Erland sang King Mafia harus menerima perjodohan yang diinginkan oleh sang Daddy lantaran pernah berjanji akan melakukan apapun demi mendapatkan maaf dari Daddy nya .
" Ini beneran Gila " ucap Erland yang duduk sendiri di sofa kamar nya memandangi foto gadis yang akan menjadi istrinya.
Selain gadis belia calon istrinya adalah anak konglomerat yang sangat nakal suka membuat ulah dimana-mana bahkan dia sangat terkenal dengan kelakuan nya yang membuat orang ngeri dengan kejahilan nya .
" Huftt,,, Aku bisa gila beneran punya istri begini" Erland menarik nafas panjang , ingin kembali meminta Daddy untuk mengganti calon istrinya
Lanjutan novel Aliora untuk Jhonatan ✅
"Karya ini merupakan karya jalur kreatif"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 karet balon
Erland bergegas berjalan keluar menuju ruangan nya dengan langkah sangat cepat .
Begitu Erland membuka pintu dia sudah langsung dihadapkan dengan paha mulus Acia yang terbuka sampai ke atas dan sial nya Bocil itu tidur dalam posisi menantang sekali .
" hummm, Bocil ini kalau tidak sedang haid aku unboxing" kesal Erland melepas jas nya lalu memindahkan Acia kekamar tidur .
" hoo tuhan berat sekali ujian ku" keluh Erland menatap langit-langit kamar, dia benar-benar tersiksa .
Erland menyelimuti Acia yang masih tertidur nyenyak itu tanpa terganggu sekalipun Erland telah memindahkan nya, Erland kembali menyelesaikan meeting nya yang belum selesai .
1 jam kemudian .
" Astaga Aci diculik " takut Acia yang begitu terbangun langsung bersembunyi kedalam selimut saat mendapati suasana ruangan yang berbeda.
" Tapi masa sih " Acia kembali keluar dari dalam selimut saat ingat tadi dia tidur di ruangan Erland.
" oooh ini kamar tidur diruangan Papi Erland " kekeh geli Acia duduk bersandar ke kepala ranjang dengan segala pikiran berbahaya nya membayangkan kegiatan Erland di kamar ini dulu .
" Aci pengen jajan " semangat Acia bangun lalu merapikan rambut dan penampilan nya .
" Didalam laci " ingat Acia , segera membuka laci untuk mengambil uang seperti ucap Erland tadi .
" Ehhh ini apa?" kepo Acia mengambil Karet yang terbungkus plastik bening .
" masa Papi Hot itu simpan balon , Ehhh tapi juga bukan " ragu Acia membuka bungkus plastik lalu memegang karet elastis itu yang tergulung itu .
Acia benar-benar tidak tau itu apa tapi yang jelas itu mirip karet balon karena rupanya cukup panjang setelah dibuka setiap lipatan nya dan ada ujungnya tempat meniup .
" balon apaan ini , susah sekali di tiup " kesal Acia yang sudah kehabisan nafas meniup karet balon itu dan akhirnya membawa satu balon itu dari sekian banyak di laci .
" apa laci ini ya" kata Acia datang ke meja kerja Erland dan membuka laci nya .
" hehehe Aci jajan banyak ya Pi " kekeh Acia mengambil uang segepok saat mendapati uang sangat banyak di laci Erland .
Acia sangat suka memanggil pria itu dengan panggilan Papi jika di belakangnya.
Acia berjalan dengan santai rada bergoyang menuju kantin sambil memainkan karet balon milik Erland yang tadi diambil nya satu .
Acia berjalan senang memasuki kantin perusahaan Erland yang sangat besar dan lengkap , Acia juga menyapa balik setiap karyawan yang menyapanya walaupun dengan geli Karena di panggil Nyonya , Acia jadi merasa seperti tante-tante di panggil begitu .
Acia memasukkan karet itu kedalam saku rok pendek yang dipakainya lalu mulai memilih snack dan beberapa kripik untuk ngemil dan tak ketinggalan mengambil Es krim 4.
Acia akan antri di kasir untuk membayar tapi begitu dia ikut antrian semua orang malah mundur kebelakang membiarkan Acia duluan tanpa diminta .
" Berapa?" tanya Acia mengeluarkan uang dari saku rok nya dengan cepat sehingga benda tadi jatuh .
Semua orang termasuk kasir itu menatap benda yang jatuh dari kantong istri kecil Presiden direktur dengan segala pikiran mereka .
" karet balon Aci jatuh " ucap Acia berjongkok mengambil nya dan memilih memegang nya saja .
Ucapan polos Acia cukup menetralisir pemikiran semua orang yang ada disana , barangkali mirip .
" Terimakasih" senyum senang Acia menyimpan kembalian uang nya kedalam saku Rok pendek yang dipakainya lalu berjalan keluar kantin dengan ceria , membuat orang-orang yang menatap tersenyum melihat kecerian gadis kecil itu.
Acia memasukkan tangannya ke bagian atas kresek belanjaan nya sehingga dia tak perlu memegang dan di tahan oleh pergelangan tangan nya, sedangkan kedua tangan Acia sibuk memainkan karet balon yang sangat elastis.
Memang tak ada faedahnya tapi Acia senang saja memainkan nya karena kenyal .
" Papi ,,,, Eh By" panggil Acia yang sedang menunggu lift terbuka , tapi begitu lift terbuka isinya malah Erland dan keempat sahabatnya.
" Astaga aku lupa kalau membawanya tadi " Erland menepuk jidatnya, saking sibuk dengan pekerjaan nya sampai lupa kalau dia membawa istri kecilnya hari ini .
" Erland dia memegang apa ?" bisik Ricard menatap benda yang terus dipelintir Acia di tangan nya dengan main-main.
Seketika keempat pria dewasa itu langsung menutup mulut menahan tawa , saat konek benda apa yang dipegang istri kecil Erland yang seperti nya memang polos dan tidak tau kali ini .
Karena kau dia tau, tak akan dia memainkan benda itu di lingkup publik apalagi kantor seperti ini bahkan mungkin memegang nya saja tidak mau .
" Aci ayo ikut By " Erland dengan cepat memegang sebelah tangan Acia lalu mengajaknya menaiki lift khusus yang akan langsung sampai di depan ruangan nya .
" Iya By, sebentar karet balon Aci jatuh " Acia berjongkok dengan sebelah tangan dipegang Erland belum lagi kresek berisi belanjaan nya .
" Karet balon " tawa meledak Briant saat Acia dan Erland memasuki Lift .
" sudah tau istri kecilnya polos , malah sembarangan menaruh benda seperti itu" geleng kepala Hendric dengan kelalaian Erland .
" Aci buang " tegas Erland begitu sampai di ruang kerja nya membuka tong sampah agar Acia bisa membuang benda yang seperti nya sudah sedari tadi dimainkan nya .
" Mmmm, nggak mau Aci suka pelintirin nya By, elastis" rengek Acia tak mau berlari duduk ke atas sofa .
" Aciaa buang " tegas Erland yang tidak bisa dibantah bahkan melihat tatapan nya saja Acia sudah takut .
" di mana kamu mendapatkan nya?" tanya Erland, takutnya ada seseorang yang memberikan benda itu pada gadis polos seperti Acia yang seperti nya memang murni tidak tau benda itu apa sampai dia hanya mengira itu karena balon.
" Di laci kamar Papi ,,, Ehhh By" Acia malah keceplosan terus memanggil Erland Papi saat pria dewasa itu tengah marah .
Erland langsung melahap bibir Acia saat selalu merasakan perasaan aneh jika Acia sudah memanggilnya Papi.
Erland memegang tengkuk Acia memperdalam ciuman nya sampai Bocil itu meronta kesenangan merasakan kenikmatan yang Erland berikan.
" lepaskan ini " Erland melepaskan kresek yang berada di pergelangan tangan Acia lalu menikmati Bocil manis itu untuk beberapa saat .
" Kamu tau ini apa?" tanya Erland memegang tangan kanan Acia yang kini memegang benda itu.
" karet balon, tapi Aci tiup nggak bisa. apa nafas Aci kurang kuat ya By " ucapan polos Acia memandangi karena balon yang cukup panjang walaupun sedikit transparan, pasti kalau di tiup akan jadi balon yang lucu .
" Itu kontrasepsi Acia" jelas Erland memejamkan mata, merasa malu juga saat istri kecilnya malah meniup benda itu .
Yang jelas Erland yang salah disini, dia seharusnya membuang segala sesuatu yang tak layak yang akan berpotensi di sentuh oleh Acia .
" Masa pake balon ini By?" tak percaya Acia dengan heran memandangi karet itu , Setau Acia kontrasepsi itu ya berbentuk obat kalaupun Alat masa pake balon .
Next .
