Obsesi, suatu kecenderungan untuk memiliki ataupun memperhatikan sesuatu secara berlebihan.
Perasaan yang tidak sehat dan berlebihan terhadap seseorang ini di miliki oleh Grania Ivy Livingston, putri sulung dari Garrick Filbert Livingston dan Jennifer Priscillia Livingston.
Jika obsesi itu tertuju pada orang lain tentu akan sedikit lebih mudah situasi nya, tetapi wanita berusia dua puluh lima tahun itu terobsesi pada kekasih sepupu nya sendiri.
Hingga akhirnya obsesi itu berbalik pada dirinya tanpa diri nya ketahui bahwa sebenarnya diri nya di obsesikan oleh dua pria berbahaya.
Siapakah dua pria itu? Dan siapa yang akhirnya akan menang?
-Jika meleset dari alur mohon di maklumi
-Sequel dari karya "Garrick Possesion"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Ternyata?!
"Tuan"
Seorang wanita berumur sekitar lima puluh tahunan yang saat ini bersimpuh di hadapan Gama, terlihat menundukkan kepala nya.
Kedua tangan nya bertumpu di atas kedua paha nya, wanita itu juga tidak sendiri di samping nya ada seorang pria seumur dengan nya.
"Tugas kalian sudah selesai dan seperti yang saya janjikan, rumah impian kalian sudah saya beli atas nama kalian dan uang nya akan segera saya transfer" Ucap Gama datar.
Kedua orang itu semakin menunduk. "Terima kasih tuan" Ucap kedua nya kompak.
Gama berdiri menatap kedua orang itu dengan senyum miring, seorang wanita yang tak lain adalah pelayan di rumah besar Livingstone bersama penjaga nya itu lah kunci dari semua kejadian ini.
Minuman yang setiap hari di sediakan untuk Ivy telah di campurkan obat yang Gama berikan oleh pelayan wanita itu.
Sehingga saat ini kondisi tubuh Ivy melemah, merusak beberapa saraf nya. Dan tentu ini semua agar Ivy bisa berada di bawah kendali Gama mengingat Ivy bukan wanita yang lemah.
"Kembali lah ke rumah itu dan jangan menunjukkan ke khawatiran apapun saat mendengar nona kalian menghilang" Titah Gama.
"Baik tuan"
Tanpa menunggu lagi Gama pun pergi kembali menuju kamar nya yang saat ini terdapat wanita pujaan nya.
Sungguh ia sangat merindukan Ivy, selama dua bulan penuh Gama hanya bisa mendengar kabar tentang nya dari Xenon tanpa melihat wajah nya.
Itu semua demi penekanan DID nya, walaupun tidak bisa sembuh setidaknya saat ini kepribadian itu sudah dapat ia kendalikan.
"Sudah bangun?"
Ivy menoleh saat mendengar suara dari Gama yang baru saja memasuki kamar.
Pria itu mengenakan celana hitam panjang dengan kaos berwarna hitam. Lengan kekar berotot nya terlihat begitu menggoda.
"Kenapa kamu melakukan ini, Gama?" Tanya Ivy dengan nada lemas. Tubuh nya masih berbaring di atas kasur.
"Kenapa?" Ulang Gama bertanya.
Kemudian pria itu naik ke atas kasur, lebih tepat nya ke atas tubuh Ivy yang terbalut selimut sebatas dada lalu membelai rambut nya.
"Bukan kah seharusnya kamu senang? Perasaan mu terbalaskan, baby" Serak nya menatap dalam netra Ivy.
Ivy menggeleng. "Itu dulu, sekarang aku sudah tidak memiliki perasaan apapun pada pria kejam dan bermulut pedas seperti mu"
Gama mengertakkan rahang nya mendengar itu. "Apa karena itu kamu tidak mencari ku selama dua bulan ini huh?!"
"Aku sibuk Gama" Jawab Ivy kembali menggeleng pelan. "Aku sibuk merancang gaun ku yang pada akhirnya di rusak oleh manusia licik"
"Dan aku manusia licik itu" Sahut Gama.
Ivy terdiam, menatap wajah Gama yang saat ini tengah menyeringai.
"Apa maksud mu?" Tanya Ivy, mencoba mendorong tubuh Gama tetapi tubuh nya begitu lemas.
Gama mendekatkan wajah nya ke samping telinga Ivy. "Hadiah rindu ku, baby"
"Gama!" Seru Ivy, mengerahkan sisa tenaga nya untuk mendorong dada Gama.
Alhasil tubuh pria itu terguling ke samping mya tetapi tubuhnya sendiri semakin terasa lemas dan mati rasa.
"Wow.. Ternyata kamu masih memiliki tenaga 'ya?" Seru terkejut Gama.
"Apa maksud mu sialan, kenapa kamu merusak gaun dan perhiasan hasil kerja keras ku?!"
"Aku tidak suka!" Tekan tajam Gama.
Ivy terdiam, meremat selimut nya seraya menahan air mata nya. Sungguh ia mengutuk tubuh nya sendiri yang tidak berguna di dalam kondisi seperti ini.
"Aku tidak suka melihat gaun dan perhiasan itu karena mereka di kerjakan bersama pria sialan itu!"
"Apa? Siapa?!" Tanya Ivy.
Jika tubuh nya dalam kondisi normal mungkin pertanyaan itu sudah seperti teriakan marah.
Hanya saja saat ini marah atau pun tidak, Ivy hanya mampu bersuara lemas.
"Aku mengerjakan nya sendiri Gama, dua bulan aku menghabiskan waktu untuk gaun dan perhiasan yang kamu rusak!"
Gama terkekeh sinis, pria itu duduk dan meluruskan tatapan nya.
"Pria sialan itu membantu mu, mencarikan bahan yang kurang dan kalian terus bersama!"
"Cio--"
"Jangan menyebut namanya di depan ku!" Teriak Gama berbalik menekan bahu Ivy.
Ivy mengigit bibir nya, kepala nya menggeleng samar dengan sebelah tangan yang mencengkram lengan Gama.
"Dia bukan pria baik, dia jahat, dia licik dan ingin menghancurkan keluarga mu!" Tekan Gama.
"Jangan menjelekkan Cio di saat kamu lebih buruk dari nya!" Balas Ivy membela Cio terang-terangan.
Gama terkekeh ringan kemudian kedua tangan nya memegang kepala Ivy dan mengangkat nya membuat wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja.
"Tentu aku lebih baik dari nya, sayang. Bahkan selama ini aku selalu menjaga mu dari para pria sialan yang ingin mendekati mu"
Ivy semakin tidak mengerti dengan ucapan Gama. Pria di hadapan nya ini tidak seperti Gama yang ia kenal.
Tatapan nya pun terlihat begitu mendamba dan penuh emosi, serta kata-kata yang sedari tadi di ucapkan seakan bahwa pria itu mencintai nya.
Pada akhirnya Ivy memalingkan paksa wajah nya.
"Dimana pakaian ku, aku ingin pulang"
"Aku membakar nya, aku benci melihat jas pria menjijikan itu berada di tubuh mu dan menempel dengan pakaian mu!"
"Kamu keterlaluan Gama!"
...****************...
Ayo ayo jangan lupa vote serta dukungan nyaaa😘
btw semangat kak, aku menanti eps selanjut nya 💪😋