NovelToon NovelToon
Evil Bodyguard

Evil Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Lari Saat Hamil / One Night Stand / CEO / Hamil di luar nikah / Mafia
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Riya Wardu

Sekilas hampir mirip dengan cerita yang sempat viral beberapa waktu lalu. Tetapi ini murni karya Author, hanya ada sedikit kemiripan alur saja.

Menceritakan tentang seorang gadis bernama Zahwa Qarira Nazhira yang mencintai pengawal pribadinya yang bernama Liam Martin Robinson. Akan tetapi, Liam justru berbuat jahat ke Zahwa hingga suatu ketika Zahwa bertemu dengan seorang pria yang ternyata mengagumi dirinya sejak dulu.

Akankah Zahwa memaaafkan Liam dan kembali mencintai Liam?

Simak ceritanya ya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riya Wardu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Kembali Ke Indonesia

Pelepasan demi pelepasan Zahwa dan Theo keluarkan. Pergulatan mereka berlanjut hingga di kamar mandi, di bawah guyuran air shower mereka saling menyes4p daging kenyal. Tak mau istrinya kelelahan dan sakit karena kedinginan akibat ulahnya, Theo mempercepat tempo memaju mundurkan pinggulnya. Dan erangan panjang keluar dari kedua nya menutup olahraga di malam itu.

Saling membantu membersihkan diri, lalu memakai piyama tidur dan saling memeluk mengarungi mimpi indah hingga waktu pagi menyapa.

Alarm ponsel Zahwa berdering membuat dia perlahan membuka matanya. Dia melihat sang suami yang masih terlelap, kemudian dia mencium lembut keningnya.

Hanya Ilustrasi

"Sayang, bangun yuk udah mau shubuh.. "

Ucap Zahwa ke Theo yang masih memejamkan matanya.

Buka malah bangun atau membuka matanya Theo justru makin erat memeluk Zahwa dan menelusup ke leher indah Zahwa kemudian mengecupnya.

"Sebentar sayang.. "Jawab Theo dengan suara serak khas bangun tidur

"Ayo bangun Mas, udah mau shubuh.. Bangunin juga anak kamu, dia nggak mau sholat shubuh kalau bukan yang kamu bangunin.. "Pinta Zahwa ke Theo agar beranjak dari tidurnya.

Teringat Gabriel, Theo pun perlahan membuka mata nya dan beranjak untuk membersihkan diri dan juga berwudhu untuk melaksanakan ibadah sholat shubuh.

Theo mengakui jika dia seorang bajingan, dia bukan orang alim dia juga mengakui jika dirinya jauh dari Tuhan. Namun, semenjak dia mengenal dan menikah dengan Zahwa dia mulai mempelajari tentang agama. Karena dia juga mengajarkan ke anaknya untuk taat beribadah, cukuplah masa lalu dia yang bajingan. Sekarang dia akan menjadi seseorang yang lebih baik untuk keluarga kecilnya.

Selesai membersihkan diri dan berwudhu kemudian memakai baju koko untuk sholat yang sudah disiapkan Zahwa lalu Theo menuju kamar anaknya. Dia membuka pintu yang menghubungkan kamar mereka dan kamar Gabriel.

Terlihat Gabriel yang masih terlelap memeluk bantal guling berbentuk pisang. Pemandangan manis itu membuat Theo tersenyum, tidak bisa dipungkiri memang Gabriel bukan darah dagingnya tapi rasa cinta dan sayang dia ke Gabriel sudah seperti Ayah dan anak kandung.

"Sayang.. Bangun yuk, kita sholat shubuh.. "Ucap Theo membangunkan Gabriel dengan menepuk pelan pipinya.

"Euungghh... "suara lenguhan Gabriel karena merasa terusik tidurnya.

Bukan malah terbangun justru Gabriel makin memeluk bantal berbentuk pisang kesukaannya. Hal itu membuat lucu di mata Theo, terbesit lah ide untuk menjahili sang anak.

"Daddy sama Mommy mau sholat shubuh, habis sholat kita mau minum susu coklat hangat dan roti selai strawberry habis itu makan buah anggur yang kemarin Mommy beli.. Hmm, enaknya.. Nanti mau Daddy habiskan buah anggurnya juga.. "

Ucap Theo sengaja menggoda Gabriel agar terbangun dari tidurnya.

Dia tau itu adalah makanan dan minuman kesukaan anaknya, jadi dia sengaja menggoda mengatakan akan menghabiskan makanan dan minuman kesukaan anaknya berharap agar sang anak segera beranjak dari tidurnya.

Dan benar saja, baru saja Theo beranjak dari duduk di tepian ranjang tidur Gabriel. Gabriel langsung terbangun dan menghadang Theo di pintu kamar.

"Nggak boleh.. Daddy nggak boleh habisin makanan dan minuman Riel, itu Mommy yang beli buat Riel bukan buat Daddy.. "

Ucap Gabriel dengan merentangkan kedua tangannya menghadang Theo di pintu kamarnya agar Theo tidak keluar terlebih dulu.

"Ya gimana ya? Habisnya anak ganteng Daddy nggak mau bangun buat sholat shubuh.. Jadi Daddy makan saja roti sama buah anggurnya.. "

Balas Theo dengan yang menghampiri Gabriel di pintu kamar berpura-pura akan membuka pintu.

"Oke.. Riel sholat shubuh, Riel mau wudhu dulu.. Tapi janji Daddy jangan keluar dari kamar Riel dulu, tunggu Riel wudhu dulu.. "

Ucap Riel menuruti perintah Daddy nya untuk sholat tetapi sekaligus memperingatkan Daddy nya agar menunggu dirinya selesai bebersih dan wudhu.

Dan sambil mengacak-ngacak rambut anaknya Theo mengangguk meng-iya kan permintaan anaknya. Kemudian dia tersenyum dan menyuruh sang anak untuk segera bebersih dan berwudhu.

Menemani anaknya berwudhu hingga selesai membuat Theo bangga dengan anaknya. Di usia nya yang masih empat tahun Gabriel sudah pandai berwudhu, ya walaupun terkadang seperti orang habis mandi karena seluruh rambut dan badan dia basah semua. Tapi itu membuat Theo bangga.

Terkadang dalam pikiran Theo apa dia salah ya? Memberi iming-iming dan terkadang seperti memberi sebuah ancaman kecil agar sang anak mau sholat? Seperti tadi jika dia tidak mau sholat maka makanan dan minuman kesukaan Gabriel akan dia makan semua. Ah.. Tapi entah lah, dalam hati kecil Theo yang terpenting dia menanamkan nilai agama dalam diri anaknya. Cukup dia yang pernah menjadi bajingan, jangan sampai anak-anaknya menjadi bajingan. Begitu lah kira-kira hati dan pemikiran Theo.

Beberapa menit berlalu Gabriel yang dibantu Theo sudah selesai berwudhu dan memakai pakaian koko untuk sholat. Kemudian mereka beranjak ke Musholla di Mansion nya.

Theo sengaja membangun sebuah musholla di Mansion miliknya untuk sholat para pekerja di Mansionnya. Theo juga membangun tempat ibadah yang layak untuk pekerja yang bukan Muslim. Jadi semua pekerja di sana bisa beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing tanpa saling menganggu. Hal seperti inilah yang membuat para pekerja merasa nyaman bekerja dengan Theo, untuk hal ibadah juga diutamakan.

Terlihat di Musholla Mansion beberapa orang sudah di sana untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim. Theo segera menurunkan Gabriel yang sejak dari kamar meminta untuk digendong oleh Daddynya. Pak Rasyid --- kepala pelayan di Mansion Theo yang menjadi imam sholat shubuh. Sebenarnya Pak Rasyid tidak enak hati jika dia menjadi imam sholat di Mansion, tetapi Theo berkata tidak apa-apa toh Pak Rasyid lebih paham tentang ilmu agama dibanding dirinya.

Selesai sudah menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim. Semua kembali menjalankan pekerjaan masing-masing sesuai job desk mereka.

Di Kamar Theo dan Zahwa.

Ceklek

(Zahwa membuka pintu kamarnya)

Dia tersenyum ke arah suaminya yang ternyata sudah rapi dengan pakaian kerja yang telah disiapkan sebelum memasak ke dapur.

"Sayang, kemarilah.. "Pinta Theo menyuruh Zahwa untuk duduk di samping nya

Dia menepuk-nepuk tepian ranjang agar Zahwa duduk di sampingnya.

"Sayang, ada yang mau aku bicarakan sama kamu.. "

Ucap Theo sembari mengenggam salah satu tangan Zahwa.

Zahwa mengerutkan kedua alisnya. Dia melihat Theo seperti ragu-ragu mengatakan sesuatu. Seperti ada yang disembunyikan.

"Ada apa? "Tanya Zahwa yang tersenyum ke arah Theo

Theo menghela nafasnya lalu mulai mengatakan jika kemarin Papa nya menelpon menginginkan agar mereka pulang ke Indonesia. Papa Leon meminta Theo untuk kembali menghandle perusahaan Papa Leon yang ada di Indonesia, karena Papa Leon menginginkan untuk pensiun dan ingin menikmati masa tua bersama cucu-cucunya.

"Aku belum mengatakan ke Papa jika aku setuju, aku bilang ke Papa mau bertanya ke kamu dulu.. Jika kamu mau dan setuju ya kita pulang ke Indonesia, tapi jika kamu tidak mau ya nggak pa-pa nanti aku akan bilang ke Papa.. Pasti Papa ngerti kok.. "

Ucap Theo ke Zahwa

Theo sangat paham mungkin Zahwa akan berat hati jika kembali ke Indonesia. Mengingat kejadian na'as beberapa tahun silam yang menimpa dirinya. Bahkan dirinya nyaris depresi.

"Kapan ke Indonesia? "Tanya Zahwa yang membuat mata Theo membelalak dan mulut terbuka.

Dia terkejut kenapa Zahwa langsung menanyakan kapan pulang ke Indonesia? Apa dia sudah tidak trauma lagi dengan kejadian dulu?

"Tutup mulutnya nanti ada lalat masuk, nggak usah melotot gitu juga.. "

Ucap Zahwa dengan tangan mencoba menutup mulut Theo.

"S-sayang kamu tadi bilang? "

Tanya Theo dengan nada sedikit terbata ke Zahwa agar mengulang ucapannya.

Dengan menghela nafas dan tersenyum ke arah Theo dia kembali berucap

"Kapan kita pulang ke Indonesia? "

"Kamu yakin sayang mau ke Indonesia? "

Bukan menjawab justru Theo kembali bertanya ke Zahwa.

Dalam hati dan pikiran Zahwa paham jika Theo mengkhawatirkan dirinya mengingat kejadian dulu. Tapi Zahwa yakin jika ada Theo yang akan selalu melindungi dirinya dan juga Gabriel.

"Aku nggak papa, selama kamu bersama aku dan Gabriel kita berdua merasa aman.. Karena aku percaya you are not a Evil Bodyguard.. Kamu pasti akan melindungi aku dan Gabriel.."

Ucap Zahwa yang memeluk tubuh kekar Theo yang dibalas dengan pelukan hangat dari Theo.

"Aku janji sayang, apapun yang terjadi aku akan melindungi kamu, Gabriel dan anak-anak kita nanti.. "

Balas Theo yang tanpa sadar meneteskan airmata nya begitu pun dengan Zahwa.

Sesuai dengan apa yang direncanakan, hari ini Theo dan keluarga kecilnya bertolak meninggalkan kota Munchen --- Jerman dan akan kembali ke Indonesia. Gabriel sangat senang karena dia bisa berkumpul dengan Opa dan Oma nya, hal itu membuat Zahwa menjadi tenang.

"Ada aku yang selalu menemanimu, jangan takut.. "

Ucap Theo kemudian merangkul dan menyandarkan kepala Zahwa di dada bidangnya.

Cup

"Tidurlah.. Perjalanan masih panjang.. "

Ujar Theo agar Zahwa memejamkan matanya karena perjalanan mereka masih panjang dan jauh.

Saat ini mereka sudah berada di private jet Theo. Untuk Gabriel sendiri sudah tertidur bersama suster Beti dan Bibi Asih.

Di seberang sana..

"Bagaimana? Apa ada kabar terbaru dari mereka? "

Tanya seorang pria ke salah satu orang suruhannya.

"Saat ini mereka bertolak ke Indonesia Tuan.. "

Jawab orang itu ke seorang pria yang ada di hadapannya.

"Tetap awasi mereka, dan jangan sampai mereka tahu kalau kamu dan orang-orangmu mengikuti mereka.. "

Ucap pria itu dengan senyum yang tidak bisa diartikan oleh beberapa orang.

"Baik Tuan.. "

Jawab orang suruhan yang kemudian berlalu meninggalkan pria itu di kursi kebesarannya.

"Berhati-hatilah kalian... "

Ucapnya kembali dengan senyum menyeringai sembari memandang sebuah foto.

1
Bunda Abi
siapa dia,?
Bunda Abi
semangat upnya Thor
Bunda Abi
siapa tuh yg melihat, apakah Liam,?
Bunda Abi
banyak rahasia yang belum terungkapkan yah Thor
Dwi Winarni Wina
Zahwa hanya anak diperlakukan tidak adil, orgtua angkatnya lbh sayang sm anak kandungnya....
Dwi Winarni Wina
Kasian bingit zahwa kurang kasih sayang kedua orgtua, keduanya orgtua lbh sayang adiknya....
zahwa diperlukan kurang baik, jgn kelihatan lemah zahwa tunjukan kpd kedua orgtua sangat kuat dan tanggung....
Putri Ana
thor kapan up nya yah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!