brengsek, benarkah? ]
[aku baru saja menonton nya, bela dirinya sangat keren]
[apa yang ingin dilakukan ancor? ]
Penonton melihat Elina yang sibuk bolak balik membawa gergaji, palu, triplek, lembar kayu dan kemudian tempat tidur yang sudah lapuk.
Tunggu! tempat tidur sebesar itu ditenteng dengan sangat mudah?
[aku... kasur itu terlihat ringan]
[yang diatas, lihat aja tebal kayunya, untuk 3 laki-laki dewasa aja itu akan berkeringat]
[berbie berbadan kingkong]
[kingkong matamu]
[apa yang mau dia buat? ]
[meja]
[gak usah ribut, aku sedang melihat kecantikan]
Setelah mempersiapkan semua alat dan bahan. Dia mulai dengan melepas kasur dan papan bawah tempat tidur, menyisakan rangka kayu yang akan menjadi dasar dari meja barunya.
Langkah pertama adalah mengukur dan memotong kayu. Elina menandai bagian-bagian yang akan dipotong, memastikan kaki-kaki meja terbentuk dengan simetris. Dia menggergaji dengan hati-hati.
Penonton tidak merasa terganggu dengan suara itu malah mereka juga menikmati suara potongan kayu yang terjatuh.
[Baru dengar suara gergaji sebagus ini]
[aku biasanya akan menjauh karena berisik, tapi sekarang aku seperti mendengar melodi yang indah]
Setelah itu, dia memasang kaki-kaki meja dan memperkuatnya dengan penyangga tambahan agar meja lebih kokoh.
Selanjutya, bagian atas meja dipahat membentuk parit kecil sebagai jalur aliran air. Parit ini harus cukup dalam untuk menampung aliran air tetapi tetap stabil untuk meletakkan piring kecil di atasnya.
Selanjutnya, lubang-lubang kecil dibuat di beberapa bagian meja untuk menempatkan pipa kecil yang akan mengalirkan air dari sumber eksternal, yaitu sungai di sebelah dapur. Air ini akan dialirkan melalui pipa menggunakan skalar, yang berfungsi sebagai pompa manual.
Ketika semua komponen terpasang, meja diampelas dan dilapisi dengan cat serta waterproofing agar tahan air dan lebih awet.
Butiran halus amplas menyentuh permukaan kayu, membuatnya lebih mulus dan siap untuk sentuhan akhir.
Ketika semua bagian terasa lembut di tangan, Elina memutuskan untuk mengecatnya dengan warna cokelat alami, menciptakan nuansa hangat dan klasik.
Saat Elina sedang asyik mengecat meja, tiba-tiba terdengar suara kecil yang sudah tak asing lagi di telinganya.
...----------------...
aku tadi malam ketiduran saat menulis😭😭 , jadi maaf aku baru update.
jangan lupa like / komen dan vote bagi yang mampu aja🫂
ini modelan rambutnya Elina tapi pakai bambu
Elina sm andra cptn nkah dong,biar halal...scra mreka msh sling cnta...
aku selalu menanti up nya thor