Lily mendapati dirinya masuk ke salah satu novel online karyanya sendiri yang berjudul Raja Iblis Impoten, dan harus membantu sang Raja untuk memiliki keturunan.
Bersama sistem dia harus merubah alur cerita dimana akhirnya dia akan mati mengenaskan di tangan sang Raja yakni suaminya sendiri. Dengan identitas sebagai selir tak diinginkan dia harus merubah nasibnya sendiri.
Mampukah Lily melakukannya?
Novel pertama otor di genre baru, mohon maaf bila masih banyak kesalahan dalam alur cerita ataupun nama tokoh 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Berhasil, tapi ketahuan
“Yang Mulia, saya akan menuangkan minuman untuk anda,” ucap Permaisuri.
“Baiklah,” sahutnya.
Pelayan yang membawakan minuman pun masuk, kemudian keluar setelah menaruh nampan berisi teko dan gelas kecil di hadapan Raja dan Permaisuri.
Permaisuri menuangkan air ke dalam gelas kemudian memberikannya pada Raja, “silahkan Yang Mulia,” ucapnya sopan, ternyata Chen Quan jago akting juga ya, dia bisa selues itu memerankan sosok Permaisuri.
Raja menyunggingkan senyum sambil menatap isi cangkir yang diberikan Permaisuri.
‘Ayo minum cepat, itu obat untukmu jangan sia-siakan obat yang telah susah payah aku dapatkan.’ Batinku meneriakinya.
“Kau minumlah lebih dulu,” dia malah mengembalikan cangkir itu pada Permaisuri.
“Hah, ta-tapi itu untuk Yang Mulia,” dia langsung gugup seketika, ah sial dengan sikapnya itu dia pasti langsung ketahuan.
“SEMUANYA KELUAR!” teriaknya.
Aku langsung ikut dengan antrian untuk keluar, semoga saja Chen Quan berhasil membuat Raja meminum obatnya.
“Kau! Pelayan paling belakang, tetaplah disini!”
Aku membeku untuk sesaat, perintah itu pasti bukan untukku, ya bukan. Aku kembali melangkah maju, namun perintahnya kembali terucap.
“Kau ingin melanggar perintah Raja?” Dia mengeraskan suaranya.
Oh sial! Seketika aku berbalik dan bersimpuh di hadapannya, “maafkan atas kelancangan hamba Yang Mulia.”
Aku melirik kearah Chen Quan, dia juga tampak ketakutan dan terkejut saat melihatku disini dengan pakaian pelayan. Pintu di belakang kami pun seketika tertutup rapat.
“Minumlah ini!” dia malah menyodorkan gelas berisi air campuran obat itu kearahku.
“Yang Mulia itu–,”
Permaisuri langsung merampasnya dan menenggaknya tanpa ragu, “tidak ada apa-apa dalam minuman ini yang Mulia, ini hanya minuman biasa. Mana mungkin saya berani menyakiti Yang Mulia,” ucapnya.
Raja mendengus senyum, “Aku percaya padamu. Tapi, pelayan ini juga harus ikut meminumnya, ayo berikan juga padanya.”
Dengan ragu Permaisuri menuangkan minuman untukku, ‘haish, aku harap obat ini tak ada efek sampingnya padaku.’
Aku menelan salivaku, bersiap untuk meminumnya namun kemudian, “tunggu,” dia menghentikanku, “Permaisuri, kau boleh pergi. Tapi pelayanmu tetap disini.”
“A-apa, tapi Yang Mulia.”
Dia menatap tajam kearah Permaisuri, hanya melihat tatapan matanya saja membuat nyali Chen Quan seketika menciut, dia bangkit kemudian berlalu pergi.
“Selir Su, berhentilah berpura-pura,” ucapnya.
Aku menegakan tubuhku kemudian tersenyum canggung kearahnya.
“Aku tahu kau menambahkan sesuatu kedalam minumanku, tapi yang membuatku heran adalah kenapa Permaisuri melindungimu?”
Aku menghela nafas berat, kalau sudah ketahuan lebih baik mengaku saja sekalian, “Yang Mulia, aku akui aku menambahkan sesuatu kedalam minumanmu. Namun itu adalah obat, yang telah susah payah saya dapatkan.”
“Obat? Untuk apa kau memberiku obat, aku tidak sakit,” dustanya.
“Fisikmu memang tak sakit, tapi itumu yang sakit.”
“A-apa maksudmu?” dia nampak gugup.
“Maafkan hamba Yang Mulia, saya hanya ingin membantu Anda, saya tahu para Menteri mendesak Anda agar segera memiliki keturunan, jadi–,” ucapku terpotong.
“Siapa saja yang tahu soal ini?”
“Saya dan Permaisuri.”
Dia berdecak pelan, “Yang Mulia, percayalah obat yang saya berikan pasti akan menyembuhkan penyakit Anda.”
“Benarkah, atas dasar apa aku harus percaya padamu? Bagaimana kalau kau berbohong dan malah memberiku racun.”
“Aku bersumpah atas nyawaku Yang Mulia. Kalau sampai Yang Mulia tidak sembuh Yang Mulia boleh menghukumku sesuka hati Yang Mulia,” ucapku sungguh-sungguh.
Matanya berbinar, “aku pegang kata-katamu.”
Dia pun lantas menghabiskan sisa minuman itu dari teko. Aku menghela nafas lega, akhirnya dia minum juga obatnya. Untuk beberapa saat dia terdiam, kemudian menatap kearahku.
Apa sudah ada reaksi? Aku melempar tatapan penuh penantian, dia langsung membuang muka kearah lain.
“Pergilah, jangan sampai ada yang melihatmu memakai pakaian pelayan di kamarku.”
“Baiklah. Tapi, apa sudah ada reaksi? Yang Mulia merasakan sesuatu, semacam perubahan di diri Yang Mulia?”
“Sama sekali tidak, mungkin obat yang kau berikan itu palsu,” ucapnya sambil minum air.
“Palsu? Tidak mungkin obat itu palsu, jelas-jelas aku membelinya dari Sistem dengan Sepuluh ribu poin yang aku punya,” gumamku pelan.
“Sistem, Sepuluh ribu poin apa?” tanyanya sepertinya dia mendengar gumamanku.
“Ah, bukan apa-apa Yang Mulia. Kalau begitu saya pamit dulu, silahkan anda beristirahat.”
“Selir Su?” Aku yang hendak berlalu sejenak menghentikan langkahku.
“Ya, Yang Mulia?” aku kembali menoleh.
“Kau... Kau ingin punya anak? Eh maksudku, kau memberiku obat itu karena kau ingin melahirkan pewaris tahta untuk kerajaan ini?”
Aku mendengus senyum, “Yang Mulia mendengar percakapanku dengan Putra Mahkota kemarin?” Dia diam.
“Yang Mulia, aku sungguh tidak berniat untuk memiliki anak dengan Anda. Yang harusnya melahirkan anak untuk Anda, mungkin adalah Permaisuri,” jelasku, tak ingin dia menyalah fahami niatku ini.
“Kau tidak berniat punya anak denganku? Kau itu seorang Selir Su Ying, beraninya kau,” ucapnya tiba-tiba meninggikan suaranya.
‘Ada apa dengannya, kenapa dia selalu marah tiba-tiba begitu?’
“Ya hamba memang Selir, Yang Mulia. Tapi ada Selir-selir yang lain sebelum saya, dan ada Permaisuri Istri sah Anda. Sungguh Yang Mulia, hamba tidak punya niat apa pun, ini semua saya lakukan untuk kebaikan Yang Mulia. Tahta membutuhkan Pewaris dan para Menteri harus di bungkam agar tak terus mendesak Anda untuk memiliki keturunan, lagi pula sudah saatnya Anda memiliki seorang pewaris untuk mengamankan posisi Anda.”
Dia mendengus kasar sembari membuang muka kearah lain, “Pergilah! Ingat kau harus datang ke tempat pelatihan besok!"
“Baik Yang Mulia.”
😀😀😀❤❤❤❤❤
balas tampar 5x dan tendang bokongnya.
😀😀😀❤❤😘😍😙
❤❤❤😘😍😗😗
❤❤❤😘😙😗
❤❤❤❤
lama2 Raja bucin ama Selir Su..
😀😀❤❤😘😍😙
😚😂😂😙😙😗❤❤❤❤
😀😀😀😍😙😗😗❤❤❤❤
siapa yg akan nolongin selir su...
😀😚😚😍😙😗🤔❤❤❤❤
❤❤❤😘😙😙
❤❤😀😀😀😍😙😙
❤❤❤😍😙😗
❤❤❤😍😙😗