NovelToon NovelToon
Suami Ku Yang Relakan

Suami Ku Yang Relakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Leon, pria yang ku cintai selama 7 tahun tega mengkhianati Yola demi sekertaris bernama Erlin, Yola merasa terpukul melihat tingkah laku suamiku, aku merasa betapa jahatnya suamiku padaku, sampai akhirnya ku memilih untuk mengiklaskan pernikahan kita, tetapi suamiku tidak ingin berpisah bagaimana pilihanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

“Sudah sore, gimana menurut kamu kalau kita pulang aja?”

“Boleh, ayo kita pulang. Aku juga mau pulang karena Papa aku telepon aku terus. Aku merasa terganggu kalau Papa telepon aku terus. Jujur, aku merasa lelah aja gitu.”

“Yang sabar, sayang. Kadang nggak semuanya selalu menjadi apa yang kita mau, tetapi kadang-kadang juga nggak. Ya begitulah… kamu nggak bisa… maksud aku, gimana ya.”

Yoto pulang ke rumah, meninggalkan Yola di rumah pohon.

Yola sebenarnya merasa takut berada di rumah pohon sendirian, untungnya ia sudah membeli makanan. Jadi ketika lapar, ia masih bisa makan.

Sementara itu, Yoto yang sudah berada di rumahnya tidak bisa berkata apa-apa. Dirinya sendiri sudah babak belur tanpa sebab.

Yola di rumah pohon hanya diam saja sambil beberapa kali mengecek HP, lalu menatap kosong. Tidak ada kabar dari Yoto, tetapi Yola tetap berpikir positif, mungkin Yoto sedang sibuk atau ada urusan dengan papanya.

Sedangkan Yoto di rumah sudah merasa jenuh, tetapi ia tidak boleh keluar karena papanya memarahinya habis-habisan. Itu akibat kebohongan yang ia lakukan kemarin.

Lantas, tidak ada alasan bagi Yoto untuk menemani Yola saat itu. Namun, ia tetap berharap bisa segera keluar dari rumah agar bisa bertemu dengan Yola.

Yola yang sudah kelamaan menunggu Yoto akhirnya memilih tidur. Matanya sudah tidak tahan lagi, seperti tinggal 5 watt saja.

---

Keesokan paginya di rumah pohon.

Yola masih tertidur, sedangkan Yoto sudah datang pagi-pagi ke rumah pohon untuk melihatnya.

Yola kaget saat bangun ternyata Yoto sudah ada di depannya. Tanpa sadar, Yola langsung menutup mata dan buru-buru merapikan dirinya.

Yoto hanya tersenyum, tidak bisa berkata apa-apa. Baginya, kecantikan Yola saat bangun tidur benar-benar alami.

“Kamu kok datang nggak bilang-bilang sih? Kan aku lagi jelek. Kalau misalkan aku jelek kayak gini, nanti kamu bosen sama aku gimana?”

“Nggak kok, kamu cantik. Kata siapa kamu jelek? Lagi pula, aku lebih suka kulit muka kamu kayak gini daripada kalau kamu pakai bedak atau dandan. Aku malah nggak suka, karena aku jadi lupa muka asli kamu kayak apa. Ternyata aslinya lebih cantik daripada kalau kamu dandan.”

Yola yang mendengar itu tersipu malu. Tapi bagaimanapun, ia tetap merasa harus dandan dan memakai bedak tipis agar wajahnya tidak terlalu pucat.

Yola langsung bersiap-siap mandi, sedangkan Yoto menunggu di luar. Saat itu, ia sempat melihat HP Yola berdering—ada pesan dari papa Yola.

Pesan itu berisi kabar bahwa papanya akan menikahkan Yola dengan pria yang lebih tua. Yoto, sebagai pasangannya, menolak hal itu. Tanpa sepengetahuan Yola, ia menghapus pesan tersebut.

Bagi Yoto, Yola tidak perlu tahu isi pesan itu, karena mungkin akan membuatnya sedih. Walau begitu, ia sendiri tidak tahu bagaimana perasaan Yola sebenarnya.

Yoto tidak akan pernah berani melepaskan Yola begitu saja. Walaupun papanya sendiri menentang, cintanya kepada Yola begitu tulus dan besar, tidak bisa ditandingi kasih sayang siapapun.

Setelah selesai mandi, Yola melihat ke arah Yoto dengan wajah pucat pasi. Ia lalu mendekati Yoto dan mendekapnya erat.

Yoto kaget melihat Yola tiba-tiba mendekapnya seperti itu. Ia tidak menyangka Yola bisa melakukan hal demikian.

“Kamu kenapa? Mukamu pucat. Kamu lagi sakit, apa gimana?”

“Enggak kok, aku nggak sakit. Aku lagi kepikiran sesuatu aja. Tapi tiba-tiba pikiran itu hilang, jadi ya udah. Biarin aja hilang, jangan diingat lagi.”

“Oh iya, kemarin kan kamu pulang. Gimana hubungan kamu sama Papa kamu? Baik-baik aja atau gimana?”

“Kamu bisa lihat kan? Mukaku, badanku sakit. Itu karena dipukul Papa aku. Ya hal itu udah biasa terjadi. Mau gimana pun, memang sifat Papa kayak gitu. Walaupun aku kurang figur Mama, aku nggak bisa melawan Papa sendiri. Mungkin Mama juga sudah lelah dengan sifat Papa yang seperti itu.”

Yola mendengar perkataan Yoto, hatinya hancur. Ia merasa tidak bisa membahagiakan Yoto sepenuhnya seperti pasangan lain. Namun, Yola selalu berusaha memberi yang terbaik agar Yoto tetap bisa merasakan kasih sayang utuh, meski dirinya juga tidak sempurna.

“Yang sabar ya. Mungkin Papa kamu lagi banyak masalah yang bikin kepalanya pusing. Jadi kamu juga harus memahami dia. Tapi kalau memang sifatnya seperti itu… ya sudah, balik lagi ke kamu. Semua keputusan ada di kamu, bukan di aku.”

“Memang sifat aslinya kayak gitu sih. Jadi menurut aku agak susah juga kalau mau terlalu dekat atau baik sama dia.”

“Ya udah, semua tergantung kamu aja. Lagi pula aku juga nggak bisa memaksa kamu untuk melakukan hal yang nggak kamu suka. Senyamannya kamu aja pokoknya.”

“Makasih ya, kamu selalu jadi pendengar setia aku. Kadang aku jadi nggak enak sama kamu, karena aku sering ngeluh. Padahal aku calon suami kamu. Nanti kalau kita udah nikah, pasti aku ngeluh terus ke kamu. Maafin aku ya.”

Yola mendengar itu rasanya seperti mimpi. Walaupun ia tidak tahu masa depan akan seperti apa, ada perasaan kuat bahwa Yoto mungkin tidak akan menjadi pasangannya di masa depan. Entah kenapa, perasaan itu begitu jelas.

Namun di sisi lain, Yola tetap berharap mereka bisa bersama sampai tua. Walaupun tak tahu ke depan bagaimana, ia hanya bisa berdoa dan berharap.

“Kamu lagi mikirin apa? Ayo, kita ke sekolah. Nanti telat.”

“Iya, ini juga mau ke sekolah kok. Ayo.”

Saat hendak naik motor, Yola melirik ke arah Yoto. Tak lama, ia terdiam sebentar ketika melihat ada penjual nasi uduk. Dirinya lapar, tapi ia tidak punya uang.

Yoto, sebagai pacar yang peka, tidak tega melihat Yola lapar. Akhirnya, ia menepi sebentar dan membeli nasi uduk.

Yola kaget karena Yoto bisa mengetahui isi hatinya. Ia tersenyum melihat hal itu. Tanpa sadar, si ibu penjual nasi uduk bertanya pada mereka:

“Masih SMA kok sudah nikah muda? Kuliah dulu, cari kerja baru nikah. Kan jadinya nggak berantem. Sayang banget, muka masnya tampan, tapi kok babak belur. Apa kena mbaknya?”

Yola merasa aneh dengan perkataan ibu itu. Padahal luka di wajah Yoto bukan karena dirinya, tapi malah disalahpahami. Orang-orang sekitar pun ikut melihat, membuat Yola merasa malu.

Yoto hanya tersenyum, lalu menjawab:

“Bu, ini bukan istri saya. Ini pacar saya. Kami belum menikah, Bu. Masih sekolah, benar kata ibu. Kalau sekolah itu jangan buru-buru nikah. Yang benar itu cari uang dulu. Nah, sekarang kami lagi sekolah, Bu. Lagi fokus untuk lulus. Doain ya, Bu, semoga kami lulus. Dan luka di wajah saya ini bukan karena pacar saya, tapi karena masalah pribadi yang nggak bisa saya jelaskan. Pacar saya ini orangnya baik, kok. Dia nggak aneh-aneh.”

“Oh, saya kirain istri mas. Ternyata bukan ya. Soalnya cocok sih kalian. Kalau bersama, cantik sama ganteng. Kalau jadi satu, pasti anaknya juga cantik dan ganteng.”

“Makasih ya, Bu. Doain aja. Kalau memang jodoh, nggak akan ke mana. Tapi kalau bukan, pasti sudah ditentukan jodoh masing-masing. Kami cuma bisa menjalani, tapi yang merencanakan tetap Yang Di Atas.”

“Iya, bener itu. Tapi nggak apa-apa sih. Kalau menurut saya, kalau emang suka, langsung gas aja. Nggak usah mikir panjang. Buat apa lama-lama. Kalau udah cocok, ya kan?”

Yoto hanya tersenyum, sementara Yola merasa risih dengan perkataan ibu itu. Suaranya cukup keras sampai orang-orang ikut memperhatikan mereka.

“Sayang, kamu mau makan apa dari nasi uduknya?”

“Telur dadar, mie goreng, sambal ikan teri, sama tempe goreng satu. Udah, itu aja.”

“Nggak ada yang lain lagi? Hanya mau itu aja?”

“Iya, itu aja.”

Yoto pun mengulang pesanan Yola. Akhirnya nasi uduk mereka siap untuk dibawa ke sekolah.

Di perjalanan, Yola hanya diam saja, tidak berkata apa-apa. Namun Yoto sudah paham, mengapa Yola dari tadi hanya diam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!