Kisah yang indah bagai di negeri dongeng. pernikahan yang megah dan mewah, suami yang tampan dan kaya raya, serta mau menerima ia apa adanya, benar-benar di rasakan Kim Hyuri di kehidupan nyata.
Suaminya, Dominic Kiehl benar-benar mencintainya. sehingga apapun yang Yuri mau, dengan mudah ia dapat kan.
Namun, di setiap pernikahan pasti akan ada badai yang mendera. tuduhan palsu, fitnah keji, hingga goyahnya kepercayaan.
Akankah semua keindahan dan kebahagiaan ini bertahan??..., atau cukup sampai disini dan saling merelakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Tsania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan ingat mimpi kelam itu, cukup ingat aku
Malam itu, setelah banyak mengobrol, tukar pikiran, saling curhat diselingi tangis dan tawa akhirnya, mereka tertidur pulas. menghantarkan mereka pada mimpi masing-masing.
Hyuri berlari. ia berusaha bersembunyi dari kejaran seseorang di tengah bayang gelap itu. ia terus berlari dan berlari, mencari jalan. nafasnya memburu dan terengah-engah. di saat sampai di persimpangan, untuk sesaat ia nampak bingung harus memilih jalan kanan atau kiri. akhirnya, ia memilih jalan kanan. namun, sebuah tangan besar berhasil meraih tubuh dan membekap mulutnya, sebelum Hyuri berteriak dan menjauh.
Ia berteriak dan bangun dari tidurnya. hahh, untungnya hanya mimpi.
Hyuri melihat Momo. syukurlah, sahabatnya tidak terusik dengan teriakannya. gadis itu, nampak terlelap dalam tidurnya. perasaannya begitu lega. ia mengambil air putih di meja dan meminumnya, untuk menenangkan diri.
Setelahnya, Hyuri merebahkan tubuhnya dan menarik selimut. ia mencoba untuk tertidur lagi, namun tidak bisa. jadi, ia memutuskan untuk mengambil ponselnya dan bermain dengan ponsel itu.
"Kamu, online?.", sebuah pesan masuk dalam ponselnya..yang langsung di baca Hyuri.
"Kenapa tidak tidur?!. ini sudah hampir pagi.", ya, ini sudah hampir jam tiga dinihari. dan Biexiu, melihat status Hyuri, online. itu sebabnya, ia mengirim pesan pada gadis pujaannya.
"Aku terbangun karena mimpi buruk.", balasnya. tanpa berlama-lama lagi, Biexiu segera melakukan panggilan video. Hyuri pun, segera mengangkatnya.
"Mimpi apa?!. ayo, cerita.", ujarnya, saat mereka sudah saling tatap muka, lewat layar ponsel. gadis itu, hanya menggeleng.
"Akhir-akhir ini, aku selalu mimpi buruk.", jawabnya.
"Coba, pindah ke sofa. aku, akan menemanimu sampai kau terlelap lagi.", perintahnya. Hyuri, menatap Momo sekilas. benar, kalau ia terus disini Momo akan terganggu tidurnya. ia pun mengikuti perintah Biexiu untuk beralih ke sofa.
Gadis itu mengambil bantal dan selimutnya, lalu beranjak dan berjalan ke sofa.
"Sudah enak posisinya?.", tanya Biexiu, saat melihat Hyuri sudah merebahkan tubuhnya. Hyuri, mengangguk.
"Mimpi buruknya, jangan di ingat-ingat ya?!.",
"Cukup ingat, aku saja.", ujarnya. Hyuri tersenyum tipis.
"Mm, maaf. hari ini tidak menghubungi mu.",
"Ada banyak pekerja yang harus di selesaikan sebelum aku kembali.", ujarnya. Hyuri mengangguk.
"Ngga apa-apa.", jawabnya. Biexiu diam menatap Hyuri.
"Kenapa?.", tanya Hyuri. pria itu nampak menggeleng.
"Aku hanya ingin segera bertemu denganmu.", jawabnya.
"Kalau begitu, segeralah kembali.", ujarnya. Biexiu tersenyum.
"Aku baru bisa terbang, besok.", ujarnya.
"Jadi, kau tidak akan datang saat pemberkatan?!.", tanya Hyuri.
"Aku akan usahakan. tapi, yang jelas saat resepsi aku sudah berada di sana.", jawabnya.
Entah mengapa, hati Hyuri merasa sedikit kecewa. mereka sudah dua hari tidak bertemu. Hyuri benar-benar merasakan kesepian, walaupun banyak orang di sekitarnya. mood nya juga naik turun, dan tiba-tiba merasa melow sendiri.
"Hei. are you oke?!.", tanya Biexiu, menyadarkan Hyuri yang termenung dengan pikirannya sendiri.
"Tidak bisakah di percepat.", spontan bibirnya berucap demikian. matanya terlihat nanar, membuat Biexiu yang menatapnya dari layar kaca menyadari ada sesuatu yang membuat Hyuri tidak nyaman.
"Aku akan segera kembali.", ujarnya, mantap. ia sendiri juga merindukan gadisnya yang selalu membuat dirinya bersemangat. Hyuri diam, ia tidak juga menunjukkan raut wajah senang, mendengar Biexiu berucap demikian.
"Sekarang, ayo tidur dan istirahat.",
"Begitu bangun, kau akan melihatku disana.", ujarnya. Hyuri tersenyum ragu.
Bukankah laki-laki semuanya sama?!. mereka suka sekali berjanji.
......................
Biexiu baru mematikan ponselnya saat ia benar-benar sudah melihat Hyuri tertidur.
Ahh, andai saja gadis itu tahu. ia pun tersiksa berpisah selama dua hari ini dengannya. apalagi, Hyuri mengatakan bahwa gadis pujaannya itu juga merindukan dirinya. rasanya, ingin segera terbang kembali dan mendengarnya langsung dari bibir cherry milik Hyuri itu.
Huft, ia merasa gemas setiap kali berbicara dengan Hyuri. baik secara langsung, panggilan video atau panggilan telepon. bibir tipis itu, selalu membayang dipikirannya. rasanya ingin menggigit bibir kecil itu dan **********, saat waktunya tiba.
"Tok...",
"Tok...", pintu hotel di ketuk seseorang. Momo, yang baru saja selesai membersihkan diri, segera membuka pintu kamar, sementara Hyuri berganti masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Nampak MUA datang bersama asistennya dan berbarengan dengan beberapa bridesmaids yang lain. Momo segera mempersilahkan mereka untuk masuk.
Momo sudah duduk di meja rias dengan MUA pilihannya. sementara yang lain pun nampak sedang di rias oleh asisten MUA.
Tidak lupa, pelayan hotel datang dan membawakan sarapan untuk mereka. bagi yang masih menunggu giliran untuk makeup, mereka di persilahkan untuk menikmati sarapan lebih dulu.
Hyuri keluar dari kamar mandi. ia dengan ramah menyapa para bridesmaids. apalagi, ada beberapa karyawan cafe juga yang menjadi bridesmaids hari ini.
Ia lalu, beralih ke ranjang dan duduk disana untuk menunggu giliran sembari memainkan ponselnya yang baru saja di cas Momo, tadi.
"Jangan terus bermain ponsel.",
"Makan dulu!.", ujar Momo, yang melihat sahabatnya dari kaca rias nya.
"Mm.", jawab Hyuri di sertai anggukan. tapi matanya, tetap tertuju pada layar hpnya.
"Ting.", satu notif pesan masuk. Biexiu mengiriminya foto jalanan yang macet.
"Sabar, ya?!.",
"Jalanan macet pagi ini.", sambungnya, setelah mengirim foto. Hyuri, melihat foto itu. daerah yang tidak ia kenali, itu artinya Biexiu masih di negara asalnya kah?!.
Entah mengapa setelah melihat foto itu, moodnya kembali turun. ia bahkan diam-diam menangis dan segera mengusap air matanya sebelum jatuh karena, sadar ada banyak orang di kamar ini.
"Yuri, kau baik-baik saja?!.", tanya Momo. dia paling peka dan paling tahu bagaimana sahabatnya ini. Hyuri mengangguk tanpa melihat Momo. sementara Momo, hanya termangu di depan kaca karena, masih harus di rias.
Hampir semua pengiring pengantin selesai di makeup untuk acara pemberkatan pagi ini. kini, Hyuri pun juga sedang di rias, untuk menambah cantik penampilannya.
Sampai waktunya tiba, Biexiu juga belum terlihat di antara para groomsmen. sementara, kini mereka telah berada di gereja.
Semua tamu dan anggota keluarga nampak berkumpul, untuk mendengarkan sumpah janji setia antara Jake dan Momo.
Nampak gadis cantik itu, di tuntun sang ayah menuju altar dimana Jake sudah menunggunya untuk menerima uluran tangan Momo. gugup?!, jangan di tanya lagi. tapi, yang pasti inilah saat yang di nanti-nanti.
Mereka saling bertatapan sekilas, sebelum mendengarkan khutbah dengan seksama. barulah dilakukan pemberkatan.
Kedua mempelai nampak menjawab semua pertanyaan pastur dengan lugas, dan menyatakan kesiapan dan kesediaan mereka untuk saling berbagi, menemani, dan menjaga di kala susah-senang, dikala sehat - sakit dan di kala kaya maupun miskin.
"Saya bersedia.", jawab Jake dengan lantang.
"Saya bersedia.", jawab Momo, lugas. saat pendeta memberikan pertanyaan yang sama pada mereka.
"Sekarang, kalian sah dan resmi menjadi suami istri.", ujar pendeta, yang di sambut dengan tepuk tangan para tamu.
Ini saatnya Hyuri datang sebagai pengantar cincin Momo untuk suaminya. harusnya, ada Biexiu disini. dia bertugas membawa cincin Jake untuk Momo. tapi, entahlah sedari tadi ia berdiri di sini. sama sekali, Hyuri belum melihat bayangan Biexiu.
...----------------...