Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Ratih terduduk menatap Mbah Suti yang ada di depannya tengah duduk, membicarakan mengenai pengganti sayeba.
"Aku akan pikirkan nanti bersama Patih dan Ratuku, karena kamu pemujaku istirahatlah malam ini di istanaku."
Naga Seta menyambut Mbah Suti untuk beristirahat di istananya, wanita itu awalnya menolak.
"Jika kamu tak beristirahat semalam bagaimana kamu mau tahu keputusanku," jawab Naga Seta membuat Mbah Suti mau tak mau harus menginap di keraton Seta.
"Dayang!" panggil Ratih.
"Inggih Gusti," jawab dayang yang berjalan menghampiri Ratih.
"Siapkan kamar untuk wanita ini, dan pastikan dia tak akan kekurangan apapun," ucap Ratih.
"Baik kanjeng Ratu," sahut dayang itu.
"Antarkan dia ke kamarnya," perintah Ratih.
"Sendiko Gusti," jawab Dayang mengantarkan Suti ke kamar tamu yang akan disiapkan.
Ratih hanya menghela napas lelah, lantaran dirinya menatap ke samping. Naga Seta menatap Ratih dengan tanpa ekspresi.
"Kenapa Ratuku? Apa kamu belum bisa melupakan masa lalumu sebagai manusia?" tanya Naga Seta menatap istrinya.
Ratih hanya menggelengkan kepala, dirinya bukan memikirkan hal itu. Tapi belakangan ini ada sesuatu dalam dirinya yang ingin di puaskan yakni---dendam pada keluarga kepala Desa.
"Bukan Kanda, aku merasa sesuatu yang aneh dalam diriku---entahlah ada perasaan emosi tapi sulit di ledakan."
Ratih berbisik kepada sang suami, Naga Seta tersenyum sekilas---wajahnya yang tampan dengan senyum tipis menambah maskulin di pandangan Ratih.
Tangan Naga Seta menyentuh tangan Ratih---lalu Naga Seta berbicara kepada istrinya mengenai hatinya.
"Nanti kita bicarakan Dinda, sekarang kita urus masalah dan keluh kesah Desamu dulu."
Naga Seta berbicara dengan lembut kepada Ratih, membuat senyum tipis di bibir Ratih terbit. Mau tak mau suka tak suka Ratih sudah menjadi manusia setengah siluman---jadi dirinya mendampingin Naga Seta dan mengatur pemerintahan.
"Patih Chandra Welang, wilayah permukaan Sungai di wilayah Desa Cempaka----aku tugaskan kamu mengendalikan Desa itu, bagaimana menurutmu?" tanya Naga Seta meminta saran dan menunjuk langsung, Patih yang memimpin Desa Cempaka.
"Mohon Gusti dengarkan saran Hamba," ujar Chandra Welang.
"Hamba setuju jika tumbal dari kerbau diganti Babi, tapi Hamba mau 10 ekor Babi." Chandra welang dengan ikat kepala emas di kepalanya.
Ratih diam tak mau banyak bicara, dalam hatinya ini berlebihan malah jika 10 ekor babi---sama saja harganya melebihi satu ekor kerbau.
"Patih aku akan bicara?" ujar Ratih membuat para Patih menoleh dan Naga Seta menoleh ke samping.
"Ini terlalu memberatkan, kenapa tidak lima ekor dengan ukuran besar saja---aku rasa itu cukup," kata Ratih sebagai Ratu.
Patih Chandra welang mengepalkan tangannya lalu mengatakan jika lima ekor tak akan cukup, karena rakyatnya---ular welang yang mendiami Desa Cempaka sangat banyak dan butuh makan agar tak menganggu warga.
"Patih Chandra tak perlu emosi, yang mulia Ratu hanya memberikan saran," kata Welang Kama---sejenisnya.
"Maafkan aku Patih, tapi Desa Cempaka juga menjaga ular welang agar tak di bunuh---kita perlu juga memberikan mereka keringanan," kata Ratih.
"Gusti Ratu mohon maaf, tapi jika manusia di berikan keringanan mereka akan besar kepala dan akan memanfaatkan kita," ujar Patih siluman bulus.
"Baiklah, menurut kalian tumbal hewan maunya berapa?" tanya Ratih dengan polosnya.
"Kalo hamba 10 kanjeng Ratu," ujar Patih Chandra Welang.
"Jangan 10, lebih baik 15 karena manusia itu harus tahu----jika mau pengganti harus lebih mahal," jawab Sapta Weling.
Ratih terdiam dirinya tak tahu harus menjawab apa, karena usahanya membela Desanya sudah pupus----hati kecilnya berkata----bagaimana cara mendapatkan pengganti tumbal setidaknya lebih murah dan tak mempersulit warga Desa.
Patih Sapta Weling menatap Ratih yang terlihat amat gelisah, lalu menanyakan pada sang Ratu mengenai apa yang di pikirannya.
"Mohon maaf yang Mulia Ratu, jika hamba lancang---apa yang sebenernya kanjeng Ratu pikirkan?" tanya Sapta Weling salah satu Patih yang duduk di depannya.
"Dinda katakanlah jika kau memiliki jalan keluar," bisik Naga Seta selaku sang suami.
"Kanda, Dinda memiliki ide---bagaimana jika tumbal sayeba tetap Babi 10 ekor tapi---tentukan saja minimal beratnya," usul Ratih.
"Mohon ampun gusti, hamba tak mengerti maksud Gusti," ujar Welang Kama.
Naga Seta berpikir lalu meminta tangan Ratih untuk di lihat apa maksudnya, Ratih akhirnya memberikan tangannya kepada sang suami.
Mata Naga Seta menatap Mata Ratih yang tatapannya lembut tapi penuh arti----Ratih menatap mata sang suami yang tajam selayaknya tatapan elang.
Lalu di depan para Patih muncul seperti layar tapi dengan kekuatan gaib---layar itu menunjukkan apa maksud kanjeng Ratu.
Para Patih berbisik-bisik mengenai berapa ukuran sayeba yang nanti harus di berikan Desa Cempaka, sedangkan Ratih sudah keringat dingin.
Naga Seta akhirnya mengerti maksud sang istri, lalu Patih Sanca Kama mengusulkan satu usulan jika mereka ingin Sayeba Babi dan setuju.
"Baiklah kami setuju sayeba kerbau di ganti Babi jadi 10 ekor," ujar para Patih setelah diskusi yang panjang.
"Setiap bulan kami akan menerima Sayeba berupa babi---hamba akan diskusikan dengan rakyat welang lainnya kanjeng," ujar Chandra Welang.
"Silahkan Paman Chandra Welang, aku akan tunggu jawabannya."
Ratih menghela napas lega, setidaknya harga Babi tak semahal kerbau---kerbau bisa di gunakan membajak sawah, tapi Babi mayoritas masyarakat Desa Cempaka tak akan makan Babi.
Jadi wajar saja Sayeba di berikan Babi, dan para ular Welang semoga mau menerima usulan Sayeba ini.
*
*
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.