NovelToon NovelToon
Istri Yang Kau Ceraikan

Istri Yang Kau Ceraikan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Aina syifa

Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.

Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.

Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Adnan

"Tante Monika itu sering marahin aku Ma. Tapi kalau aku bilang sama Papa, pasti Papa nggak akan percaya. Papa dan nenek, selalu menganggap Tante Monika baik. Padahal mah dia jahat. Apalagi sama aku."

Bu Suci dan Mila saling menatap saat mendengar penjelasan dari Aluna.

"Biasa Mila. Kalau ibu tiri ya seperti itu. Jarang ada ibu tiri yang baik. Paling ada juga cuma seribu satu."

Mila manggut-manggut mengerti.

"Mila, kalau kamu mau ajak Aluna tinggal di rumah ibu, ibu akan izinkan Mila. Jangan merasa tidak enak sama ibu. Karena ibu kan sudah bilang waktu itu kalau ibu sudah menganggap kamu itu anak kandung ibu sendiri. Dan ibu juga akan menganggap Aluna cucu ibu sendiri."

Mila tersenyum.

"Makasih ya Bu Suci, ibu sudah baik banget sama aku. Aku nggak tahu bagaimana caranya aku harus membalas semua kebaikan ibu."

"Iya Mil."

Mila sebenarnya merasa iba dengan anaknya. Sudah seharusnya dia mempertahankan Aluna untuk ikut dengannya. Namun Mila masih belum punya keberanian untuk melawan Adnan dan mengambil hak asuh Aluna dari tangan Adnan.

****

Siang ini Adnan sudah sampai di depan sekolah Aluna. Adnan menatap sekeliling, sekolah sudah tampak sepi.

"Lho, sudah sepi ternyata. Mungkin Aluna sudah pulang ke rumah. Dia kan sekarang naik sepeda sendiri," ucap Adnan.

Adnan turun dari mobilnya. Setelah itu dia pun masuk ke dalam sekolah Aluna untuk menanyakan Aluna pada gurunya.

Adnan menatap sebuah sepeda yang masih terparkir di parkiran sekolah.

"Itu seperti sepeda Aluna. Apa Aluna belum pulang," gumam Adnan.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita mendekat ke arah Adnan.

"Maaf Pak, mau cari siapa ya?" tanya wanita yang berprofesi sebagai guru itu.

"Saya mau cari anak saya. Namanya Aluna. Dia kelas tiga sekarang."

"Oh. Kalau Aluna yang kelas tiga itu sudah pulang dari awal Pak."

"Pulang? pulang sama siapa?"

"Kalau nggak salah, dia di jemput sama ibunya."

Adnan terkejut saat mendengar penuturan dari guru Aluna.

"Di jemput ibunya?"

"Iya."

Adnan diam dan tampak berfikir.

Apa iya itu Mila. Kalau Mila mau jemput Aluna, kenapa dia nggak bilang dulu sama aku. Kenapa dia main bawa Aluna pergi begitu saja. Benar-benar wanita menyebalkan kamu Mila.

Adnan mengepalkan tangannya geram. Tampaknya dia sudah mulai emosi. Dia marah pada Mila karena Mila tidak izin dulu saat membawa Aluna pergi.

"Kalau begitu, saya permisi dulu Pak," ucap wanita itu.

"Iya Bu."

Wanita itu kemudian pergi meninggalkan Adnan.

"Ah, sial. Kenapa Mila harus bawa Aluna segala sih. Apa dia mau cari masalah sama aku," geram Adnan

Adnan mengambil ponsel yang ada di saku bajunya. Setelah itu dia menekan nomer Mila.

Tut Tut Tut...

"Angkat dong Mil...! jangan macam-macam kamu sama aku Mil," ucap Adnan penuh emosi.

Sejak tadi Adnan menelpon Mila. Namun tampaknya Mila belum mengangkat panggilan dari Adnan.

Adnan yang merasa lelah, akhirnya kembali ke mobilnya dan meluncur pergi meninggalkan sekolah anaknya.

"Mila sialan. Bisa-bisanya dia membawa anakku pergi. Mau apa sebenarnya dia. Aku harus ke rumah Zaki sekarang. Aku harus jemput Aluna di sana," ucap Adnan.

Adnan kemudian mengendarai mobilnya sampai ke rumah Zaki. Sesampainya di depan rumah Zaki, Adnan turun dari mobilnya dan berjalan menuju ke gerbang utama rumah Zaki.

"Mila...! keluar kamu..! jangan sembunyikan Aluna dariku...!" teriak Adnan.

Dia berteriak-teriak di depan rumah orang tanpa rasa malu. Dia tidak perduli dengan orang-orang yang melihatnya.

"Percuma Pak, teriak-teriak di depan rumah, rumahnya aja sepi," ucap seorang ibu yang tiba-tiba saja sudah berdiri di dekat Adnan.

Adnan menoleh ke arah ibu itu dan menatapnya.

"Rumahnya sepi?"

"Iya Pak. Tidak ada orang di rumah ini. Bu Suci saja pergi dari tadi pagi dan belum pulang."

"Bu Suci, pergi sama Mila juga?"

"Iya Pak."

Adnan menghela nafas dalam. Menurutnya percuma juga dia teriak-teriak di depan rumah Bu Suci. Mila juga tidak akan mendengarnya, karena sekarang Mila juga sedang tidak ada di dalam rumah itu.

Dengan fikiran yang amat kacau, Adnan pun pergi meninggalkan rumah Bu Suci.

Selama ini Adnan memang sudah melarang Mila untuk dekat dengan Aluna. Sudah berbagai macam cara Adnan lakukan agar Aluna dan Mila tidak bisa bertemu.

Namun kali ini, Adnan kecolongan. Mila sudah lebih dulu membawa Aluna pergi. Baru kali ini, Mila mempunyai keberanian untuk mengajak Aluna pergi.

Padahal sebelumnya, Mila tidak berani mengajak Aluna pergi. Karena Mila tahu, Adnan pasti akan marah besar kalau dia tahu, Mila akan membawa Aluna pergi. Karena Adnan tidak mau, Mila merebut Aluna dari tangannya.

****

Malam telah larut. Waktu saat ini sudah menunjukkan jam sebelas malam. Zaki sudah sampai di depan rumahnya. Dia turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam rumahnya. Seperti biasa, setiap pulang malam, Zaki selalu membawa kunci cadangan. Jadi dia tidak perlu ketuk pintu saat masuk ke dalam rumah.

Zaki menghentikan langkahnya setelah dia sampai di ruang tengah. Dia terkejut saat melihat Mila dan Aluna tertidur di sofa, dengan posisi Aluna tidur di pangkuan Mila.

"Aluna ada di sini. Tumben banget Mila bawa Aluna ke sini. Tapi kenapa mereka tidur di ruang tengah."

Zaki menatap layar televisi yang masih menyala. Dia mengambil remot tivi dan mematikan tivi itu.

Zaki kemudian menghampiri Mila dan duduk di sisi Mila.

Zaki menepuk-nepuk pipi Mila untuk membangunkannya.

"Mila... Mila bangun..." ucap Zaki.

Beberapa saat kemudian, Mila mengerjapkan matanya. Dia terkejut saat melihat Zaki.

"Mas Zaki. Aku ketiduran di sini ya," ucap Mila sembari menegakkan tubuhnya kembali.

"Kamu kenapa tidur di sini?"

"Maaf Mas. Aku ketiduran tadi."

"Kamu bawa Aluna nginap di sini? kamu udah izin sama Adnan?" tanya Zaki.

Mila menggeleng.

"Kata ibu kamu, aku nggak perlu izin sama Mas Adnan. Karena Aluna itu anak kandung aku. Dan aku masih berhak atas dia."

"Apa Adnan nggak marah sama kamu?"

"Pasti marah lah Mas. Dia juga pasti nyariin Aluna. Dari tadi siang udah banyak panggilan masuk dari Mas Adnan. Tapi aku biarkan saja. Biarin aja dia marah. Aku kan cuma kasihan sama Aluna."

"Kasihan kenapa?'

"Aluna takut sama ibu tirinya."

Adnan mengernyitkan alisnya.

"Takut kenapa?"

"Katanya Monika pernah bentak-bentak Aluna dan marahin Aluna. Entah masalah apa."

"Ya udah. Aku akan bantu kamu gendong Aluna ke kamar ya."

Mila mengangguk dan tersenyum.

"Makasih banyak ya Mas."

"Iya Mil. Sama-sama."

Zaki kemudian lekas mengangkat tubuh kecil Aluna dan membawa Aluna sampai ke kamar Mila. Dia kemudian meletakkan tubuh kecil itu di atas ranjang Mila.

"Mila, aku ke luar dulu ya," pamit Zaki.

Mila hanya mengangguk. Sementara Zaki berjalan keluar. Sebelum sampai pintu, Mila memanggilnya.

"Tunggu Mas."

Zaki menoleh ke arah Mila.

"Iya Mil. Ada apa?"

"Kamu baru pulang kan?"

"Iya. Emang kenapa?"

"Kamu nggak nyuruh aku untuk buat minum?"

Zaki tersenyum.

"Nggak usah repot-repot Mil. Kamu istirahat aja. Kalau aku haus, aku bisa kok buat minum sendiri."

"Ya udah selamat istirahat ya Mas."

"Iya."

Zaki kemudian keluar meninggalkan kamar Mila. Dia kemudian melangkah menuju ke kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar, Zaki menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya.

Ring ring ring...

Ponsel yang ada di saku baju Zaki berbunyi. Zaki buru-buru mengambil ponselnya yang ada di saku bajunya.

Zaki terkejut saat melihat panggilan dari nomer Adnan.

"Mau ngapain sih lelaki ini nelpon aku. Dia pasti mau nanyain anaknya. Aku angkat nggak ya," Zaki tampak ragu untuk mengangkat panggilan dari Adnan. Karena menurutnya urusan Adnan dan Mila itu sangat tidak penting untuknya.

1
yuyunn 2706
Mila ngemis amat
yuyunn 2706
udah ditalak masih ngarep aja
yuyunn 2706
masa 10th nikah gak pnya uang sama sekali thor
Linda Sun
Luar biasa
norah selen
barengset banget ngga punya hati c bapa
norah selen
Mila minta tolong sama baik asih untuk ciri2 tangkap foto Adan sma monika
Sanatun Eka Ayu Aprilya
nikmat kan mon?
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
Sanatun Eka Ayu Aprilya
monika, tak kasih tau. sesuatu yg di ambil dgn cara tidak baik maka itu hny enak dn manis sesa'at setelahnya pahit bin getir..
Sanatun Eka Ayu Aprilya
ceritanya kadang express ya kak. zaki langsung tau orang tua milla. hem mungkin udh d tunjukin foto milla.. penikmat cerita positif thinking dehh..
Sanatun Eka Ayu Aprilya
kak autor. berarti zakinya buka jilbab lebar mila yah unt makein liontin kalung. kan mila d suruh tutup mata yg artinya kejutan. mila ny d buka jilbab nya diam aja kah?
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^
Hayati
🫰🫰🫰
Lela Lela
ya monika lh yg harus masak
Lela Lela
rasain kamu adnan
Nurul Pky
KLO masih ada monica mana mgkin Zaki mau bantu
Nurul Pky
orang kampung emang gitu rajin ibadah
Nurul Pky
mewek jadinya... terharu ku bacanya mantap
kurnia rahayu
Luar biasa
Rswt Slv
Biasa
reni oktavia
Kecewa
reni oktavia
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!