Ariana seorang artis papan atas dan multitalenta, terpaksa harus mengakhiri karirnya karena skandal. Ia menghabiskan waktunya di rumah dengan membaca novel, salah satu novel kesukaannya berjudul "Love for Stella" dimana pemeran utamanya adalah Stella yang akan menikah dengan putra mahkota dan berakhir bahagia. Tapi tidak untuk Roselia si pemeran figuran yang mencuri perhatian Ariana, Roselia mendapatkan kebencian dari semua orang karena dia adalah putri seorang penjahat, dia memiliki akhir kematian mengenaskan ditangan putra mahkota.
"Oh tuhan, tolong Roselia! Jika aku jadi Roselia, aku akan menjadi kuat dan bertahan hidup! Aku tidak akan baik pada orang-orang yang menindasku!"
Malam itu Ariana mendapatkan kunjungan dari kekasihnya, mereka berdebat dan tak sengaja dia terjatuh dari balkon dan saat terbangun menjadi sosok Roselia, di dalam novel itu dan di perebutkan oleh empat orang pria tampan didalam novel itu.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Proses perbaikan PUEBI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Kau harus baik-baik saja bodoh!
...🍁🍁🍁...
Di sebuah kerajaan yang kini sudah banjir dengan darah. Terlihat banyak orang sedang bertarung mempertaruhkan nyawa mereka.
Asteorope dan seorang pria tampak sedang beradu pedang. "Dimana atasanmu, Lucas!" Ujar Asteorope pada pria yang dia seorang dengan pedangnya itu. "Apa dia kabur?" tuduhnya.
Pria bernama Lucas itu terlihat terluka karena serangan Asteorope. Padahal Asteorope tidak mengeluarkan banyak tenaganya untuk menghadapi bawahan Liam, kakak tirinya itu.
"Yang mulia putra mahkota, dia--"
"Aku disini adikku tercinta, apa kau mencariku?" tanya Liam sambil berjalan menghampiri Asteorope dengan membawa pedang ditangannya.
Liam adalah pangeran pertama alias putra mahkota yang akan segera naik tahta, tapi dia memiliki sifat jelek dan dia juga adalah seorang tirani yang kejam pada rakyatnya sendiri.
Hingga Asteorope membawa rakyat yang memberontak terhadap Liam untuk melawannya. Satu alasan Asteorope ingin menguasai tanya adalah karena As ingin mengakhiri kekejaman Liam juga balas dendam pada pria yang sudah membuat ibunya tiada.
"Aku pikir kau kabur," ucap Asteorope dengan senyum meremehkan pada kakaknya itu.
"Kabur? Aku? Bukankah itu kau? Kau yang kabur dariku karena kau takut padaku...hahaha..." Liam tertawa terbahak-bahak. Tatapannya begitu tajam pada Asteorope.
"Aku tidak kabur, kau lah yang akan kabur dariku!" Asteorope tersenyum menyeringai, dia pun menghampiri kakaknya dengan gerakan sigap.
Akhirnya, kedua pria kuat itu bertarung dengan sengit, disana juga prajurit mereka melakukan hal yang sama. Saling mempertaruhkan nyawa untuk memperebutkan tahta kerajaan Albarca.
Liam dan Asteorope dulu memiliki kekuatan yang sama, tapi sekarang entahlah siapa yang lebih kuat. Asteorope pernah kalah sekali dan dia pergi dari istana karena menjadi buronan oleh kakaknya sendiri. Kini dia kembali dengan kekuatan besar untuk mengambil alih tahta.
"Serahkan tahtamu, atau kau mati!" seru Asteorope sambil beradu pedang dengan Liam, matanya merah menyala. Peluh keringat membasahi wajahnya.
"Kenapa aku harus melakukan itu? Lebih baik kau saja yang pergi dan sembunyi layaknya tikus mati! Itu kan yang bisa kau lakukan?" tanya Liam seraya tersenyum menyeringai.
"Kurang AJAR! Tidak akan pernah aku biarkan tahta Raja jatuh ke tanganmu, negeri ini akan menjadi hancur karena dirimu!"
"Tau apa kau soal negeriku? Kau hanya pangeran dengan status anak HARAM yang lahir dari darah rendahan."
Asteorope kembali menyeringai. "Kakakku tersayang, apa kau lupa? Didalam darah rendahan ini, mengalir darah Raja juga? Menghinaku sama dengan kau menghina ayah kita!"
"Aku tidak peduli, aku senang tua Bangka itu mati dan tidak ada yang membela dirimu lagi!" Liam tertawa terbahak-bahak, dia senang ayahnya tiada.
Selama ini ayahnya selalu lebih menyayangi Asteorope dan ibunya ketimbang dirinya dan ibunya Ratu yang sah. Masih terngiang di kepalanya, ucapan sang raja yang mengatakan padanya bahwa Asteorope lebih cocok menjadi Raja dibandingkan Liam yang tidak bertanggungjawab.
Liam memang tidak bertanggung jawab karena dia memiliki sifat yang cenderung hura-hura. Dia juga memiliki banyak wanita disampingnya. Maka dari itu sang raja tidak setuju dia menjadi raja. Kemarahan Liam pada ayahnya yang dirasa pilih kasih, membuat Liam melakukan tindakan nekat dengan membunuh sang raja.
Setelah itu dia mencoba membunuh Asteorope dan menguasai kerajaan Albarca. Menjadi seorang pemimpin yang menghabiskan banyak uang negara, mempersunting wanita-wanita cantik di sekitarnya dan menaikkan pajak yang tinggi, tentunya merugikan rakyat.
Akhirnya negeri itu menjadi tidak sejahtera, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Begitulah saat Liam memerintah selama 2 bulan setalah ayahnya meninggal, walau dia belum resmi diangkat menjadi seorang raja.
Belum lagi Liam membuat permusuhan antara dua kerajaan besar, Gamarcus dan Albarca yang sebelumnya bersahabat. Maka dari itu, saat Asteorope pergi ke negeri Gamarcus, dia sangat kesulitan.
🗡️🗡️⚔️⚔️
Pertarungan sengit masih terjadi antara Liam dan Asteorope, belum terlihat hilal yang jelas diantara mereka. Siapa yang menang dan kalah, keduanya sama-sama kuat.
Hingga sampai Liam mulai lelah, dia mengakui kemampuan Asteorope yang semakin lebih darinya. Mungkin selama dua bulan menghilang dari istana Albarca, Asteorope telah berlatih banyak.
"Kau mau menyerahkan tahta...atau ku akhiri hidupmu disini?!"
Liam tersenyum menyeringai, sambil memegang dadanya yang terkena sabetan pedang milik Asteorope. Pria itu kembali berdiri dengan tergopoh-gopoh karena luka luka ditubuhnya.
"Kau sudah mulai tua kakak, lebih baik kau serahkan tahta raja padaku! Akan ku makmurkan negeri ini dan aku bebaskan dari kekejamanmu!" teriak Asteorope dengan tegas, dia mengacungkan pedang di leher Liam.
Liam melihat ke belakang Asteorope, dia melihat Lucas bersiap menikamnya dari belakang. "Oh adikku tersayang, bukankah kita bisa menyelesaikan masalah ini baik-baik secara kekeluargaan? Tidak usah ada pertumpahan darah seperti ini," ucap Liam sambil tersenyum, ekor matanya mengisyaratkan sesuatu pada Lucas. Lucas hanya menganggukkan kepala.
"Tidak akan ada pertumpahan darah bila kau--"
Jleb!
Sebuah belati kecil menancap di punggung Asteorope dan membuat pria itu terkejut. Tubuhnya jatuh terduduk. "Kalian...curang..." Kedua mata Asteorope menatap tajam pada kakaknya dan Lucas.
"Hahahaha....lihatlah adikku, meskipun kau membawa pasukan sebanyak ini untuk menyerangku, KAU tidak akan bisa menyerang diriku! Apa kau paham itu adikku?" Liam melihat mulut Asteorope berdarah, belati itu bukan belati biasa melainkan belati yang telah di berikan racun mematikan.
"Yang mulia pangeran!" teriak Peter dan beberapa pengikutnya panik melihat Asteorope terluka dengan mulut yang mengeluarkan darah.
Tidak, aku tidak boleh mati...kalau aku mati, Roselia juga akan---
Lucas, Liam dan beberapa orang-orang menertawakan ketidakberdayaan Asteorope. Mereka mengejek pria itu habis-habisan.
⛪⛪
Negeri Gamarcus, kamar Roselia.
Roselia terlihat kesakitan merasakan gelang giok itu seperti terbakar. "Auw..."
"Nona! Apa anda baik-baik saja?" tanya Doris panik mendengar Roselia merintih kesakitan.
"As...apa kau baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu padamu?" gumam Roselia sambil melihat gelangnya yang sekejap menyala merah dan hijau. Tangan Roselia kepanasan karenanya.
Gelang itu menandakan bahaya jika berwarna merah dan seperti terbakar, Roselia alias Ariana sudah pernah membaca dalam novelnya.
"Kenapa nona membicarakan tuan As? Ada apa nona?" tanya Doris cemas pada Roselia.
"Kau...kau pasti berhasil, kau pasti bisa meraih tahtamu! Seperti dalam novel yang ku baca, kau pasti bisa As!" Roselia bergumam sendiri pada gelang itu. Seolah menyemangati Asteorope.
Apa yang nona katakan? Mengapa dia salah mengatakan novel dan mengatakan hal yang aneh?
Doris mengerutkan keningnya saat melihat Roselia yang aneh dan selalu membicarakan novel.
"Astaga nona...tangan nona terbakar!" Doris panik melihat pergelangan tangan Roselia yang melepuh.
"Doris...ambil air dingin kemari! Cepat!" titahnya pada Doris.
Gadis itu langsung menganggukkan kepala dan keluar dari kamar Roselia untuk mengambil air dingin. Sementara itu Roselia merasa tegang, dia merasa sesuatu yang buruk sedang terjadi pada Asteorope.
"As...kumohon, kau harus selamat...kau harus selamat...kalau kau tidak selamat, bagaimana denganku? Kau tau kan kita terhubung dengan gelang ini! Dasar bodoh, As bodoh!" gerutu Roselia sambil merutuki Asteorope yang sedang berperang disana. Namun didalam hatinya dia mendoakan agar pria itu baik-baik saja.
Kau harus baik-baik saja bodoh! Kau harus baik-baik saja!. Roselia memegang dadanya, gelang itu masih menyala dan membuat tangannya melepuh.
****
Asteorope berhasil bangkit, tiba-tiba saja tubuhnya yang tadi lemah kini mengeluarkan kekuatan luar biasa dahsyat. Tubuhnya mengeluarkan cahaya, bersamaan dengan pedang yang dipegangnya juga.
Angin berhembus disekitarnya, menerbangkan beberapa barang disana. Lautan darah itu mungkin sekarang akan berakhir.
"Kau...kau... bagaimana bisa?" Liam terperangah melihat Asteorope yang terlihat kuat bahkan lukanya pun sembuh.
Bagaimana bisa dia mempunya kekuatan seperti ini? Apakah si tua Bangka itu menyerahkan kekuatannya pada anak haram ini sebelum dia mati?
"Kenapa kakak? Kau takut?" Asteorope tersenyum menyeringai, lalu dia menyerang Liam dengan pedang itu.
"Kyakkk!!!!"
...*****...