Kehancuran bagi seorang perempuan yang selalu menjaga kesuciannya, apabila mereka dinodai oleh seorang laki laki secara paksa.
Seorang gadis yang hidup sebatang kara adalah gadis malang yang berusaha untuk hidup hanya demi membuktikan kepada almarhum kedua orangtuanya jika dia bisa sukses.
Tapi suatu ketika, saat dia pergi untuk melamar pekerjaan tapi sayang sekali, hanya karyawan OB yang masih kurang dan Gadis tersebutpun tidak menolaknya.
Soreh hari dimana karyawan sudah pulang, Gadis tersebut masih setia disana, membersihkan satu per satu ruangan, tapi dia memasuki ruangan yang tidak ia ketahui bahwa itu adalah kamar CIO.
Gadis malang tersebut membaringkan badannya di kasur empuk tersebut hingga dia tak sengaja tertidur.
Seseorang masuk dengan keadaan mabuk berat, dia dengan nafsunya melihat wanita yang sedang tidur di tempat tidurnya, dengan mata yang sudah dipenuhi nafsu dan amarah dia memperkosa gadis tersebut dalam keadaan tidak stabil.
"Dasar pria brengsek,!" teriak gadis malang tersebut.
"Aku minta maaf, aku sungguh tidak sengaja," jawab laki-laki tersebut.
"Aku dalam keadaan mabuk berat tadi malam," lanjut pria tersebut.
apakah kisah mereka seperti apa, jika anda penasaran langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thalib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diciduk
Mereka sudah sampai ke depan rumah kontrakan Aila, dengan cepat Aila keluar dan menutup pintu dengan cukup keras.
"MAKASIH...! ucap Aila dengan suara ditekan.
"Kamu kan calon istri ku jadi santai saja," jawab Ayyan dengan pedenya dan ikut keluar mobil.
Ayyan lebih dulu melangkah ke pintu membuat Aila membulatkan matanya, dengan segera dia mengejarnya dan menahan Ayyan.
"Kenapa kamu mau masuk ke rumah orang sembarangan,?" tanya Aila.
"Hutang naik dua ratus milyar," ucap Ayyan membuat Aila kembali membulatkan matanya.
"Apa kamu lupa dengan janji mu, kalau kamu akan patuh padaku,?" tanya Ayyan.
"Aku tidak berjanji, kamu saja yang ke GR-an," ucap Aila membuat Ayyan sedikit demi sedikit melangkah ke arah Aila.
Aila tanpa rasa takut lagi menatap nya ke atas karena tinggi badannya beda jauh dengan tinggi badan Ayyan.
"Apa kamu sudah berani,?" tanya Ayyan.
"Memangnya aku pernah takut dan asal kamu tau aku.....," ucapan Aila terpotong oleh Ayyan yang langsung mencium bibir Aila.
Pintu terbuka dan terlihat Mami Karla dan Naya yang membukanya, mereka kaget bukan main dan kembali menutup pintu.
"Lanjutkan, kami tidak melihatnya kok, kan Nay," ucap Maminya panik.
"e..eh i..iya," ucap Naya gugup karena abru pertama kali melihat adegan seperti itu secara langsung di depan mata kepalanya sendiri.
Seketika Ayyan langsung melepaskan dan pura pura menoleh ke arah lain dengan wajah seperti tidak ada apa-apa yang terjadi, hanya Aila yang wajahnya sudah memerah sangat malu, di ciduk dalam keadaan seperti itu.
Saat pintu kembali tertutup Aila langsung mencubit pinggang Ayyan dengan sangat kesal membuat Ayyan menjerit kesakitan.
"Ahhg, sakit," pekik Ayyan.
"ihh.......! kamu ngeselin, aku ingin sekali membunuhmu," ucap Aila sangat kesal menghentak-hentakkan kakinya di lantai.
"Lucu," gumam Ayyan tersenyum melihat tingkah wanita di depannya.
"Apa yang kamu bilang barusan,?" tanya Aila membuat Ayyan tersadar dan menghiraukannya, Ayyan langsung membuka pintu dan melihat si kembar yang sedang asik menunggang di belakang Papinya.
"Daddy, lihat kami naik kuda," ucap Zean sangat senang.
Aila masuk dan kaget melihat putranya yang duduk di punggung Papi Andhra dengan segera dia memarahi anaknya.
"Astaga, Zean, Dean gak sopan seperti itu, turun, kasihan om nya," ucap Aila tegas membuat mereka berdua cemberut seketika.
"Hahaha santai saja nak, papi sangat senang bisa bermain seperti ini, sudah lama gak melakukan hal seperti ini semenjak Ayyan sudah besar." ucap Pak Andhra.
"Tapi om, mereka sudah besar," ucap Aila sangat tidak enak hati.
"Biarkan lah mereka main bersama ku," ucap Pak Andhra.
Aila menoleh ke arah Mami Karla dan Naya yang diam saling mencolek-colek satu sama lain, entah apa yang mereka bisikan, wajah mereka pura pura menatap kemana-mana.
"Mami mau siapkan makanan dulu, tadi kami beli bahan masakan Aila," ucap Mami Karla langsung berdiri dan pergi.
"hehe Naya kayaknya mau bantu Mami dulu," ucap Naya cengengesan membuat Aila sangat malu, pasti mereka berdua masih mengingat hal tadi.
Aila dengan kesal menatap Ayyan yang hanya menaikkan alisnya sebelah membuat nya langsung pergi ke kamar dengan kesal.
"Daddy, ayo main," ucap Zean dengan semangat.
"Main apa nih,?" tanya Ayyan dengan sedikit bersemangat.
"Cini naik, kata kakek, Kakek cangat kuat, jadi Daddy masih bica naik," ucap Dean membuat Pak Andhra membulatkan matanya, kecuali Ayyan yang malah tertawa.
"Daddy tidak bisa naik, nanti tulang Kakek kalian patah hahaha," ucap Ayyan memberikan mereka yang tidak mengerti menghiraukannya dan lanjut bermain.
