NovelToon NovelToon
My Beloved Presdir

My Beloved Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:70.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Poel Story27

Kesedihan Rara mencapai puncak hanya dalam waktu satu hari.

Setelah orang tuanya batal menghadiri acara wisudanya, Rara malah mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya sendiri.

Rara mendapati kenyataan yang lebih buruk saat ia pulang ke tanah air.

Sanggupkah Rara menghadapi semua cobaan ini?

Ig : Poel_Story27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Akan Menolaknya

Mansion Richard.

"Tuan, hasil tes DNA sudah keluar. Tuan muda adalah ayah biologisnya Rio," suara Jefri dari seberang telpon.

"Kerja bagus, Jef!" sahut Brian sambil tersenyum mendengar kabar baik itu.

"Saya masih ada pertemuan dengan pimpinan cabang perusahaan kita, Tuan! Jika mendesak, saya bisa mengirimkan orang kita untuk mengantar dokumen itu ke mansion Anda," ucap Jef.

"Lanjutkan saja pekerjaanmu, lagipula dokumen itu tidak terlalu penting, karena aku sudah yakin Rio adalah cucuku sebelum hasil tes itu keluar." Brian memutuskan sambungan telponnya.

"Bagaimana?" tanya Lidya.

"Seperti yang aku katakan kemarin, tes DNA nya pasti sesuai, karena semua petunjuk sudah membuktikan. Rio memang cucu kita," sahut Brian.

"Oh, syukurlah!" Lidya tersenyum lega.

Sean memasuki mansionnya, ia tersenyum menatap sosok perempuan berumur yang sedang duduk di samping ibunya.

"Oma kapan datang?" sapa Sean lalu mencium kedua pipi omanya itu.

"Oma baru saja datang, Sayang!" jawab oma Vyna.

"Mengapa mendadak sekali? Oma juga tidak mengabariku, harusnya aku bisa menjemput Oma di bandara!" ujar Sean.

"Ibumu mengabari bahwa kau akan segera menikah, makanya oma datang! Mana mungkin oma melewatkan pernikahan cucu kesayangan oma!" sahut oma Vyna.

Sean tersentak, ia tahu pernikahan mana yang dimaksud omanya. Pernikahannya dengan Rara, bukan pernikahan dengan Vita kekasihnya.

Sean mengalihkan pandangan pada ibu, lalu ayahnya. "Ayah, ada yang ingin aku sampaikan!"

"Tentang apa?" tanya Brian.

"Tentang hubunganku dengan Rara, aku minta maaf, Ayah! Aku membohongi Ayah dan Ibu. Sebenarnya kami tidak memiliki hubungan apa-apa, aku membawa Rara ke sini hanya agar Ayah dan Ibu merestui hubungan hubunganku dengan Vita, aku sangat mencitai Vita, jadi aku harap Ayah melamarkan Vita untukku," ujar Sean.

"Apa? Jadi kau membohongi kami!" Brian meninggikan suara, sedangkan Lidya mencibir di sampingnya.

"Maafkan aku, Ayah! Aku sudah berterus terang, jadi aku mohon hentikan rancana Ayah untuk melamar Rara. Dan untuk apa Fashion Glorie bekerja sama dengan perusahaan mereka. Fashion Glorie sudah lama mendominasi pasar internasional, kita tidak membutuhkan perusahaan mereka sebagai partner," lanjut Sean.

Brian mengeraskan Rahangnya. "Tidak ... ayah tetap akan melamarkan Rara!"

"Fashion Glorie itu perusahaanku, apa urusanmu ingin mengatur dengan siapa kami akan bekerja sama! Lagipula perusahaan mereka sangat berpotensi!" Sean mendapat pelototan dari omanya.

Sean menghela napas berat. "Baiklah, aku tidak akan memaksa, karena itu memang hak Oma." Sean mengalihkan pandangan pada Brian. "Tapi untuk rencana pernikahan dengan Rara, tolong Ayah batalkan."

"Tidak bisa! Aku sudah memutuskan untuk mengambil Rara sebagai menantu!" Seru Brian dengan tegas.

"Ayah ... aku tidak tahu bagaimana wanita itu sudah meracuni pikiran Ayah, dan juga Ibu. Tapi Ayah harus tahu, dia bukan wanita yang baik, dia wanita yang culas. Dia pasti punya niat buruk kepada keluarga kita," ucap Sean memasang wajah melas.

"Aku tidak peduli! Dan aku sama sekali tidak melihat keburukan dalam dirinya!" sergah Brian.

Sean kembali menghela napas berat. "Bukan itu cuma, Ayah! Kita adalah keluarga terpandang, dia adalah seorang janda. Dia wanita rendah, dia tidak pantas untuk dijadikan menantu!"

"Harusnya kau berkaca, Sean! Berani kau bilang wanita itu rendahan, dia adalah wanita yang hebat! Bahkan jauh lebih hebat darimu, di usia muda dia sudah memiliki karir yang cemerlang. Lihatlah dirimu, kau memimpin anak perusahan keluarga selama lima tahun, tapi tidak ada kemajuan. Perusahaan itu mungkin sudah gulung tikar, jika tidak ada Sandy yang menghandle tugas-tugasmu. Ibu bahkan tidak yakin kau bisa ikut memimpin URM group suatu saat nanti," geram Lidya, ia sudah tidak sabar untuk ikut menimpali.

"Keputusan sudah dibuat! Kau tetap harus menikah dengan Rara!" tegas Brian tidak ingin dibantah.

"Tidak ... aku tetap tidak mau! Pantang pisang berbuah dua kali, pantang bujangan dapat sisa!" Sean berlalu meninggalkan keluarganya. 'Meskipun aku sudah berkali-kali medapatkan yang masih baru,' batin Sean di ujung kalimatnya.

"Kau tahu akibatnya jika menolak perintah Ayahmu!" raung Brian Kesal.

Sean keluar dari mansionnya, ia mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Ia sudah jujur kepada orang tuanya, tapi rencananya malah gagal total. Sean harus memikirkan rencana lainnya.

Lidya mengusap lembut punggung tangan Brian, untuk meredam emosi suaminya itu.

"Bagaimana, Mom? Apa tidak sebaiknya kita beri tahu Sean tentang Rio!" Brian meminta pendapat mommynya.

"Jangan bodoh! Anakmu itu sangat keras kepala, dia juga memiliki banyak akal bulus. Kau dengar tadi, dia baru saja meminta memutuskan kerja sama dengan paradise fashion, agar ia dapat mengusiknya. Coba kau pikirkan, Brian! Sean mungkin akan menerima kehadiran anaknya, tapi tidak dengan ibunya, kau bisa memisahkan seorang anak dengan ibunya. Karena Sean sudah dibutakan gadis yang menjadi kekasihnya itu," seru oma Vyna.

"Jadi bagaimana pendapat, Mommy?" tanya Brian pelan.

"Nikahkan mereka secepatnya! Anakmu itu butuh shock therapy agar dapat mebuka matanya," jawab oma Vyna.

"Tapi itu bisa membuat calon menantu kami tersiksa!" sanggah Brian.

"Tidak ada jalan lain! Ya ... tidak terdengar berbeda dengan apa yang dulu kau lakukan pada Lidya." Oma Vyna melangkah menuju kamarnya.

Lidya tertawa geli mengingat masa-masanya dulu, ia mencibir melihat suaminya yang sedang tersenyum kecut, karena sindiran keras ibu mertuanya.

***

Paradise Fashion.

Rara langsung kembali ke kantor setelah mengantar Rio ke apartemen.

"Ra, sepertinya ancaman Sean tidak terjadi, tidak ada gangguan apapun yang datang sampai saat ini," ujar Luna.

"Entahlah, mungkin saja dia sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar. Kita berdo'a saja agar itu tidak terjadi," sahut Rara pelan.

Tokk ... Tokk!

"Masuk!" sahut Rara.

Rara mengkerutkan dahinya saat melihat orang yang datang itu adalah Sean.

"Mau apa kau ke sini?" tanya Rara.

Sean menyeringai. "Tenanglah, Nona! Aku tidak datang untuk membuat keributan, aku pernah berjanji untuk tidak mengganggumu lagi saat kau mau membantuku pada waktu itu. Aku hanya ingin menepatinya! Jadi apa kita bisa bicara baik-baik?"

"Baiklah, silahkan duduk!" Rara menunjuk kursi di depan meja kerjanya.

"Begini Nona Nadira! Aku ingat kau pernah berjasa membantuku, jadi aku menghargainya. Aku sudah memikirkan baik-baik, tidak ada gunanya aku membuat kekacauan di perusahanmu. Jadi aku berbaik hati untuk mengurungkan niatku itu, karena sebenarnya aku juga tidak ingin memiliki musuh," ujar Sean.

"Lalu apa maumu?" tanya Rara cepat.

"Orang tuaku bersikeras, untuk mengambilmu sebagai menantunya. Sedangkan kita adalah 2-orang asing, yang tidak saling mengenal apalagi mencintai. Orang tuaku akan datang untuk melamarmu, aku hanya meminta kau menolak lamaran itu, meskipun aku tahu kau tertarik padaku. Tapi ini untuk kebaikan kita berdua tentunya," ujar Sean diiringi senyum yang menyebalkan.

'Ciihh ... dasar pria sakit jiwa! Percaya diri sekali dia, tanpa dia minta pun aku akan menolak lamaran orang tuanya. Siapa di dunia ini yang mau memiliki suami sakit jiwa seperti dirinya,' batin Rara.

"Jadi, bagaimana Nona! Kau setuju dengan permintaanku?" tanya Sean penuh harap. Karena Rara adalah harapan satu-satunya bagi Sean. Setelah orang tuanya mengeluarkan perintah yang tidak bisa ia bantah.

"Tuan Sean Richard tenang saja! Aku juga tidak tertarik punya suami sepertimu," jawab Rara sambil tersenyum tipis.

Sean mengepalkan kedua tangannya, hanya ada satu wanita menolak pesona dan hartanya, yaitu Nadira. Tapi kini Sean tidak boleh menampakkan jiwa temperamennya, ia harus bersukur Rara bersedia, karena kini cuma Rara sendirilah yang bisa membatalkan rencana pernikahan mereka.

"Terimakasih, Nona! Aku pamit!" Sean beranjak keluar dari ruang kerja Rara.

Satu masalah selesai, Sean kini menuju apartemen Vita, untuk menjelaskan kepada orang tua kekasihnya itu. Bahwa orang tuanya sedang sibuk, dan pertemuan keluarga diundur untuk sementara.

Bersambung.

Jangan lupan tinggalkan like, vote dan komen!

1
dikmilss
Baru baca karya sebagus ini di tahun 2025/Sob/
Arida Susida
Luar biasa
himawatidewi satyawira
gaya kodok nyungsep hbs ditendang dr menara sutet bisa vit?
Latifatul Ainiyah
bukannya Rara di indo, seannya di Milan ya kalau pun urusan kerjaan kok keluarga nya jg di indo
rosalia puspita
Luar biasa
Maizuki Bintang
bgs
Queenchaca
Binggung sean kan yg awal dulu di club deketin rara dia masih sadar belum mabok masa sampe ngga inget sama sekali ke rara paling ngga wangi tubuh nya gitu ah pusing sendiri
Racan Ok
lanjut thort
Sanjaria Abubakar
jijik Thor sama sen cari cowok yang baik untuk rara
Sanjaria Abubakar
cocok Vita sama sen sama-sama setan
Deistya Nur
keren
Gina Savitri
Mungkin rara dan gerry satu sekolah sama julie juga dulunya 🤔
Ilham Risa: Hai kK, mampir yuk kak ke novel aku "Pembalasan Sang Narapidana" makasih kak🥰
total 1 replies
Gina Savitri
Mana mungkin vita menyesal hatinya udah di penuhi dendam, baru ketangkep kemarin aja mulut beracun nya maki2 anak buah papa brian
fancha
Luar biasa
minah
bagusss
mvraaa
bagu
Oktavia
cerita orang kaya bodoh ini. punya otak ga guna….. tipe kayak gini jd pemimpin….
Oktavia
aneh ya…. sdh pernah tidur bareng tpi ga kenal wajah.
Dewi Bayuningsih
bagua
Racan Ok
lanjut thort
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!