Yu Ming sebagai putra Kaisar Langit yang memilki kekuatan setingkat Dewa Agung, karena kesalahannya yang hampir merusak keseimbangan tiga alam. Dia akhirnya menjalani takdir terlahir kembali di alam manusia yang penuh penderitaan dan cobaan hidup.
Bagaimana kelanjutan kisah kehidupan Yu Ming dan orang orang yang menyayangi dan mencintainya, semua akan hadir dalam cerita LEGENDA PUTRA KAISAR LANGIT 2.
Silahkan para pembaca mengikutinya di sini.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MING2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERLATIH
Mendengar hal itu, Thian Cien Sen Ni langsung menenteng Yu Ming, yang terlihat seperti seekor anak kucing tak berdaya.
Kemudian dia melesat kearah halaman samping, di mana Si gendut terkapar pingsan tidak sadarkan diri.
Saat tiba di lokasi,Thian Cien Sen Ni membanting Yu Ming jatuh mendeprok di atas tanah.
Kemudian dia sendiri sambil menutupi hidung, dengan lengan bajunya.
Dia menggunakan ujung sepatunya, mencongkel tubuh si gendut hingga melayang ke udara.
Lalu dengan cepat, dia menendang beberapa titik di bagian punggung Si gendut.
"Dessss..!"
"Dessss..!"
"Dessss..!"
"Brukkkk..!"
Saat jatuh kembali dalam posisi tengkurap, si gendut segera sadarkan diri dari pingsan nya.
Begitu sadar Si gendut langsung memuntahkan semua kotoran, yang membuatnya tersedak dan kesulitan bernafas.
Thian Cien Sen Ni segera bergerak mundur menjauhi si gendut, yang sedang muntah muntah.
Semua murid wanita, baik bagian luar maupun dalam, telah hadir di sana menyaksikan kehebohan yang sedang berlangsung.
Mereka awalnya terlihat cemas dan tegang, saat melihat keadaan si gendut.
Tapi setelah melihat si gendut muntah muntah, dan kelihatan nya baik baik saja.
Mereka mulai menggunakan lengan bajunya, menutupi hidung dan mulut mereka.
Berusaha mengurangi bau tak sedap, sekaligus berusaha menahan tawa.
Karena diantara mereka, terutama murid murid bagian luar banyak di antara mereka, kurang suka dengan si gendut .
Karena tabiat si gendut yang suka menindas orang baru.
Kini melihat si gendut kena karma nya, dalam satu hari dipermalukan hingga dua kali, mereka di dalam hati diam diam pada menertawakan nya .
Si gendut begitu sadar sepenuhnya, dia segera merangkak kedepan Thian Cien Sen Ni , menangis tersedu-sedu di hadapan gurunya.
Dia bahkan tidak sanggup bercerita, hanya bisa menunjuk kearah Yu Ming.
Lalu dia kembali menangis pilu, di hadapan Guru nya.
Thian Cien Sen Ni mundur menjauh, sambil menutupi hidungnya, dia berkata dengan jijik.
"Fei Fei..sudah cepat ,..! kamu pergi mandi bersihkan diri..!"
"Makanya kalau ada waktu, rajin rajin berlatih..!"
"Jangan hanya perduli dengan makan saja..!"
"Dasar memalukan..!"
Si gendut akhir bangkit berdiri, sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya.
Dia sambil menangis, berlari menerobos orang orang, yang berkerumun di sana.
Orang orang pada menyingkir menjauh, memberinya jalan, agar tidak tertabrak oleh nya, yang sebadan badan bau kotoran hewan.
Thian Cien Sen Ni menatap tajam kearah Yu Ming, dia menunjuk kearah Yu Ming dan berkata dengan suara dingin,
"Aku tidak mau tahu alasan apapun atas kejadian barusan..tapi percayalah,sekali lagi, kamu berani berbuat onar..!"
"Kamu pasti akan menyesali nya...!"
Selesai berkata, Thian Cien Sen Ni mengibaskan tangannya, lalu membalikkan badannya berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Murid murid yang lain, segera mengikuti nya meninggalkan tempat tersebut tanpa berani bersuara.
Beberapa murid wanita junior, sebelum pergi dari sana.
Mereka pada melemparkan tatapan bersimpati pada Yu Ming.
Bahkan ada beberapa yang melemparkan senyum dan tanda jempol secara diam diam ke Yu Ming.
Yu Ming hanya menanggapinya dengan senyum masam.
Setelah mereka semua nya pergi, Yu Ming segera mengambil sapu, untuk membereskan sisa kekacauan, yang di tinggalkan oleh si gendut.
Yu Ming harus membersihkan dan mengembalikan kotoran pupuk kandang yang berceceran.
Juga mengambil tanah untuk menutupi bekas muntahan si gendut.
Sambil menunggu kotoran bekas muntah kering, Yu Ming pergi menyapu dedaunan kering ditempat lain.
Setelah pekerjaan menyapu dan memasukkan dedaunan kering ke kereta sampah selesai.
Yu Ming baru membereskan kotoran muntahan si gendut, yang sudah mengering, bercampur dengan tanah, dan pasir yang dia taburkan untuk mengubur nya tadi.
Meski jadi bertambah pekerjaan nya, dan jadi lebih repot.
Tapi Yu Ming cukup puas, bisa membalas perlakuan si gendut pada nya selama ini.
Tapi Yu Ming sadar, setelah ini dia harus berhati hati.
Tidak boleh lagi membuat keonaran, atau dia pasti akan menerima hukuman berat dari bibi guru nya.
Yu Ming sadar perjalanan hidupnya kedepannya tentu akan lebih sulit lagi.
Si gendut tidak bakal mau menyudahi begitu saja, semua kejadian memalukan yang di terima nya hari ini.
Si gendut pasti akan dengan segala cara berusaha mencari cari alasan untuk membalasnya.
Yu Ming menghela nafas panjang, di bagian akhir tugasnya. Setelah dia menyelesaikan pekerjaan nya, mengumpulkan sampah dedaunan, di seluruh halaman yang sudah dia bersihkan.
Kini tinggal membawa gerobak sampah ini, ke lereng gunung sana untuk di bakar.
Gerobak nya kini penuh dengan segala macam sampah.
Baik sampah daun maupun sampah di dapur, semua sudah di kumpul jadi satu di gerobak sampah.
Kini dia tinggal menjalankan bagian tugas yang paling di sukai nya.
Membuang sampah dan membakar sampah adalah bagian pekerjaan yang paling dia sukai.
Karena di sini dia bebas dari pengawasan, sambil menunggu sampah terbakar habis.
Dia bebas berlatih ilmu golok yang di ajarkan oleh gurunya.
Yu Ming yang punya cita cita mengalahkan Ji Lian Hua dalam pertarungan berikutnya.
Tidak sedikitpun dia pernah berhenti berlatih, bila ada waktu senggang.
Seperti saat ini, setelah menyalakan api membakar sampah.
Yu Ming langsung menyibukkan diri nya berlatih Ilmu Golok Naga Emas.
Angin berkesiur memenuhi sekitar tempat dia berlatih, beberapa pohon terlihat bertumbangan, saat terkena angin tebasan Ilmu goloknya.
Setelah menyelesaikan jurus terakhirnya jurus ke 15
"Tebasan Golok Naga Emas Unsur Petir.."
Jurus ini seyogyanya akan mengeluarkan kilat listrik, saat di mainkan menyambar kearah target.
Tapi berhubung Yu Ming permainan golok nya, hanya terisi tenaga luar.
Maka yang terjadi meski jurus itu pergerakan nya sangat sempurna.
Tapi efek sengatan listrik dan cahaya Kilat nya tidak keluar.
Hanya angin berkesiur kuat dan suara ledakan seperti Guntur bergemuruh, yang terlihat dalam permainan jurus tersebut.
"Blaaarrrr...!"
Blaaarrrr...!"
Blaaarrrr...!"
Blaaarrrr...!"
Muncul efek ledakan beruntun, saat jurus penutup tersebut dia lepaskan.
Sebuah parit kecil muncul di hadapan Yu Ming, sebagai efek dari jurus yang dia mainkan.
Hasil ini sebenarnya sudah sangat menakjubkan bagi orang awam yang melihatnya.
Tapi dia tetap terlihat kurang puas, dia menggelengkan kepalanya berulang kali.
Sesaat kemudian dia berdiri diam di sana dengan mata terpejam, mencoba membayangkan pertarungan diri nya melawan Ji Lian Hua dulu.
Yu Ming melakukan simulasi ulang di dalam pikirannya, Yu Ming terlihat sedang fokus sepenuhnya melakukan simulasi jurus jurus yang dia mainkan dan lawan mainkan.
Yu Ming berusaha mencari titik lemah pergerakan lawannya, dengan menganalisanya, menggunakan Ilmu Pengetahuan Pergerakan Ilmu Silat Semesta.
Perlahan lahan, Yu Ming mulai bergerak sama persis, mainkan jurus jurus nya, untuk menyambut serangan simulasi dari Ji Lian Hua
gunakan akal yang ada di otak kecilmu itu toooood
aish...otooood..otood
bukannya bbrp paragraf di atas sudah dijelaskan, kota an sudah dikuasai????
kok ditargetkan lagi
GUOBLOG nih otoodnya
knp ndk sekalian sama jenis batu pondasi arenanya juga????????
bagaimana dengan ketua sekte, kaisar dan para ahli lainnya???
mungkin, sekali bertarung menghabiskan 10 bab
terlalu LEBAY