Imelda : "Aku wanita kotor, aku tidak tau apa itu bahagia. sejak kecil aku sudah kehilangan ayahku dan ibuku menikah lagi. Di umurku yang baru menginjak remaja 13 tahun aku di perkosa oleh ayah tiriku tetapi bahkan ibuku tidak membelaku, dia malah lebih percaya pada suaminya yang menuduhku menggodanya"
Stefano Aelisius Hastanta : Anak ke 3 dari keluarga Hastanta yang kaya raya tetapi dia rela menjadi seorang menajer cafe demi dekat dengan wanita yang dia cintai, Imelda. Dia tidak peduli masalalu gadis itu karena dia mencintainya, dengan berbekal motor biasa dan tinggal di rumah kontrakan kecil dia berusaha mendekati Imelda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CibulXie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Fano dan Imel sedang ada di butik ditemani oleh Lusia dan mereka sedang memilih gaun pengantinnya Imel. Fano tidak ingin gaun yang seksi agar Imel tidak di tatap oleh mata-mata liar dari pria yang datang bertamu nantinya.
Lusia memilihkan 2 gaun untuk Imel, pagi harinya dia akan memakai gaun yang lebih sederhana untuk upacara pernikahannya, dengan gaun berbentuk A-line yang megah dengan tudung kepalanya panjang menjuntai hingga terlihat mewah. Malamnya di pesta resepsi Imel akan memakai gaun yang bermodel ballgown yang mewah dengan off-shoulder neckline, membuatnya tampak cantik dan anggun.
Fano sampai terpesona dan tidak bisa berkata-kata lagi melihat kecantikan yang semakin terpancar dari calon istrinya, sampai Lusia menepuk pundaknya beberapa kali baru Fano sadar kembali dan tersenyum malu.
"Jangan sampai bengong gitu Fano, mami tau Imel sangat cantik bahkan bertambah cantik."
"Iya mami, kenapa dia bisa secantik itu.. bisakah kita percepat aja acaranya?"
Lusia menggelengkapan kepalanya melihat Fano yang sudah sangat tidak sabar, "Sabarlah.. tinggal 3 minggu kok, Dami baru nikah seminggu dan kamu mau ngejer target, Tatiana juga mungkin 2 bulan lagi tuh nikahnya." Ujar Lusia yang sudah pusing memikirkan bagaimana jika semua menantu dan anaknya hamil dalam tahun yang sama juga.
Pernikahan Fano dan Imelda sudah tersebar luas di perusahaan dan akan menjadi hari patah hati bagi seluruh karyawan. Pria dan wanita yang sangat mengagumi keduanya kini bersedih harus merelakan pasangan impian mereka. Bahkan sampai wartawan juga sudah mengejar mereka berdua agar bisa mewawancarai pasangan viral yang super tampan dan cantik itu.
Pernikahan Imel juga terdengar oleh ibunya Yulia di kota B, dia tak menyangka kalau putri yang telah dia ungsikan dulu karena menggoda suami barunya kini akan menikah dengan salah satu keluarga terkaya, begitu juga dengan Tessa dan Tya yang sangat terkejut. Mereka bahkan menunggu dengan antusias undangan yang akan mereka terima.
"Sayang.. kita menemuii ibumu mau ga?" Tanya Fano dengan nada ragu, karena Imel selama ini tidak pernah membicarakan tentang ibu atau keluarganya, bahkan punya adik saja dia tidak tau. Fano telah menyelidiki Yulia, karena bagaimanapun dia adalah ibu kandung Imel.
"Hm.. "
"Apa kamu ga rindu sama bunda mu?"
"Rindu tapi... aku takut nanti ketemu sama.."
Imel langsung menangis dia terisak sedih dan memeluk Fano dan terus saja menangis, Fano mengelus lembut pungunggnya dan membiarkan Imel menumpahkan kesedihannya, bahkan Imel tidak pernah ke makam ayahnya sejak di titipkan ke keluarga Om Tian.
Tentu Imel sangat merindukan ibunya tapi rasa takutnya lebih lebih besar dari pada rasa rindunya. Fano sebenarnya juga sudah menghubungi Yulia tadi pagi dan akan berusaha membujuk Imel untuk pulang dan mengunjunginya, bagaimanapun Yulia adalah ibu Imel dan dia bahkan belum pernah minta izin ke keluarga Imel sama sekali.
"Jangan takut sayang.. Bundamu sudah cerai sama suaminya." Ucap Fano dan Imel langsung melepaskan pelukannya dan menatap Fano dengan bingung.
"Iya, mereka bercerai sejak 5 tahun lalu karena si brengsek itu selingkuh dan menghamburkan hasil perkebunan ayahmu dan hampir bangkrut, untungnya bundamu bisa menyelamatkan perkebunan." Jelas Fano.
Imel menghela napasnya dengan berat karena dia dulu sudah menyangkanya kalau si brengsek itu akan berbuat ulah tapi dia tidak berdaya.
"mau ya..? kita besok berangkat? Aku juga belum pernah melihat ayahmu, bahkan fotonya saja kamu tidak punya kan?"
"Iya besok kita berangkat." Ujar Imel pelan.
"Dan kamu punya adik tiri, umurnya 6 tahun namanya Julian."
"Oh ya.. aku punya adik..?"
"Iya makanya kita harus kesana besok. Sekarang jangan sedih dan calon pengantinku gak boleh menangis lagi."
Ucap Fano dan Imel menyerbunya dengan pelukan hangat.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Imel dan Fano sudah sampai di depan rumah masa kecilnya, Imel menatap nanar pada rumah itu yang tidak banyak berubah hanya cat putih usang dulu sudah diganti dengan cat putih cerah. Sekarang ada ayunan baru yang dulunya hanya ayunan biasa yang diikatkan ke pohon dan ada sepeda kecil berwarna biru di depan pintu yang menghalangi jalan masuk mereka ke dalam rumah.
"Imel.. Imelda..." Lirih Yulia begitu keluar dari dapur dan melihat putrinya ada di depan pintu. Fano menggeser sepeda kecil itu agar Imel dapat masuk, Yulia berlari dan menyambut Imel dengan airmata yang sudah tidak bisa dia bendung lagi.
"Maafku bunda Imel... bunda salah, maaf.." Yulia terus meminta maaf dan memeluk Imelda yang juga sudah menangis dan dia begitu rindu dengan pelukan ini.
Yulia terus menatap wajah Imel dan sesekali mengelusnya, dia begitu rindu dengan anak gadisnya yang telah dia usir dulu.
"Bunda salah.. harusnya bunda mendengarkanmu Imel, si brengsek itu sudah bunda usir, jangan takut lagi ya.." Yulia mengelus kepala Imel yang masih menangis, tapi isak tangisnya berhenti begitu melihat seorang anak kecil mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka, kamar itu kamarnya dulu.
"Sini Julian.. ada kakak Imel." Panggil Yulia dan anak itu berlari menghampiri mereka dan bersembunyi di belakang Yulia karena malu. Julian sangat mirip dengan Yulia, Imel bersyukur adiknya tidak tampak seperti pria brengsek itu.
"Ini kenapa bunda?" Tanya Imel melihat ada luka yang lumayan dalam di lengan kiri Julian yang kini sudah ada dipangkuannya.
"Itu.. perbuatan ayahnya." Lirih Yulia dan Imel terkejut mendengarnya.
"Dia tega menyulut rokok ke tangan Julian hanya karena Julian menumpahkan kopinya, sampai kepalanya juga luka dan harus dijahit." Sambung Yulia lagi dan Imel sungguh benci mendengarnya.
Setelah mereka ngobrol dan melepaskan rindunya, Imel mengajak Fano untuk ke tempat pemakanan ayahnya yang tidak jauh dari sana.
"Kita naik motor aja ya.. sekalian mau jalan-jalan." Ujar Imel dan tentu saja Fano akan mengabulkan segala keinginannya.
Fano juga penasaran bagaimana lingkungan masa kecil Imel dan akan mengikutinya seharian ini. Setelah berkungjung ke makan ayahnya dan menagis lama disana, Imel mengajak Fano untuk makan siang di tempat favoritnya dulu, soto kampung yang harganya dulu cuma 7ribu dan sekarang juga masih murah dengan 10ribu mereka bisa makan semangkuk soto panas dan kenyang.
Setelah itu Imel membawa Fano ke perkebunan ayahnya dan melihat-lihat disana. Banyak pekerja yang senang melihat gadis secantik Imel ada disana, Imel tidak takut lagi karena ada Fano di sampingnya dan tidak ada yang berani menggodanya sekarang, dia selalu merangkul lengan Fano kemanapun dia berjalan.
"Wah lumayan besar juga kebun tehnya.. apa dulu ayah yang mengurusnya?" Tanya Fano dan Imel mengangguk "Iya dulu ayah sama om Deon yang urus."
"Nanti setelah kita nikah aku akan kemari lagi, lihat apa yang bisa kita kembangkan agar kebun ini jadi lebih maju, rasanya sayang jika hanya menggunakan seadanya, seharusnya ini bisa lebih di kembangkan lagi." Ujar Fano dan Imel hanya menurut. Dia tau otak bisnis Fano sudah jalan kemana-mana.
Setelah puas jalan-jalan mereka kembali saat sore dan Yulia telah menyiapkan makan malam dibantu pelayan baru dirumahnya. Setelah makan Imel dan Fano pamit kembali ke kota dan Yulia akan menyusul 3 hari sebelum acara karena ada beberapa hal juga yang harus dia urus.
Imel juga memutuskan mengundang keluarga lainnya agar masih menjalin hubungan dengan keluarga dari pihak ayahnya.
"Kamu terlihat bahagia.. wajahmu kelihatan cerah dan cantik bahkan semakin cantik sayangku." Ucap Fano sambil menyetir.
"Jangan gombal, nyetir aja yang benar." Ujar Imel dan Fano tertawa, Imel sudah berani bahkan dia menyandarkan kepalanya dipundak Fano dan tertidur disana.
TBC~
THE BEST ON YOU THOR...🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
TU BISMA AYAH GOBLOK INGIN MAIN2 DGN KLUARGA HASTANTA..
DIBANDINGKN HAZEL SI JANDA ANAK 2, SIAPAKH YG PLING CANTIK, IMELDA ATAU HAZEL..
DLM KISAH INI BRRTI MORGAN SDH MULAI BANTU HAZEL LEPAS DARI NICHO...
MANUSIA ANJING LAKNAT TU INDRA.... MMPUSIN AZA...