Alexander melipat kedua tangannya di dada, memperhatikan secara detail calon sekretaris barunya.
"Lumayan cantik, tinggi dan kulitnya putih bersih. sepertinya dia tidak membosankan dan enak dipandang." gumam Alex, seraya memperhatikan penampilan Cika yang masuk kategori sekertaris yang diinginkannya.
"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"
"Belum tuan, saya baru saja menyelesaikan pendidikan dengan nilai terbaik." Jawab Cika percaya diri.
"Apa pernah tidur dengan pria sebelumnya?"
"Bussyaet, pertanyaan macam apa ini. sabarr....aku harus mengikuti saja perkataan orang aneh ini, demi gaji besar yang ditawarkannya." umpat Cika dalam hatinya, karena pertanyaan ini tidak sesuai dengan profesionalisme pekerjaan.
"Jawab!"
"I...iya belum tuan, saya masih perawan."
"Uuuh lantas bagaimana caramu menyenangkan ku, angkat rok dan baju yang kamu kenakan!"
"Tidak! saya malu tuan."
"Kalau begitu silahkan keluar, kamu saya tolak."
Mendengar hal itu refleks Cika mengangkat rok dan bajunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak bisa jauh darimu
Alex seketika tertegun harus menjawab apa, karena dia masih bingung dengan perasaannya sendiri, yang dia tahu, hatinya selalu berdebar-debar dan terus ingin berduaan dengan Cika. saling menuntaskan gairah dimana pun dan kapanpun itu.
"Perasaan apa ini? apakah ini pertanda jika sudah saatnya aku mengakhiri kesendirianku dengan menikahi Cika? yah aku harus mencari waktu dan mometn yang tepat." membatin.
Alex mulai berfikir, hingga ide untuk liburan berdua terlintas begitu saja dalam benaknya.
"Cika, aku ingin berlibur denganmu, menghabiskan waktu berdua saja, kamu mau kan?"
"Kemana? bukankah selama ini kita selalu bersama?"
"Ya, tapi kali ini aku ingin kita menaiki kapal pesiar. menikmati indahnya lautan lepas sambil berpelukan."
"Sepertinya sangat menarik, aku setuju sekali karena seumur-umur aku belum pernah keluar negeri. apalagi menaiki kapal pesiar mewah." balas Cika dengan mata berbinar-binar bahagia. khayalan Cika langsung pada adegan romantis film Titanic.
"Baiklah besok aku akan minta Rambo untuk mengatur jadwal dan segala sesuatunya." Alex mengulum senyum dengan penuturan polos Cika yang apa adanya.
Setelah menutup panggilannya, Alex membuka sebuah kotak merah hati memandangi cincin berlian berukiran love ditengah-tengah nya bertahtakan emas putih. Cincin satu-satunya di dunia yang dirancang khusus oleh Huang untuk diberikan pada calon istri Alex nantinya.
"Aku sudah tidak sabaran lagi untuk menyematkan cincin ini dijari manismu, Cika. Aku akan melamarmu dihadapan semua orang, seiring kapal pesiar yang mulai mengarungi samudera lepas." Alex tersenyum membayangkan hal romantis tersebut.
"Cika, hatiku telah memilihmu. tidak lama lagi kamu akan menjadi nyonya Cika Alexander Huang." bathin Alex tersenyum bahagia. wajah cantik Cika melintas dihadapannya tersenyum dengan pakaian pengantin.
Malam ini, Cika tidak bisa memejamkan matanya. sesekali melirik jam yang tergantung ditengah-tengah ruangan utama kamar tidurnya, dia masih memikirkan cara untuk memberitahukan berita kehamilannya.
Sedangkan Alex tidak sabaran menunggu liburan mereka berdua, makam ini dia begitu merindukan sang sekertaris sehingga tidur uring-uringan seraya memeluk guling, membayangkan jika itu Cika tersayang.
"Kenapa wajah Cika selalu bermain dipeluk mataku, apa sebaiknya aku hubungi lagi." Alex menyambar ponselnya untuk melakukan Vidio call.
"Hallo Cik, udah tidur?" sapa Alex sambil menatap wajah kusut Cika.
"Belum, kalau tuan gimana?" tanya Cika balik.
"Sama, tapi jangan panggil Tuan. apa kamu sudah lupa."
"Eh iya, sayang ku."
"Cika, kamu habis nangis?"
"Tidak, mungkin efek karena tidak bisa tidur saja." ngeles, karena tidak ingin Alex mengetahui jika dua habis menagis.
"Sayang, kenapa tidak bisa tidur?" tanya Cika menatap wajah tampan yang hampir memenuhi layar ponselnya.
"Entahlah, aku juga bingung tidak biasa aku seperti ini."
"Atau jangan-jangan karena merindukan aku.." goda Cika.
"Iya, karena aku sudah terbiasa selalu bersamamu." jawab Alex akhirnya berterus-terang.
"Maaf, aku tidak bisa tinggal bersama tuan terlalu sering takut ibu curiga, dan berfikir macam-macam." terang Cika.
"Lalu bagaimana dengan liburan kita nantinya?"
Entahlah, nanti aku pikirkan lagi alasan yang tepat, agar ibu bisa mengerti dan mengizinkanku pergi."
"Harusnya begitu, karena kamu juga milikku Cika." Alex sesudah memantapkan hatinya untuk menjadikan Cika pendamping hidup selamanya.
"Benarkah, berarti tuan Alexander Huang juga milikku." jawab Cika tertawa renyah.
***
"Ada apa Lisa, kamu menghubungiku?"
"Gawat Rambo, kak Alex mulai curiga padaku. kalau begini bisa-bisa usaha kita untuk memisahkan mereka bisa gagal total." ucap Lisa melalui sambungan telepon, dia mulai panik berjalan mondar-mandir tanpa arah.
"Lisa tenangkan dirimu, bersikaplah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. setelah semuanya aman terkendali, saat itulah kita kembali bertindak."
"Tidak bisa Rambo, lebih cepat lebih baik. karena aku sudah mempunyai rencana besar saat mereka berdua pergi liburan nanti. aku yakin setelah ini Cika akan pergi selamanya dari kehidupan kak Alex. hahaha! haha!" Lisa tertawa senang dengan rencana besar yang sudah dia susun sedemikian rupa.
"Rencana apa Lisa, apapun itu aku tidak ingin kamu membunuh Cika. cukup pisahkan saja mereka?" ucap Rambo kawathir, bagaimanapun juga dia masih memiliki hati dan perasaan.
"Kita lihat saja nantinya, Rambo."