Terjebak Pesona Kakak Ipar

Sementara di kota sana,kehidupan Ari makin kacau. Ia terlihat sedang tidak baik - baik saja. Linda pergi tanpa ada yang tahu kemana gadis itu kabur. Harapan satu - satunya yang tersisa yaitu melacak ponsel Linda tapi ponselnya sudah tidak aktif. Lalu ia juga menyewa detektif untuk membantunya mencari keberadaan Linda,tapi sama saja. Sampai saat ini belum ditemukan jejak Linda sama sekali.

Biasanya di pagi hari ada yang menyiapkan sarapan dan melayani dirinya. Apalagi saat pulang kantor akan ada yang menyambutnya dengan senyum manisnya.

Kini rumah terasa sepi,tiap sudut rumah menyisakan kenangan kebersamaannya dengan Linda.

Ari jadi berubah gampang marah. Salah sedikit saja para bawahannya akan langsung mendapat amarah dari dirinya. Dan kadang kala dari mulutnya kerap kali melontarkan kata - kata yang kurang pantas. Dan kadang kala barang - barang yang tak bersalah pun akan jadi pelampiasan kemarahannya.

Hubungannya dengan Rani sang istri juga semakin buruk. Ia sama sekali sudah tidak peduli dengan Rani yang sering pulang terlambat.

Hingga suatu hari ia menemukan fakta bahwa istrinya ada sesuatu dengan bosnya.

"Jadi selama ini aku kamu bohongi,hebat. Pantas kamu sering keluar kota dan pulang selalu telat, ternyata dia yang membuat kamu seperti ini." cepat Ari sambil memijat pelipisnya.

"Maafin aku,mas. Aku khilaf." jawab Rani.

"Apa khilaf,sudah berapa lama Rani?" tatap mata Ari nyalang.

"Setahun belakangan ini,mas." jawab Rani jujur.

"Apa?"teriak Ari shock mendengar pengakuan istrinya. Ternyata buka diri dia saja yang brengsek istrinya ternyata juga sama.

"Aku mohon tolong maafkan aku,aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu. Aku akan fokus hanya untuk keluarga kita,mas. Aku janji mas,sekali lagi kasih aku kesempatan, mas." Rani bersimpuh dikaki suaminya meminta ampun.

Ari yang terlanjur kecewa serta merta tidak bisa menerima permintaan maaf dari istrinya. Hatinya terlanjur sakit dan dihatinya kini pun sudah ada wanita lain. Jadi Ari memutuskan melepaskan istrinya.

"Maaf mas ga bisa,Rani. Mungkin kita harus memilih jalan masing - masing. Aku juga bukan suami yang baik,aku juga mempunyai banyak kesalahan. Dari pada terus saling menyakiti lebih baik kita sudahi suaminya." ujar Ari dengan raut wajah lesu.

"Aku ga mau pisah,mas. Aku cinta sama kamu, mas. Tolong beri aku kesempatan mas." rengek Rani dengan air mata sudah membasahi pipinya.

"Aku Ari Suseno secara sadar dengan ini membebaskan kamu Rani khumaira dan kita bukan lagi suami istri lagi. Aku talak kamu dengan talak satu." ucap Ari tegas.

"Tidak,masss.......aku ga mau,cabut kembali kata - kata itu,mas. " Rani menangis sejadi - jadinya dengan posisi masih bersimpuh dan memeluk kaki suaminya.

Ari menarik nafas berat dan berusaha melepas pelukan tangan Rani di kakinya. Ia berjalan meninggalkan Rani yang masih menangis. Ari mengemasi dan memasukan barang - barangnya kedalam koper.

Dirasa sudah cukup,Ari menarik kopernya keluar. Tidak lupa ia mengambil surat - surat penting di ruang kerjanya. Matanya sesaat menyapu ruangan yang sudah lama selalu menjadi tempat tentangan bagi dirinya.

Dengan langkah berat Ari menyeret kopernya melewati Rani yang masih terduduk di tempatnya semula dengan bersimbah air mata. Tanpa sepatah kata pun Ari melewati Rani dan memasukkan kopernya kedalam mobil.

Ari mencoba menguatkan diri,memandang sekeliling rumah yang banyak menyimpan kenangan baik bersama Rani maupun Linda. Baru setelah itu menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan rumahnya menuju tempat yang baru.